CHAPTER 5

15 3 2
                                    

✧༺🕊༻✧

"Nah, jadi seperti yang kita lihat sekarang di depan kita ini adalah lapangan utama tempat semua siswa-siswi dan guru-guru serta staff sekolah melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin."

Tangan kanan Adrian menunjuk lapangan utama yang luas dan terdapat tiang bendera yang menjulang tinggi.

"Kenapa tadi pagi nggak upacara?" tanya Sofia penasaran.

"Ah... itu karena memang kadang-kadang kita nggak melaksanakan upacara. Mungkin karena suatu alasan tertentu." Manik mata Adrian melirik ke arah lain, padahal dia sendiri tak tahu alasannya.

Mereka berjalan ke arah kanan. Sambil berjalan melewati sederet ruangan, Adrian menjelaskan. "Kalau deretan gedung ini adalah ruangan untuk kelas sepuluh. Yang di depan ini untuk deretan kelas sepuluh IPS dan yang di sampingnya adalah deretan kelas sepuluh IPA."

Sofia mengangguk-angguk paham. Dia memperhatikan setiap tempat dengan detil. Dia bahkan bertanya ketika ada sesuatu yang ingin ia tanyakan. Hingga sampailah mereka di bagian belakang sekolah.

"Di bagian belakang adalah tempat kehidupan berbagai klub, atau sama saja dengan ekstrakurikuler jika di sekolah lain. Di sini, kita punya sederet ruangan dengan dua lantai yang digunakan sebagai ruang sekretariat berbagai macam klub. Di depannya kita punya lintasan lari yang dipakai setiap hari. Dan di sana, kita punya stadion tempat latihan atau bertanding futsal, voli, dan juga basket."

"Nah, Sofia. Karena lo udah resmi menjadi siswi SMA Esa Cakrawala, lo harus memilih minimal satu klub yang akan kamu ikuti. Karena wajib hukumnya bagi setiap siswa kelas sepuluh dan sebelas untuk ikut menjadi bagian dari sebuah klub. Jadi, kamu mau ikut klub yang mana? Gue bisa bantuin lo untuk masuk ke klub yang lo mau." tawar Adrian dengan penuh ramah tamah.

Sofia menatap berbagai macam ruang sekretariat yang berada di depannya. Dengan berada di bagian belakang sekolah, berarti mereka hampir selesai melakukan school tour. Gadis itu meletakkan jari telunjuknya di dagu. Kalau boleh jujur, sebenarnya Sofia tak terlalu tertarik untuk mengikuti suatu klub apapun.

"Kalau klub memanah sambil berkuda ada nggak?" tanyanya asal. Tapi memang kalau ada, Sofia mungkin tertarik mengikutinya.

Adrian berdehem. Dia mengingat-ingat. Dia kemudian terkekeh. "Ehem, kalau klub berkuda sambil memanah itu nggak ada di sini."

Sofia mencebik. Dalam hati sebenarnya dia sudah menduga sih.

"Tapi," kata Adrian mengerling ke arah Sofia. "Kalau lo pengin latihan berkuda sambil memanah, lo bisa lakuin itu sama gue. Kebetulan paman gue punya tempat latihannya. Gimana? Lo mau nggak?"

Tanpa sepengetahuan Adrian, Sofia ternyata sejak tadi mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tepatnya ke taman belakang. Di sana ada beberapa siswa yang sedang duduk-duduk di bangku sambil membaca buku, ada juga yang sedang duduk berduaan sambil berbincang. Tapi, seorang cowok menyita perhatian Sofia.

Seorang cowok berambut pirang yang sedang mengarahkan kameranya ke sebuah objek tumbuhan.

Tentu saja Sofia tahu siapa cowok itu. Hanya ada satu cowok berambut pirang keemasan di sekolah ini. Siapa lagi kalau bukan Zander.

Yang Sofia tak tahu adalah bahwa saat itu Zander tak sendirian di taman. Pemuda itu sedang bersama dengan seorang perempuan. Mereka bertemu sejak keduanya keluar dari sekolah. Baik Zander atau perempuan itu, keduanya sama-sama sedang memegang kamera di tangan masing-masing.

"Sofia?"

Sofia terlonjak merasakan tepukan pada pundaknya. Dilihatnya Adrian yang nampak keheranan. "Eh, iya?"

SON OF APHRODITE (UPDATE SETIAP HARI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang