9

985 99 8
                                    

"Junghwan, ayo ke kantin bareng gue," Junkyu yang saat ini entah mengapa bersemangat, menghampiri Junghwan yang masih terduduk di bangkunya. Bel tanda istirahat benar-benar baru saja berbunyi, namun Junkyu sudah menghampirinya terlebih dahulu. Gerak cepat sekali pemuda koala ini, entah apa tujuannya.

"Gue ga laper," balas Junghwan, sembari melirik kecil ke arah Haruto yang juga masih terdiam di bangkunya, sibuk mempersiapkan presentasi yang akan dilakukannya setelah jam istirahat ini.

Junkyu menyadari lirikan kecil tersebut, "udah ayo, gue traktir hari ini." Ia langsung saja menggenggam tangan Junghwan dan menariknya keluar kelas, berjalan perlahan menuju kantin sekolah. Junkyu tak ingin Haruto mengambil kesempatan lagi untuk berduaan dengan Junghwan, maka ia akan membawa pemuda So itu menjauh dari Haruto.

"Tapi--" Junghwan hendak protes. Ia tak ingin pergi ke kantin. Dan lagi ia bingung mengapa Junkyu tiba-tiba bersikap demikian padanya setelah mereka kenal cukup lama sebagai teman satu kelas. Ia selalu menolak Junkyu sejak awal, atau siapapun itu yang berusaha mendekatinya. Namun sebagai omega, kali ini ia sedikit merasa terintimidasi.

Junkyu memang tersenyum padanya, namun seolah ada unsur mengancam dibalik senyumannya kali ini.

"Kyu, gue--" Junghwan berusaha menolak, namun lidahnya kelu. Ia tak tahu harus memberikan reaksi seperti apa. Kemanakah keberaniannya untuk menolak orang-orang seperti biasanya?

"Lo mau makanan berat atau roti-rotian?" tanya Junkyu begitu mereka sampai di antrian kantin. Belum begitu ramai karena mereka datang cukup awal. Jelas saja, Junkyu segera menyeret Junghwan begitu bel berbunyi.

Junghwan mencoba melepaskan genggaman Junkyu. "Ga perlu, Kyu," tolaknya.

Bukannya melepaskannya, Junkyu malah semakin mengeratkan genggamannya. Menandakan dirinya sedang tak ingin ditolak saat ini, "lo harus ambil, buat merayakan kemenangan gue kemarin."

Pemuda So itu menatap Junkyu bingung, "kemenangan apa?"

"Casino," balas Junkyu.

"Ohh.." Junghwan tahu Junkyu senang bermain, namun baru kali ini ia benar-benar baru mengetahui bahwa sang koala pun pergi ke tempat-tempat semacam itu. Tak mengejutkan sih, namun tetap saja menurutnya itu berlebihan.

Anyway, sementara Junkyu memesankannya makanan --yang entah apa Junghwan pun tak tahu, ia pasrah saja--, pemuda itu bergulat dalam pikirannya. Haruskah ia menanyakan soal Junkyu dan Haruto yang tinggal bersama? Apakah ia memiliki hak untuk mengetahui hal tersebut? Sejujurnya ia penasaran soal itu dan terus memikirkannya sejak dirinya mendengar percakapan mereka semalam.

Jika itu memang benar, Junghwan sedikit iri.

Ia menghela nafasnya berat, berniat untuk memutarbalikkan tubuhnya dan beranjak dari sana, "gue balik ke kelas--"

"Ga. Lo disini sama gue," potong Junkyu. Ia benar-benar ingin makan siang bersama pemuda itu hari ini dan harus mendapatkannya apapun yang terjadi.

"Lo kenapa tiba-tiba maksa gini?" tanya Junghwan, sedikit kesal namun tak ingin menunjukkannya terlalu jelas. Junkyu benar-benar aneh.

"Makan aja udah."


***


"Gue gamau, Kyu," Haruto sibuk melontarkan kalimat tolakan untuk Junkyu. Ia sedang menikmati waktunya meminum satu gelas kopi dan tiba-tiba koala itu mengajaknya pergi. Ia ingat saat itu Junkyu memintanya untuk ikut pergi ke casino dan ia tak ingin menginjakkan kaki di tempat tersebut sedikitpun.

"Ayo, kita ga pernah jalan bareng kan selama lo disini?" memang benar sih perkataan Junkyu yang satu ini. Tetapi bukankah alasan mereka tak pernah menghabiskan waktu bersama adalah karena Junkyu yang tak menyukai Haruto?

ENIGMA [Harukyu ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang