✧༺🕊༻✧
Tempat memanah dan berkuda yang dimiliki Om-nya Adrian memiliki luas yang kira-kira sama dengan lapangan golf yang kemarin Axel datangi. Berapa luasnya? Yang jelas lebih dari satu hektar.
Sofia dan Axel berkendara beberapa jam hingga akhirnya mereka sampai di tempat tujuan yang berada di kota hujan. Mereka berangkat pagi-pagi sekali, bahkan sebelum matahari terbit.
Sesampainya di sana, Adrian langsung menyambut kedatangan mereka. Wajahnya nampak terkejut melihat Sofia yang datang bersama Axel. Cowok itu tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi-giginya.
Dan rupanya, Sofia juga sama terkejutnya dengan Adrian. Sejak kemarin, Axel tak memberinya info apa-apa lagi tentang tempat ini selain tempat berkuda dan memanah. Sofia sama sekali tak menyangka jika Adrian juga berada di tempat ini.
"What's up, man!" Adrian menyambut Axel dengan memeluk sahabat karibnya itu.
"As you can see, bro. Selalu happy dong." Bullshit. Salah satu keahlian Axel adalah berbohong tentang keadaannya.
Adrian memandang gadis yang mengenakan jaket kulit hitam dan navy jins. Pandangannya turun ke bawah dan melihat gadis itu mengenakan sepatu bot hitam. Benar-benar style yang menarik, pikirnya. Dia tak kuasa membiarkan bibirnya menjadi datar.
Melihat ekspresi Adrian yang menggemaskan, Sofia jadi greget. Dia pun mengawali diri untuk menyapanya. "Hai, Adrian! Apa kabar?"
Tak tanggung-tanggung, Sofia mencondongkan badannya ke Adrian dan melakukan cipika-cipiki (cium pipi kanan-cium pipi kiri). Bukan beneran cium, namun sekedar saling menempelkan pipi. Tapi disertai suara ciuman. You know lah.
Ya, Sofia memang 'sesopan' itu.
Baik Axel maupun Adrian tercengang. Axel melotot sambil bergumam, "wow..."
Adrian mematung dan ia tak bisa menyembunyikan pipinya yang blushing.
"Lah, ditanyain malah bengong aja," celetuk Sofia membuat Adrian salah tingkah.
"Gue ... baik, kok. Gue nggak nyangka kalau lo bakal ikut ke sini. Kalian udah lama kenal ya?" tanya cowok itu sambil memandang Sofia dan Axel bergantian.
"Jadi, Sofia ini tetangga baru gue, Dri. Dia baru pindahan karena pindah sekolah juga. Dan gue juga nggak nyangka kalian ternyata udah kenal. Sejak kapan?"
"Sejak hari pertama gue jadi murid di SMA Esa Cakrawala. Adrian dateng nawarin gue buat keliling sekolah, ya, kan?" Sofia melirik cowok dengan warna mata serupa seperti Axel itu.
Adrian mengangguk, masih tersenyum. Dalam hati ia senang sekali melihat keberadaan gadis itu. Sederet hal muncul dibenaknya, tentang berbagai hal yang ingin ia lakukan dengan Sofia.
Saat itu masih pukul sembilan pagi. Lokasi tempat tersebut yang berada di dataran tinggi membuat hawa dinginnya tetap terasa. Apalagi ditambah dengan cuaca hari itu yang cukup mendung dan berawan.
Sofia benar-benar dibuat takjub dengan tempat itu. Berbagai jenis kuda dapat ia temukan di sini, dan jangan lupakan juga tentang area memanah yang sangat keren. Apalagi track berkuda yang dikhususkan untuk memanah juga.
Sofia pikir, perkataan Adrian kala itu hanya basa-basi semata. Ternyata memang apa adanya.
Tempat diadakan party berada di outdoor. Di sana, siapapun boleh bergabung. Berbagai macam makanan dan minuman tersaji. Ada juga panggung yang disiapkan untuk tempat perform beberapa penyanyi undangan. Mulai dari penyanyi jaz, pop, hingga dangdut pun ada. Karena semua orang punya selera musiknya masing-masing, jadi tak ada salahnya mengundang semua jenis penyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SON OF APHRODITE (UPDATE SETIAP HARI)
FantasyMempunyai wajah sempurna bak dewa yunani bukanlah keinginan Zander. Salahkan saja ibunya, Aphrodite sang dewi cinta dan kecantikan. Ya, Zander adalah seorang demigod. Tapi, apa kerennya menjadi seorang anak Aphrodite? Dia tak memiliki kekuatan super...