𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟗

772 144 20
                                    


***

[name] yang kebetulan berada di luar kelas menatap heran pada semua murid yang memenuhi koridor. Mereka terlihat berlarian ke arah jendela untuk melihat ke luar.

"Guys! Sudah lihat ke luar? Ada cowok kayak artis! Kulitnya putih dan tinggi." ucap salah seorang siswi, membuat [name] menghentikan langkahnya.

Situasi saat ini tiba-tiba heboh. Seperti yang gadis itu dengar, memang diluar sana terlihat seorang pemuda yang menjadi sumber utama kegaduhan anak sekolah Taeyang. Makanya gadis-gadis terlihat antusias menatap ke luar jendela.

"Yaampun~ benar-benar, deh~" ucapnya, kemudian kembali berjalan pelan.

"Yaampun~ kakiku— kakiku rasanya mati rasa~" ucap [name] berjalan pincang dengan kaki gemetar di sepanjang koridor, sembari berpegangan pada dinding.

Mengabaikan situasi yang gaduh itu. Terus melanjutkan langkah nya menuju lantai bawah.

"Ugh~ kak Hyuk sialan— ku balas kau nanti, ya." sungutnya.

Beberapa menit kemudian, [name] yang sudah selesai dengan urusan nya diruang guru itu terlihat berdiri di depan sana sembari meregangkan otot-ototnya.

"Aku seperti nenek-nenek saja jalan seperti ini." ucapnya lagi, kembali berjalan dan hendak melewati tangga menuju lantai paling bawah.

"Eh—"

Belum sepenuhnya sadar, [name] merasakan tubuhnya seakan terbang dan terjun kebawah akibat tak sengaja menerima senggolan dari murid lain.

Beberapa yang melihat kejadian itu berteriak, begitu pula dengan Shelly yang juga kebetulan sedang menggunakan tangga tersebut.

Mata gadis bule itu melotot melihat tubuh [name] yang sebentar lagi menghantam dirinya.

"[name]—" teriak Shelly.

Brak

[name] yang memejamkan mata, bersiap untuk merasakan kerasnya lantai— perlahan membuka matanya akibat tak merasakan apapun.

Hal pertama yang ia lihat adalah sepasang mata sebiru laut, yang begitu dekat dengannya.

"Are you okay?" tanyanya, menelusuri wajah [name] yang pias.

"[name], kau baik-baik saja?" Shelly bertanya, membuat lamunan gadis itu buyar lalu menoleh kearahnya.

[name] yang tersadar tengah berada di dalam rengkuhan seorang pemuda yang ia kenal lewat sosial media refleks menarik dirinya, sehingga Owen— pemuda yang membuat kegaduhan itu kembali menarik pinggang [name] dengan tangan besar nya akibat sang gadis hampir saja terjatuh -lagi.

"Maaf, aku minta maaf karena tidak sengaja menabrakmu." ucap seorang murid laki-laki membuat pandangan Owen dan [name] terputus.

"Ah— iya. Tidak apa-apa." ucap [name] yang kini terbebas dari rengkuhan tangan Owen pada pinggangnya.

Setelah kepergian murid yang menabrak [name] tersebut, Shelly kembali memandang ke arah [name] dengan tatapan khawatir, "Yaampun, [name]. Jika tidak ada Owen kau sudah pasti akan mencium ubin." ucapnya.

"Y-Ya, kau benar." ucap [name] kemudian beralih menatap ke arah Owen, "Thankyou so much." ucapnya diangguki pemuda bule itu.

"Kau mau kebawah?" tanya Shelly.

"Tadinya sih iya, kurasa tidak jadi." ucap [name] segera berbalik untuk kembali ke kelasnya yang kebetulan berada dilantai 3.

Shelly menatap [name] sembari menepuk dahi nya pelan, "Yaampun, [name]~ seberat apa latihanmu itu?" tanyanya ketika mendapati kaki gadis itu yang masih terlihat gemetar.

𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang