CHAPTER 4

12 3 0
                                    

✧༺🕊༻✧

"Gue tahu kalau lo anak Aphrodite. Tapi jangan mentang-mentang lo punya charmspeak, terus lo bisa seenaknya pakai kekuatan itu buat morotin anak orang kali."

Zander benar-benar mematung di bangkunya, setelah pandangannya mengarah ke mata cokelat Sofia Sekarang, gadis itu dengan santainya melanjutkan perkataannya.

"Seratus juta?! Yang bener aja!" Gadis itu berseru.

"Lo masih punya tenaga, kan? Lo bisa jalan? Lo bisa lari? Kalau lo butuh uang nggak gitu caranya, goblok. Memanfaatkan kekuatan dari nyokap lo untuk morotin anak-anak borjuis. Hih. Lemah banget jadi cowok. Apalagi lo ini demigod."

Sekarang Sofia malah menatap Zander dengan kedua alis tertaut. Pemuda itu masih tak bisa berkata-kata. Sedangkan dalam hatinya berbagai pertanyaan muncul. Terutama pertanyaan yang paling utama adalah, siapa sebenarnya Sofia ini?

Selama 17 tahun Zander hidup di dunia ini, belum ada yang mengerti siapa jati dirinya sebenarnya kecuali dirinya sendiri dan ayahnya. Tapi kali ini, seorang gadis yang memergokinya melakukan aksi charmspeak, yang sukses membuatnya khawatir selama dua hari. Dan sekarang, gadis ini resmi menjadi teman sekelasnya, dengan gampangnya bilang kalau dia tahu siapa Zander?

Tapi, yang paling Zander herankan adalah kenapa gadis yang tengah berhadapan dengannya, menatap tepat pada matanya ini sama sekali tak mengagumi dirinya.

Ketika perempuan lain melihat dirinya, mereka akan dengan otomatis menyukai, mengagumi, atau bahkan langsung jatuh cinta dengannya. Tapi Sofia justru menatapnya dengan tatapan tajam dan bahkan mengatakan dirinya tadi goblok?

Zander heran setengah mati.

Sofia beranjak dari kursinya, pandangannya tetap terkunci pada Zander. Dia melangkah mendekati meja Zander.

"Ke-kenapa lo tahu kalau gue..."

Sofia tertawa kencang. Jenis tawa yang nyaring dan mengisi seluruh ruangan. Kalau saja situasinya tidak seperti ini, Zander pasti tak keberatan jika Sofia tertawa lagi.

"Kalau sampai lo gunain charmspeak lo itu untuk ngelakuin hal goblok kayak kemarin, dan kalau lo nggak menyadarkan itu si anak borjuis, siap-siap aja foto dan video lo tersebar ke tangan semua orang di sekolahan. Terutama kepala sekolah," ujar Sofia penuh penekanan di setiap katanya.

Seketika kedua tangan Zander gemetar. Sekelebat bayangan terbesit di benaknya. Foto dan videonya yang sedang beraksi melakukan charmspeak pada Lily, yang mana dia adalah salah satu gadis paling populer dan paling kaya di sini, tentu saja hal itu bisa memancing amarah banyak orang. Apalagi Axel.

Zander buru-buru menggeleng. "Nggak. Please, jangan kasih tahu siapa-siapa."

Dia tak bisa membayangkan bagaimana marahnya Axel jika mengetahui berita tentangnya. Kalaupun iya, tamat sudah riwayat Zander.

Sofia tersenyum miring melihat raut wajah Zander yang telah pucat sejak tadi. Dasar anak Aphrodite, ujarnya dalam hati.

Gadis itu tak mengucapkan satu kata pun sebelum ia akhirnya melenggang pergi meninggalkan Zander sendirian di kelas.

Sementara cowok itu memegangi dadanya. Seumur-umur, baru kali ini Zander mengalami jantung yang hendak copot. Sebuah rencana muncul dalam otaknya, pokoknya, bagaimanapun caranya, Zander harus bisa membatalkan Lily untuk memberinya cek sebesar seratus juta yang dia minta kemarin.

Zander tak mau menanggung resiko yang lebih besar ketika perbuatannya diketahui lebih banyak orang, terutama Axel. Entah apa yang akan cowok itu lakukan jika mengetahui apa yang Zander perbuat kepada gadis tunangannya itu. Tidak, bahkan Zander sendiri tak berani membayangkan kemungkinan terburuk.

SON OF APHRODITE (UPDATE SETIAP HARI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang