Junkyu melangkahkan kakinya menuju kamar Haruto dengan wajah memelas. Sejak tadi Jaehyuk sibuk menanyakan apakah dirinya sudah meminta maaf atau belum. Maka dari itu, si pemuda koala akhirnya memutuskan untuk menuruti permintaannya ketimbang terus-terusan ditanyai oleh sahabatnya.
Cklek!
Seperti biasa karena Junkyu itu tidak sopan, tanpa mengetuk ia pun langsung membuka pintu tersebut, menampilkan Haruto yang tengah merebahkan dirinya di tempat tidur sambil bermain ponsel.
Dahi Haruto mengernyit, meminta penjelasan kali ini apa alasan Junkyu memasuki kamarnya tanpa izin. Ia sudah biasa sih sebenarnya, namun tetap saja menyebalkan.
Junkyu hanya mematung di ambang pintu. Ingin mengeluarkan kata-kata yang sejak tadi tertahan di mulutnya. Setelah terdiam selama beberapa saat, alih-alih mengatakan maaf, yang keluar dari mulutnya justru--
"Lo pasti suka sama Junghwan?"
Haruto berkedip bingung, lalu kembali mengalihkan atensinya pada ponselnya, "ga jelas." Buang-buang waktu saja menunggu Junkyu berbicara. Ia sempat berpikir bahwa Junkyu akan meminta maaf karena membuatnya harus menemui dokter dan memeriksa tangannya. Untung saja kulitnya tidak terluka terlalu parah berkat pertolongan pertama dari Junghwan.
Sekarang Junkyu malah menuduhnya menyukai pemuda itu. Percuma saja ia berharap banyak.
"Udah akuin aja, gue tau kok lo cuma pura-pura," bukan. Ini bukanlah kalimat yang seharusnya Junkyu lontarkan. Ia tahu itu. Tetapi-- ah sudahlah.
"Berisik banget. Berhenti masuk-masuk kamar gue dan ngomongin hal ga jelas," protes Haruto. Ia cukup lelah menghadapi tingkah koala aneh itu setiap harinya. Entah mengapa dirinya benar-benar tidak bisa tenang barang sekejap.
"Udah gue bilang harusnya ini kamar gue," Junkyu menutup pintu sebelum melangkahkan kakinya masuk. Ia memutuskan untuk duduk di lantai sembari menyenderkan punggungnya pada ranjang Haruto.
"Terserah lo deh."
"Gausah caper sama Junghwan, dia susah dideketin," masih saja membicarakan topik yang sama. Junkyu ini sebenarnya bingung, bagaimana ia harus memulai permintaan maafnya karena sudah mengatakan hal-hal yang tak masuk akal sejak ia membuka pintu tadi. Dari awal saja dirinya sudah kacau, sekarang ia tak tahu harus bagaimana menjembatani obrolan mereka agar menjadi lebih baik.
Haruto menghela nafasnya panjang, "siapa juga yang caper?"
"Lo lah. Siapa lagi? Masih nanya pula," bukannya membaik, Junkyu malah semakin terpancing dengan topik pembicaraan yang dibuatnya sendiri.
Pemuda Watanabe itu mengernyit. Apa yang membuat Junkyu menuduhnya seperti ini, sih? Yang dirinya ingat adalah ia tak melakukan hal aneh lain dan hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang Junghwan berikan padanya. Bukankah semua penyebab dari kekacauan ini adalah Junkyu sendiri? "Lo iri?" tanyanya.
Junkyu menghadap Haruto sejenak sembari memicing, "ngapain iri? Gue udah nyoba hampir semua omega di sekolah gue ya." Entah mengapa dirinya menjadi pamer, meskipun hiperbola. Tentu saja sekolahnya yang besar itu memiliki banyak omega, namun tak mungkin ia pernah mencoba semuanya.
Haruto cukup terkejut sebenarnya dengan pernyataan Junkyu. Wah, dirinya jujur saja belum pernah menyentuh siapapun. "Lo.." ucapannya terhenti, tak ingin melanjutkan kalimatnya.
"Kenapa? Lo masih perjaka? Pftt.." Junkyu menahan kekehannya melihat tatapan bingung Haruto. Kali ini ia merasa menang karena setidaknya pernah merasakan bercinta dengan seseorang. Ah, tenang saja. Junkyu tak pernah mengklaim siapapun. Belum saatnya. Ia hanya bermain-main, ayolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Harukyu ver.]
Teen FictionKim Junkyu merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Watanabe Haruto yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya gue, J...