***Sekarang merupakan jam makan siang. Minwoo terlihat duduk satu meja dengan Jahyun. Pandangan pemuda dengan surai merah itu menangkap atensi [name] yang terlihat celingukan mencari meja kosong.
"[Name]! Ayo kemari." teriak Minwoo menyerukan nama sang gadis agar ia bergabung dengan mereka.
[Name] yang mendengar itu menatap ke arah dua pemuda tersebut, kemudian melangkah ke arah meja mereka.
"Eh!?"
Minwoo berucap kala melihat [name] memilih duduk di meja yang berada di seberang mereka.
Pemuda itu terlihat mendecih kemudian menghampiri [name], "Kenapa memilih duduk disitu? Kan disebelah masih muat beberapa orang." ucapnya.
"Kau berisik, Minwoo! Aku hanya tidak ingin makan satu meja denganmu." balas [name].
Jahyun hanya memandang gadis itu dalam diam. Ia merasa [name] bersikap aneh, tidak seperti biasanya. Kemarin juga, gadis itu tiba-tiba meninggalkan dirinya padahal [name] bukan seseorang yang suka mengingkari janji.
"Kau kenapa sih, [name]? Kau datang bulan? Badmood banget keliatan." ucap Minwoo lalu mendapat tatapan tajam dari [name].
Setelah selesai makan siang, [name] memilih memperhatikan Miyoung yang tengah serius menggambar logo untuk kru sepeda Jahyun.
"Lulus sekolah nanti kau ingin menjadi apa, [name]?" tanya Miyoung pada gadis itu.
"Dokter." jawabnya singkat.
"Begitu, ya." balasnya terus menggambar, "Berarti kau dan Jahyun nanti akan sama-sama menjadi dokter." lanjutnya membuat [name] menatap ke arah gadis berkacamata itu.
"Kau sendiri? Kau ingin menjadi desainer?" tanya [name] membuat Miyoung menatap antusias ke arahnya.
Ia mengangguk dengan mata berbinar, "Benar. Kenapa kau bisa tahu, [name]? Apa Jahyun yang memberitahumu?" tanya Miyoung.
Mendengar itu [name] merasa tidak nyaman dengan binar dimata Miyoung, dengan refleks ia menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan gadis itu.
Padahal kemarin ia hanya tidak sengaja mendengar obrolan Miyoung dengan Jahyun. Yasudah, [name] mengiyakan sajalah, daripada membuat Miyoung kecewa atau salah paham karena menguping dirinya.
Lagipula kemarin ia tiba-tiba pulang meninggalkan Jahyun, entah kenapa. Padahal ia sudah berjanji akan menemani pemuda itu untuk menjemput sepedanya di bengkel Hyerim.
"Tadi kakakku dan Jahyun buru-buru makan dan pergi naik sepeda. Mereka mau kemana?" tanya Yoonha menghampiri kedua gadis itu.
"Entah... kayaknya mau daftar lomba." jawab Miyoung.
Set
Set
"Selesai~" seru Miyoung mengangkat kertas bergambar burung kolibri ke udara, gadis berkacamata itu terlihat bahagia.
•••
Malam pun tiba, [name] yang sudah selesai makan malam terlihat sibuk berpacaran dengan buku-buku nya itu. Hingga suara ribut kini berhasil mengganggu fokusnya.
Tercetak imajiner marah di dahi gadis itu, membuat [name] segera membuka jendela nya lalu berteriak, "Woi! Kalian bisa diam tidak!? Kalian mengganggu tau." ucapnya dengan kesal.
Membuat anggota langit biru bergidik ngeri menatap ke arahnya, "M-Maaf, [name]. Si bodoh itu yang ribut duluan." ujar Minwoo menunjuk Hannam yang tengah menaiki sepeda barunya.
Pemuda dengan plester di bawah hidung nya itu menggaruk tengkuknya, "Hehe, maaf ya, [name]. Aku sedang ingin belajar mengendarai sepeda baruku." ucapnya menampilkan deretan giginya, "Bagaimana, [name]? Sepeda baruku cantik, kan?" ujarnya lagi bertanya membuat gadis itu segera menutup kembali jendelanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟
Fanfiction𖡼𖤣𖥧𖡼𓋼𖤣𖥧𓋼𓍊 𝐏𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 : - 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐨𝐨𝐜, - 𝐑𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐢𝐛𝐞𝐭. જ⁀➴ 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐚𝐧, 𝐬𝐢𝐥𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤. ========================================= THXᯓᡣ...