𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟕

1K 180 3
                                    


***

Sekarang merupakan jam makan siang. Minwoo terlihat duduk satu meja dengan Jahyun. Pandangan pemuda dengan surai merah itu menangkap atensi [name] yang terlihat celingukan mencari meja kosong.

"[Name]! Ayo kemari." teriak Minwoo menyerukan nama sang gadis agar ia bergabung dengan mereka.

[Name] yang mendengar itu menatap ke arah dua pemuda tersebut, kemudian melangkah ke arah meja mereka.

"Eh!?"

Minwoo berucap kala melihat [name] memilih duduk di meja yang berada di seberang mereka.

Pemuda itu terlihat mendecih kemudian menghampiri [name], "Kenapa memilih duduk disitu? Kan disebelah masih muat beberapa orang." ucapnya.

"Kau berisik, Minwoo! Aku hanya tidak ingin makan satu meja denganmu." balas [name].

Jahyun hanya memandang gadis itu dalam diam. Ia merasa [name] bersikap aneh, tidak seperti biasanya. Kemarin juga, gadis itu tiba-tiba meninggalkan dirinya padahal [name] bukan seseorang yang suka mengingkari janji.

"Kau kenapa sih, [name]? Kau datang bulan? Badmood banget keliatan." ucap Minwoo lalu mendapat tatapan tajam dari [name].

Setelah selesai makan siang, [name] memilih memperhatikan Miyoung yang tengah serius menggambar logo untuk kru sepeda Jahyun.

"Lulus sekolah nanti kau ingin menjadi apa, [name]?" tanya Miyoung pada gadis itu.

"Dokter." jawabnya singkat.

"Begitu, ya." balasnya terus menggambar, "Berarti kau dan Jahyun nanti akan sama-sama menjadi dokter." lanjutnya membuat [name] menatap ke arah gadis berkacamata itu.

"Kau sendiri? Kau ingin menjadi desainer?" tanya [name] membuat Miyoung menatap antusias ke arahnya.

Ia mengangguk dengan mata berbinar, "Benar. Kenapa kau bisa tahu, [name]? Apa Jahyun yang memberitahumu?" tanya Miyoung.

Mendengar itu [name] merasa tidak nyaman dengan binar dimata Miyoung, dengan refleks ia menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan gadis itu.

Padahal kemarin ia hanya tidak sengaja mendengar obrolan Miyoung dengan Jahyun. Yasudah, [name] mengiyakan sajalah, daripada membuat Miyoung kecewa atau salah paham karena menguping dirinya.

Lagipula kemarin ia tiba-tiba pulang meninggalkan Jahyun, entah kenapa. Padahal ia sudah berjanji akan menemani pemuda itu untuk menjemput sepedanya di bengkel Hyerim.

"Tadi kakakku dan Jahyun buru-buru makan dan pergi naik sepeda. Mereka mau kemana?" tanya Yoonha menghampiri kedua gadis itu.

"Entah... kayaknya mau daftar lomba." jawab Miyoung.

Set

Set

"Selesai~" seru Miyoung mengangkat kertas bergambar burung kolibri ke udara, gadis berkacamata itu terlihat bahagia.

•••

Malam pun tiba, [name] yang sudah selesai makan malam terlihat sibuk berpacaran dengan buku-buku nya itu. Hingga suara ribut kini berhasil mengganggu fokusnya.

Tercetak imajiner marah di dahi gadis itu, membuat [name] segera membuka jendela nya lalu berteriak, "Woi! Kalian bisa diam tidak!? Kalian mengganggu tau." ucapnya dengan kesal.

Membuat anggota langit biru bergidik ngeri menatap ke arahnya, "M-Maaf, [name]. Si bodoh itu yang ribut duluan." ujar Minwoo menunjuk Hannam yang tengah menaiki sepeda barunya.

Pemuda dengan plester di bawah hidung nya itu menggaruk tengkuknya, "Hehe, maaf ya, [name]. Aku sedang ingin belajar mengendarai sepeda baruku." ucapnya menampilkan deretan giginya, "Bagaimana, [name]? Sepeda baruku cantik, kan?" ujarnya lagi bertanya membuat gadis itu segera menutup kembali jendelanya.

𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang