"Apa mereka udah mulai?" Junkyu sibuk bergulat dengan pikirannya sendiri begitu ia menghirup aroma sebuah feromon yang datang dari arah kamar Haruto dan sang wanita memasuki indra penciumannya. Menyegarkan, sepertinya itu milik--
"Loh? Bukannya cewek itu wangi feromonnya vannila?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ia pernah menghirupnya, aroma feromon sang wanita yang tergolong manis. Lalu aroma segar ini milik siapa? Haruto? Bagaimana bisa ia mencium aroma pemuda Watanabe itu sementara keduanya sama-sama alpha?
Yah, Junkyu belum tahu saja.
"Pine and rain, ya?" gumamnya. Aroma yang menarik, Junkyu sepertinya menikmatinya. Ia menggeleng pelan dan mencoba berpikir positif. Mungkin saja aroma ini berasal dari kamar lain.
Sekarang apa yang harus ia lakukan sementara Haruto di dalam sana dan bersenggama dengan wanitanya? Memainkan beberapa mesin slot mungkin akan menyenangkan, berhubung ia sedang malas bermain kartu, toh ia juga mengetahui beberapa trik untuk memenangkan permainan ini.
Pemuda Kim itu menghampiri sebuah mesin yang terletak tepat di sebrang deretan kamar yang biasa digunakan untuk bercinta. Aroma feromon yang sebenarnya milik Haruto itu tercium samar-samar memasuki hidungnya, sementara ia belum begitu mencium aroma sang wanita dari dalam sana.
Jujur saja, feromon itu menenangkan.
Ia menikmati permainannya sembari ditemani aroma segar dari feromon Haruto. Setelah beberapa saat sibuk bermain dengan benda tersebut, ia mendengar suara pintu dibuka dengan cukup kasar.
Kepalanya menoleh, "eh? Haruto? Lo udah selesai?" tanyanya begitu melihat Haruto keluar dari kamar tersebut dengan ekspresi yang-- tidak menyenangkan.
Tak menjawab, Haruto melangkahkan kakinya dengan tempo agak cepat dan segera mengambil jaketnya. Ia berniat untuk pulang dari sana saat itu juga, bahkan ia mengambil kunci mobil Junkyu yang tergeletak di atas meja. Sengaja, agar Junkyu juga ikut pergi dari tempat ini karena ia pasti tak sudi ditinggalkan.
"Lo mau kemana?" melihat kunci miliknya diambil begitu saja, Junkyu segera menyusul. Enak saja ia ditinggal sendirian disini sementara mobilnya dibawa pergi.
"Pulang," jawab Haruto singkat.
"Haruto!" panggil Junkyu sembari berlari kecil menyusul pemuda itu yang melangkah menuju parkiran. Ia bingung dengan tingkah laku Haruto yang tiba-tiba aneh seperti ini. Apakah terjadi sesuatu di dalam kamar sementara dirinya di luar? Mengapa pemuda Watanabe itu nampak kesal begitu keluar dari kamar?
"Masuk," ucap Haruto sembari membukakan pintu penumpang untuk Junkyu.
Koala itu berkedip bingung, mematung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk menurut begitu melihat ekspresi kesal Haruto padanya. Ia duduk pada kursi penumpang dan segera disusul Haruto.
Begitu keduanya memasuki mobil, Haruto langsung saja menginjak pedal gas dan membawa mereka pergi dari casino itu. Ia menyetir dengan kecepatan cukup tinggi, untung saja jalanan daerah sana sedikit lenggang pada malam itu, meskipun dalam beberapa lokasi cukup macet. Yah, Junkyu percaya saja Haruto takkan mencelakakkan diri untuk hari ini, ia bukan pemuda yang seperti itu.
Junkyu tenggelam dalam pikirannya, bingung dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. "Lo kenapa?" tanyanya. Selain itu ia juga bingung mengapa aroma yang dihirupnya tadi masih tercium hingga sekarang.
Pemuda Watanabe tersebut sama sekali tak menjawab, hanya diam sepanjang perjalanan tanpa mengatakan apapun. Pandangan tajamnya lurus ke arah jalanan, menghiraukan pertanyaan Junkyu.
***
Begitu Haruto selesai memarkirkan mobilnya dengan aman di rumah keluarga Kim, ia segera saja pergi dari sana dan berjalan memasuki rumah. Bahkan ia membanting pintu mobil cukup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Harukyu ver.]
Teen FictionKim Junkyu merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Watanabe Haruto yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya gue, J...