𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐

1.5K 239 12
                                    


***

Seperti biasa [name] sampai di sekolah setelah Jahyun, dengan langkah lunglai gadis itu berjalan menuju ke bangku nya yang sebelahan dengan Jahyun.

Hatchu

[Name] yang bersin itupun membuat Jahyun menoleh ke arahnya. Terlihat hidung gadis itu memerah akibat pilek.

Salahnya sendiri semalam ia keluar hanya dengan memakai baju kaos berlengan pendek saja.

"Kau baik-baik saja, [name]?" tanya pemuda itu.

[Name] yang baru duduk di bangkunya menatap Jahyun kemudian mengangguk, "hanya sedikit pilek." jawabnya dengan suara sengau.

"Kau istirahat saja di uks, nanti ku izinkan." ujar Jahyun.

"Tidak apa-apa, nih? Maksudku ini baru jam pertama."

"Pelajaran pertama gurunya sedang tidak ada, ia hanya memberi arahan agar mencatat saja."

Mendengar itu [name] pun mengiyakan perkataan Jahyun. Kemudian gadis itu berjalan ke uks di temani pemuda tersebut.

•••

Terlihat [name] sendirian di uks, Jahyun langsung kembali ke kelas setelah memberi gadis itu obat dan menyuruhnya istirahat.

Hatchu

Ia terus bersin membuat matanya sedikit gatal, "ya ampun~ pilek ini menyiksaku." ucapnya.

[name] yang tidak tahan merasakan mampet di hidungnya memutuskan untuk pulang dan meminta ibu nya agar ia di antar ke rumah sakit segera.

•••

Jahyun yang biasanya pulang bersama [name] kini sendirian mengayuh sepedanya. Di tengah jalan, ban sepeda nya tiba-tiba kempes lagi.

Pshhh

"Tuh kan, bocor." ucapnya memandang ban sepedanya.

"Mau aku perbaiki sepeda usangmu? Aku nyaris nggak mengenalmu karna kacamatamu." ucap Taejin tiba-tiba menghampiri Jahyun bersama dengan kedua temannya.

Tep

Tep

Dari kejauhan, Hannam tanpa sengaja melihat Jahyun bersama 3 orang lainnya yang tiba-tiba menendang sepeda ketua osisnya itu.

Dengan kesal Jahyun melayangkan tinju ke wajah Taejin. Taejin yang juga kesal karna di tinju itu pun membalasnya.

Ia membuat Jahyun terduduk di aspal. Saat hendak melayangkan tinjunya lagi, Hannam langsung menghentikan nya.

"Hentikan." teriak pemuda dengan plester di bawah hidungnya itu.

Keempat pemuda itu menoleh ke arah Hannam.

"Pecundang. Berkelahi 3 lawan 1? Bagus deh kebetulan aku bosan." ucapnya menjatuhkan ranselnya ke tanah.

Bruk

"Aku ikutan dong."

"Sinting. Mau mati?" Taejin bertanya, sudah ingin berjalan ke arah Hannam untuk meninjunya.

Grep

"Taejin! Tunggu!" ucap temannya yang terlihat bercucuran keringat.

"Cih, kenapa sih?"

"Tae-Taejin sudah cukup, ayo pergi..." kata temannya lagi dengan pandangan takut.

"Dia bahaya.."

Ugh

Taejin yang mendengar bisikan teman-temannya perihal Hannam pun memilih pergi.

"Cih, aku nggak suka semua anak SMA Taeyang." ucap pemuda itu kemudian berlalu.

𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 ft. 𝐹𝑒𝑚𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang