𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒𝟑

795 137 68
                                    


***

[name] yang ditinggal seorang diri di kamarnya memutuskan untuk mengunjungi ibu Yubin. Ia terlihat berjalan seorang diri ke tempat di mana ibu sang mantan kekasih di rawat.

Kakinya yang cedera membuat ia sedikit kesulitan untuk berjalan dengan cepat, "Yaampun~ aku benci berjalan seperti kura-kura." gumamnya dengan nada sedikit kesal.

Selang beberapa menit, ia akhirnya sampai di depan pintu kamar ibu Yubin. Ia mengetuk pintu tersebut terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam sana dan melihat ibu Yubin yang tengah terbaring dengan beberapa selang yang terpasang pada tubuhnya.

Ia hanya menatap wanita paruh baya itu dalam diam, sebab dirinya tak berani untuk membangunkan ibu sang mantan kekasih. Gadis itu terlihat tersenyum kecut, ia merasa nostalgia. Dulu, sebelum dirinya dan Yubin saling mengenal, ia pernah mengunjungi ibu pemuda itu juga.

"Waktu benar-benar berjalan dengan sangat cepat, ya." gumamnya lalu meraih dan menggenggam sebelah tangan wanita paruh baya itu, "Aku harap bibi segera sembuh." ucapnya kemudian melepaskan genggamannya pada tangan ibu Yubin.

Krieeet

Suara pintu yang terbuka membuat [name] menoleh ke belakang dan mendapati Yubin beserta Yumi tengah berdiri di ambang pintu, pemuda itu terlihat membelalakkan matanya tidak percaya akan kehadiran sang gadis disana. Beonya terlihat mengucapkan nama gadis itu.

[name] yang memang sudah akan pergi dari sana berbalik, tak lupa tersenyum kepada dua insan itu, "Oh, Yubin. Maaf, tidak meminta izin terlebih dahulu untuk menjenguk bibi." ucapnya tak melunturkan senyumannya, walaupun faktanya ia merasa sedikit cemburu(?) akibat pandangannya tanpa sengaja menangkap lengan Yumi yang melingkar di lengan Yubin.

"Kau tidak perlu meminta izin untuk menjenguk ibu." balas Yubin lalu melepas paksa lengan Yumi dari lengannya, "Kau sudah mau pergi?" tanya pemuda itu.

[name] mengangguk, "Ya. Aku kesini hanya ingin melihat bibi. Tapi sepertinya ia tertidur sangat pulas." jawabnya.

"Tunggu sebentar saja. Aku akan membangunkan ibu." ucap Yubin hendak menghampiri ranjang sang ibu.

Gadis itu dengan sigap mencekal lengannya, hal tersebut membuat Yubin berhenti sembari melihat tangan [name] yang setelah sekian lama menyentuh dirinya lagi, "Kurasa tidak perlu, Yubin. Lagipula aku juga harus menemui dokter." balas [name] tersenyum kemudian menarik kembali tangannya.

Yubin yang sedikit kecewa balik menggenggam tangan [name] yang memegang kruk, "Kalau begitu biar ku antar." ucapnya.

"Terimakasih, Yubin. Tapi, tidak perlu." kata [name] melepaskan tangan Yubin darinya, gadis itu sekilas menatap ke arah Yumi yang terlihat kesal lalu ia tersenyum, "Kau disini saja bersama Yumi." lanjutnya kemudian berjalan keluar dari ruangan ibu Yubin di rawat.

Yubin ingin mencegahnya, sungguh. Tetapi ia tak bisa melakukan sesuatu selain hanya terdiam menatap kepergian gadis itu.

•••

Ibu [name] bersedekap dada kala melihat kedatangan anak gadisnya yang datang entah darimana. Jika bukan karena sang suami dan kehadiran Jahyun, ia mungkin sudah tantrum akibat kembali ke kamar [name] dan tak menemukan kehadiran putrinya disana.

"Kau darimana saja, [name]?" tanya sang ibu.

"Menjenguk seorang kenalan." jawabnya.

Pandangan ibu melembut, "Lain kali bilang sama ibu. Kau membuat khawatir semua orang tahu." ucapnya mengelus lembut surai sang putri, "Besok perawatanmu akan dipindahkan ke Amerika. Ibu dan ayah sengaja mengambil penerbangan malam untuk besok. Jadi kau punya waktu berpamitan bersama teman-temanmu sampai jam 11 malam." ujarnya.

𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang