CHAPTER 2

24 3 1
                                    

✧༺🕊༻✧

Pagi hari itu, sinar matahari baru muncul malu-malu, langit nampak biru bersih dengan sebagian awan putih yang semakin menambah kesan pagi yang indah.

Dengan suasana pagi sebagus ini, tentu saja Zander tak mau menyia-nyiakannya begitu saja. Setelah melakukan jogging dari jam lima hingga jam enam (dia sengaja melakukannya pagi-pagi sekali karena tak ingin banyak orang menyadari kehadirannya), Zander buru-buru mengambil kamera kesayangannya dan pergi ke halaman belakang rumah. Salah satu tempat kesukaannya karena di sana terdapat berbagai macam jenis tanaman. Meskipun kebanyakan adalah berbagai macam jenis bunga.

Zander menyirami semua bunga dengan air sebelum dia mengambil angle yang pas untuk difoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zander menyirami semua bunga dengan air sebelum dia mengambil angle yang pas untuk difoto.

Cekrek
Cekrek

Cowok itu tersenyum melihat hasil jepretannya. Meskipun hanya tanaman biasa, tapi Zander jagonya mengambil foto objek biasa menjadi aesthetic.

Dia mengambil beberapa bunga kering dan memegangnya tepat di depan wajahnya. Dia kemudian mengarahkan kameranya ke wajahnya dan yap, sebuah jepretan yang sempurna. Meskipun hanya menampilkan sebagian wajahnya saja, tetapi foto itu jelas-jelas sangat memiliki nilai keindahan tersendiri.

Ya, beginilah rutinitas Zander saat weekend. Selalu bereksperimen dengan kamera kesayangannya yang dibelikan ayahnya sejak awal SMA. Zander sangat bersyukur karena dengan adanya kamera itu, dia bisa terus mengembangkan hobinya. Namun, dari sekian banyaknya foto-foto aesthetic yang dia ambil, tak ada satu pun foto yang Zander bagikan ke media sosial.

Mungkin kadang-kadang Zander mengunggah sebagian foto yang dia ambil di instagram pribadinya, tetapi akunnya itu bersifat privat. Zander hanya menerima followers yang merupakan temannya saja.

"Good job, Zan. Pagi yang cerah, foto-foto yang indah. Apalagi yang lebih menyenangkan dari semua ini?" Zander bermonolog.

Setelah merasa sinar matahari cukup membuatnya kepanasan, Zander kembali ke dalam rumah. Seketika dirinya dilanda kesepian. Ayahnya telah berangkat bekerja, dia bekerja di sebuah restoran sebagai chef untuk masakan Italia. Itu karena dia memang orang Italia asli. Lalu kenapa dia bisa tinggal di Indonesia?

Dulu, saat masih remaja, ayah Zander adalah seorang backpacker. Dia telah bepergian ke negara-negara tropis di Asia sejak umur 17 tahun. Dan pemuda itu mendarat di Indonesia, tepatnya di Bali saat dia berumur 19 tahun. Usia yang sangat muda saat Franco Di Angelo bertemu dengan Aphrodite.

Siapa yang bisa menolak pesona Sang Dewi Cinta? Franco terhanyut dalam kecantikan Aphrodite. Karena itulah, dia harus memiliki dan merawat Zander di umurnya yang masih 20 tahun.

Miaw
Miaw

Terdengar suara kecil lucu. Seketika Zander sumringah ketika mendengar suara kucing kesayangannya.

SON OF APHRODITE (UPDATE SETIAP HARI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang