𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒𝟎

685 130 20
                                    


***

"Kak, kau— benar-benar ingin membunuhku, ya." ucap [name] kesal.

Saat ini, gadis itu terlihat berbaring di atas rerumputan dengan dada yang kembang kempis akibat menghirup oksigen. Ia terlalu lelah dengan latihan yang Hyuk berikan padanya.

"Memang seperti ini jika kau ingin menang." balas Hyuk yang juga berbaring di samping gadis itu, "Tapi tetap saja itu tidak akan cukup untuk mengalahkanku." lanjutnya menyombongkan diri.

[name] yang mendengar itu menoleh ke arah Hyuk lalu melayangkan tatapan tajam pada pemuda itu, "Sombong banget." hardiknya, Hyuk hanya terkekeh.

Pandangan keduanya kini menatap ke atas langit yang terlihat cantik dengan taburan bintang-bintang. Suara napas [name] terdengar memburu membuat Hyuk kembali menoleh ke arahnya.

"Kenapa memutuskan untuk kembali lagi ke dalam kru mu?" tanya Hyuk.

"Hanya ingin." balasnya singkat, setelah itu ia mengubah posisi nya menjadi duduk kemudian berbalik menatap Hyuk yang masih dengan posisi berbaring nya, "Sudah jam 10 malam. Aku ingin pulang." ujar [name] berdiri disusul Hyuk.

"Kuantar." ucap Hyuk.

•••

Di sekolah, [name] hanya terdiam melihat teman-temannya yang terlihat geram mengetahui fakta jika Yubin melakukan balapan judi di Utube. Sebenarnya ia juga terkejut mengenai hal itu, tapi disisi lain ia mengerti alasan mengapa pemuda itu rela melakukannya. Terlebih lagi jika menyangkut orang yang kita kasihi. Apapun pasti akan kita lakukan untuk mereka.

Hannam menggeram, "Ck! Bajingan itu keluar dari kru dan bergabung dengan kru Ghost? Aku tidak menyangka ia rela melakukan itu." ujarnya.

"Ibunya sedang sakit keras. Wajar jika ia menempuh jalan itu." ucap Minwoo, "Aku juga akan melakukan apapun." lanjutnya menunduk.

"Haaa~ tapi tetap saja, kita ini teman. Apa dia tidak menganggap kita seperti itu?" tanya Hannam.

"Sudahlah, Hannam. Lupakan saja, kita fokus pada balapan saja." ucap [name] angkat bicara, "Kalau ia seperti itu berarti dia tidak benar-benar menganggap kita temannya." lanjutnya meninggalkan teman-temannya yang menatap punggungnya.

Lagi-lagi Hannam menggeram mendengar hal itu. Berapa banyak lagi hal berharga yang harus Yubin buang setelah ini? Ia tahu seorang ibu lebih berharga dari apapun. Tapi, bukankah bergantung pada teman sesuatu yang lumrah?

"Sialan." umpatnya.

•••

Di satu malam setelah Humming bird mengetahui fakta tentang Yubin yang melakukan judi balap, [name] yang sedang bersantai sehabis belajar itu meraih ponselnya yang sedari tadi berdering. Ia menatap layar gawai itu yang menampilkan nama Hannam, "Kenapa si kumis menelponku malam-malam begini? Tidak biasanya." gumamnya lalu mengangkat panggilan dari Hannam.

"Ha—" [name] dengan cepat menjauhkan benda persegi itu dari telinganya sesaat Hannam berteriak memanggil namanya di seberang sana, "Yaampun, telingaku." ucapnya, "Jangan berteriak, sialan." lanjut [name] kesal kemudian meletakkan ponselnya di atas meja lalu mengeraskan speakernya.

"Kau tahu dimana Jahyun balapan?" tanya Hannam membuat gadis itu bingung.

"Kau ngomong apa sih? Jahyun ada dirumahnya."

Hannam berdecak, "Argh. Salahku bertanya padamu." ucapnya.

"Memangnya ada apa sih?" tanya [name] sewot.

"Aku tidak bisa menjelaskannya. Kau lihat saja sendiri di saluran 'Ayo Tanding'." balas Hannam sebelum mematikan sambungannya sepihak.

Mendengar itu, ia langsung masuk ke aplikasi Utube dan mencari saluran Ayo Tanding. Netra cantik itu membulat sempurna sesaat ia membaca judul siaran langsung itu dan mendapati Jahyun yang sekarang ini sedang balapan bersama Yubin.

𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang