𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑𝟏

846 149 44
                                    


***

"Kak Hyuk, apa kau sudah selesai?" tanya [name] bersedekap dada sembari menatap malas ke arah Hyuk karena sedikit bosan dengan celotehan pemuda yang berdiri didepannya itu, "Aku harus pergi." lanjutnya, kemudian menatap ke arah tempat Yubin berdiri tadi.

Tatapannya yang sedang mencari-cari keberadaan Yubin tak luput dari pandangan Hyuk, "Kau mencari siapa?" tanya nya.

"Teman-temanku." balas [name], sekilas menoleh ke arah Hyuk, "Kalau begitu aku pergi dulu." pamitnya, melangkah lebar untuk mencari teman-temannya.

"Dia kemana? Apa Yubin balik bersama cewek tarantula itu?" gumamnya bertanya sembari celingukan mencari temannya yang lain.

Ditempatnya berhenti, [name] melihat Jahyun tengah berdiri saling berhadapan dengan Owen. Segera gadis itu menghampirinya.

"Jahyun." panggilnya, membuat Owen dan sang empunya nama menoleh ke arahnya, "Dimana yang lain?" tanya [name].

"Entahlah. Aku kira kau sudah balik bersama Yubin." ucapnya.

Gadis itu menggeleng, "Tidak." jawabnya cepat, "Ohiya, kalian berdua sedang apa?" tanyanya, menatap kedua pemuda itu secara bergantian.

"Tidak ada."

"Benarkah?" tanya [name] sedikit memiringkan kepalanya.

Jahyun mengangguk, tak lupa pemuda itu mengacak surai sang gadis, "Iya. Ayo kita pulang." ajaknya yang diangguki [name].

Perlakuan kecil Jahyun tak luput dari pandangan Owen yang sedari tadi memperhatikan keduanya, meski iya tidak tahu mereka sedang membicarakan apa. Tapi tindakan Jahyun yang mengacak surai [name] jelas membuat Owen tidak suka.

Bukan karena Owen menyukai [name]. Tapi pemuda bule itu berpikir— Bagaimana bisa Jahyun mengacak surai gadis lain seperti itu, sedangkan pemuda berkacamata tersebut kabarnya merupakan pacar Shelly.

"Jangan bilang kau menyukai gadis itu daripada Shelly." tebaknya bergumam setelah kedua insan tersebut pergi tanpa berpamitan padanya.

Seharusnya Owen senang, bukan? Tapi entah, ia sedikit marah karena perasaan Jahyun tidak tulus pada teman kecilnya tersebut.

"Oiya, [name]. Tadi kau kenapa?" ucap Jahyun bertanya tentang kegaduhan yang dibuat gadis itu.

"Tidak." dustanya, "Aku tidak menyangka, Jahyun. Kau membahas tentang paman di depan umum." lanjutnya tanpa menoleh ke arah pemuda itu.

"Apa kau mendengar orang-orang berbicara buruk tentang paman?" tebaknya.

[name] mengangguk, "Aku hanya tidak suka seseorang berbicara buruk tentang paman Mahyun maupun dirimu. Aku sangat marah." ucapnya.

"Kau memang terbaik, [name]." pujinya, menghentikan langkah kakinya tak lupa mengacak surai gadis itu lagi, "Aku juga akan marah jika seseorang berbicara buruk tentangmu ataupun menyakitimu." lanjutnya menatap jauh kedalam iris coklat itu.

"Terimakasih, Jahyun."

•••

Malam harinya, [name] memilih untuk berkeliling menaiki sepedanya seorang diri. Malam ini ia benar-benar ingin menghabiskan waktu sendirian, makanya ia tidak mengajak siapapun.

Lagipula ia merasa bosan dirumah akibat sang Ayah tak berhenti menanyakan tentang Owen padanya.

[name] menghela napasnya, "Haaa~ bersepeda seorang diri juga tidak buruk." ucapnya.

Gadis itu terlihat berhenti di depan sebuah vending machine, untuk membeli minuman cola. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, pandangannya tak sengaja menatap ke seberang jalan dan mendapati Owen disana.

𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang