✧༺🕊༻✧
Pulang sekolah hari ini Zander pulang agak telat. Karena hari ini dia ada jadwal olahraga, terutama materinya adalah voli, tenaganya jadi terkuras. Alhasil saat pulang, Zander tak sanggup untuk melakukan charmspeak di hadapan gadis-gadis yang kemarin tak menjumpainya.
Jadi, mau tak mau Zander pun meladeni mereka satu persatu. Ada yang meminta foto bareng, ada yang mengiriminya bunga dan coklat bahkan ada yang minta dipeluk. Seketika mood Zander down setelah meladeni semu gadis-gadis itu. Tetapi, meskipun moodnya ancur, keadaan itu sama sekali tak mengubah ketampanannya. Karena bagaimana pun keadaannya, Zander akan tetap terlihat tampan dan menawan.
Dan itu adalah salah satu hal yang Zander benci dari dirinya.
Dia berjalan melewati koridor kelas XI IPS dengan sesekali mendesah kelelahan. Zander benar-benar berharap dia tak menemui makhluk perempuan lagi, bahkan dalam hatinya ia sampai memohon kepada sang ibu, Aphrodite.
Baru saja Zander bisa bernapas lega setelah melewati koridor, tepat saat dia hendak melewati ujung kawasan ruang kelas dua belas, tiga cowok berdiri menghadangnya.
Rupanya doa Zander memang terkabul, tapi apa yang dia temui jauh lebih parah dibanding perempuan. Mereka adalah Axel dan gengnya.
Adalah Evan, cowok dengan rambut cokelat berhidung mancung dan Samuel, cowok berperawakan tegap dengan rambut bergelombang. Mereka bertiga merupakan anak-anak dari jajaran orangtua paling kaya di SMA Esa Cakrawala. Rich Boy Club, begitulah mereka dikenal.
Selain kaya, masing-masing dari mereka juga memiliki bakat dan minat yang berbeda. Axel dengan kecintaannya pada Voli, Evan dengan prestasinya di kejuaraan renang, dan Samuel dalam taekwondo. Satu hal yang menyatukan mereka adalah mereka sama-sama suka mengoleksi mobil-mobil elit dan mengenakan fancy things*.*Barang-barang mewah.
Tapi, di balik keglamoran gaya hidup mereka, tak banyak yang tahu. Atau bahkan tak ada yang tahu jika Rich Boy Club sering membully Zander. Seperti yang akan mereka lakukan saat ini.
Axel melangkah maju dengan tatapan tajamnya yang menghujani Zander. Melihat pemandangan itu, seketika nyali Zander menciut. Menghadapi Axel terutama dengan kedua temannya bukanlah hal yang mudah.
Sebuah senyuman miring terukir di bibir Axel. "Rupanya the bitch boy ini udah mulai berani memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan." Suara Axel memenuhi koridor.
Cowok yang lebih tinggi hanya dua senti dari Zander itu telah sampai di depan Zander, jarak mereka hanya selangkah. Axel terus menatap Zander, membuat Zander benar-benar merasa terintimidasi. Tangan besar dan berotot milik Axel meraih kerah kemeja Zander.
"Bitch Boy," ujar Axel tepat pada wajah Zander. Ya, itulah julukan atau panggilan yang Axel berikan untuk Zander. Sebuah kata yang sudah terlalu sering Zander dengar dari mulut Axel hingga dia mulai terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SON OF APHRODITE (UPDATE SETIAP HARI)
FantasyMempunyai wajah sempurna bak dewa yunani bukanlah keinginan Zander. Salahkan saja ibunya, Aphrodite sang dewi cinta dan kecantikan. Ya, Zander adalah seorang demigod. Tapi, apa kerennya menjadi seorang anak Aphrodite? Dia tak memiliki kekuatan super...