Chapter Three.

189 55 15
                                    

Raffasya update!!

Sebelum baca, Follow akun aku yang ini yu. Bntu like reel nya juga.

Ig : _stmryam

Happy Reading.

▪︎
▪︎
▪︎

4 tahun yang lalu.

Saat ini keluarga Azzaky sedang berduka cita atas kepergian sosok yang paling berharga di hidup mereka. Anara, sang ibu tercinta telah pergi meninggalkan keluarganya, karena dia mengidap penyakit yang cukup parah.

Aydan sebagai suaminya sangat terpukul karena baru mengetahui penyakit yang di derita oleh istrinya. Bukan hanya dia, tetapi Annayya juga.

Sementara Hamdan, dia menyesal. Kenapa dulu dia tidak memberitahu tentang ini kepada keluarganya? Bukan tidak mau, tapi ini permintaan Anara untuk tidak memeberitahu suami dan adiknya, karena takut  suaminya malah jadi kepikiran.

Beberapa jam berlalu. Anara sudah di pulangkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. tetapi Annayya tidak ikut ke pemakaman mamanya karena dia pingsan sejak pagi tadi. Dan belum sadar sampai sekarang.

Pemakaman selesai tepat pada pukul 10 : 00. Aydan, Hamdan, Ikram kembali ke rumah Aydan karena pasti banyak tamu yang ngelayat.

Sesampainya disana ketiganya langsung masuk ke dalam rumah Aydan.

Hamdan langsung menghampiri kamar adiknya, Annayya. Dia masuk, disana ada Kinaaz, Dena, teman Annayya, dan Raline adik dari papanya. Mereka menemani Annayya karena permintaan Hamdan. Sekalian mereka ngelayat.

"Naya belum sadar juga?" Tanya Hamdan membuat ketiga orang itu menoleh.

"Belum kak" jawab Kinaaz.

Hamdan mendekati adiknya yang tengah berbaring dengan mata yang masih tertutup. Dia naik ke atas kasur, dan mengusap dahi Annayya yang penuh dengan keringat. Lalu dia mengecupnya singkat.

"Tadi naya sempat bangun, dia masih belum sadar kalo mba nara udah pulang," Hamdan menoleh ke arah Raline. "Tante tawarin dia mau nyusul ke pemakaman atau nggak. Tapi dia malah pingsang lagi sambil nyebut nyebut mamanya. Tante ga tega liatnya" ucap Raline dengan isak tangisnya.

Hamdan yang mendengarnya ikut menangis. Kedua teman Annaya juga sama. "Dek, naya, bangun yu sayang. Abang sama yang lainnya nungguin kamu sadar lo. Udah hampir  5 jam kamu pingsan. Sekarang bangun yah?" Ucap Hamdan seraya mengusap lembut puncak kepala Adiknya.

"Kak. Kita pamit pulang ya? Insyaallah besok aku sama Kinaaz kesini lagi" ucap Dena membuat Hamdan menoleh.

"Iya, kalian pulang aja gapapa. Makasi udah nemenin naya"

"Sama sama kak" jawab keduanya.

"Mba Raline, kita pamit ya?"

Raline menganggukan kepalanya. "Iya, kalian hati hati"

Setelah mengucapkan salam, Kinaaz dan Dena melangkah pergi dari sana. Tiba tiba saja Annayya bergumam memanggil mamanya, perlahan matanya terbuka.

"Mama..."

"Hey, udah bangun nay?"

Annayya bangkit dari tidurnya, lalu bersender pada kepala ranjang. "Bang, mama..." ucapnya kembali manangis.

RAFFASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang