Haruto berjalan melewati lorong sekolah, menghiraukan tatapan orang-orang yang entah mengapa hari ini tertuju padanya. Bukan tatapan benci tenang saja, hanya saja pandangan mereka cukup aneh, seperti tengah kebingungan. Yah, Haruto tak terlalu mempedulikannya, sih.
"Pagi, Haruto. Semua orang ngomongin lo hari ini," ucap Junghwan begitu Haruto telah sampai di kelasnya. Pemuda So itu menghampiri Haruto dan duduk di sebelahnya hanya untuk sekedar mengobrol mengenai berita pagi ini.
"Soal apa?" Haruto penasaran, meskipun tak begitu peduli. Kira-kira rumor macam apa tentangnya hari ini?
Junghwan sedikit ragu sebenarnya. Ia bukan orang yang nyaman membicarakan hal ini, "lo.. belum pernah.. itu.." ucapannya terpotong, berharap Haruto mengerti dengan sendirinya. Hey, ia malu, tahu?
Sayangnya Haruto tak paham, ia hanya melayangkan tatapan bingung pada pemuda itu.
Menghela nafasnya sejenak karena pada akhirnya tak bisa menggunakan kode untuk menjelaskan apa yang tengah terjadi, Junghwan melanjutkan, "sorry kalo gue frontal. Orang-orang ngomongin soal lo yang ga berpengalaman di.. ranjang." Ia mengalihkan pandangannya, antara malu atau tak enak membicarakannya. Mungkin saja Haruto akan tersinggung, meskipun ia rasa Haruto bukan orang yang seperti itu.
Begitu mendengar ucapan Junghwan, Haruto hanya ber-oh ria. Ia sudah memprediksikannya sebenarnya akibat kejadian semalam, hanya sedikit tak menyangka akan menyebar secepat ini. "Oh? Ini kerjaan Junkyu ya?" tanyanya sembari mengalihkan atensinya pada ponselnya.
Siapa lagi memangnya jika bukan karena koala sialan itu?
"Mungkin. Dia keliatan seneng banget hari ini," jawab Junghwan. Ia ingat begitu dirinya mengamati sang koala yang tengah tertawa bersama beberapa teman alphanya saat dalam perjalanan menuju kelas.
"Apa aja komentar orang-orang?" meskipun ia tak terganggu dengan isi pikiran mereka, tetap saja Haruto penasaran bagaimana pendapat anak-anak sekolah mengenai seorang alpha yang masih perjaka di kelas 12 ini.
Ia rasa itu bukan hal yang aneh, entah lingkungan sekolah ini yang salah atau dirinya yang salah.
Junghwan hanya mengendikkan bahu, "mereka kaget lo ga seperti kelihatannya," ucapnya jujur. Ia pun setuju saja sebenarnya jika Haruto terlihat seperti seorang berandalan brengsek yang suka berganti-ganti kekasih dalam jangka waktu yang dekat, meskipun kenyataannya justru sebaliknya.
Pernyataan Junghwan membuat Haruto mengangkat sebelah alisnya bingung, "emang gue kelihatannya gimana?"
"Lo.." Junghwan berdehem sejenak, ia sedikit malu untuk mendeskripsikan bagaimana Haruto di mata anak-anak sekolah mereka. Ia mengalihkan pandangannya ke samping begitu Haruto menoleh penasaran, "lo ganteng, badan lo ideal, aura lo mendominasi. Gue rasa wajar kalo orang lain mikir lo itu punya banyak pengalaman." Ada sedikit rona merah pada kedua pipinya ketika membicarakan hal ini.
Haruto hanya menatap Junghwan dalam diam. Apakah benar itu yang orang lain pikirkan tentangnya? Yah, dirinya memang enigma, sih. Ia rasa itulah alasan mengapa mereka berekspetasi lebih padanya.
"Lo ga mikirin perkataan mereka kan?" melihat Haruto yang hanya terdiam, Junghwan khawatir apakah ucapan orang-orang itu mengganggu pikiran Haruto.
"Orang-orang benci nerd kaya gue, kah?" tanya pemuda Watanabe itu.
Junghwan menggeleng kecil sembari mengembangkan senyuman tipisnya, "gue rasa nanti juga mereka pada terbiasa. Dan lo bukan nerd."
***
Begitu Haruto melangkahkan kakinya keluar kelas dan hendak menuju kantin, ia melewati sekelompok orang yang rupanya tengah membicarakannya. Ada Junkyu pula dalam kelompok tersebut, memandang rendah dirinya. Jangan lupakan Jaehyuk yang juga selalu ada di sampingnya, namun tatapannya tak serendah Junkyu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA [Harukyu ver.]
Teen FictionKim Junkyu merupakan seorang alpha dominan, setidaknya sebelum ia bertemu dengan sosok Watanabe Haruto yang merupakan seorang enigma, alpha dari segala alpha. "Gue ini alpha sejati, asal lo tau!" "Lo akan tetap jadi omega di bawah enigma kaya gue, J...