Chapter Seventeen.

135 29 41
                                    

Assalamu'alaikum, Raffasya update!!

Udah sampai mana nih, cerita aku?

Aku minta vote sama komennya yaww? Gapapa, kan? Tinggal pencet bintang doang. Gratis!!

Kalo mau komen juga boleh kok. Boleh banget malah.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Sholawat dulu yu.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ

( Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad )

Happy Reading.

▪︎
▪︎
▪︎

Hari ini Annayya akan pulang ke rumahnya setelah ummi Adzana mengizinkannya. Tapi Annayya meminta pulang nanti malam saja. Karena dia ingin beristirahat dulu di asrama.

Tadi siang, Hamdan memberitahu kalau Annayya sakit, moodnya pasti berubah. Dan sedikit manja. Contohnya tadi. Fasya paham. Pantesan, Fasya belum melihat senyum gadis itu saat gadis itu piket. Ternyata sedang sakit. Jika Fasya sudah sah menjadi suaminya, mungkin ia akan mengurusnya disini.

Malam hari pun tiba. Setelah Hamdan selesai sholat isya, ia berpamitan kepada Kiai Ikram dan Nyai Adzana. Pulang.

Untung saja Hamdan bawa mobil. Kalau tidak, mungkin Annayya pasti kedinginan.

Saat ini Annayya dan Hamdan sedang di perjalanan pulang. Annayya duduk di kursi depan. Ia memakai jaket berwarna biru denim milik Hamdan. Jaketnya cukup tebal, tapi Annayya masih saja merasa kedinginan.

Tidak sampai 1 jam mereka sampai di kediaman Aydan. Aydan sudah tahu Annayya sakit. Ia menunggu kedatangan kedua anaknya di teras depan. Setelah mobil Hamdan tiba, Aydan langsung menghampirinya. Ia membantu putrinya keluar dari mobil dengan hati hati. Rupanya Annayya sedang tertidur.

Sementara Hamdan, ia memasukan mobilnya ke dalam bagasi.

"Sayang, hey. Assalamu'alaikum." Salam Aydan lembut. Annayya samar samar mendengar suara itu. Ia membuka matanya perlahan. Tepat sekali Aydan berada di samping Annayya. Annayya langsung saja menjatuhkan kepalanya di bahu Aydan. Aydan pun mengusapnya lembut.

"Papa." Lirih Annayya.

"Iya, sayang ini papa. Kita masuk yu, dingin." Annayya membali memejamkan matanya.

Mereka berjalan menuju pintu utama. Setibanya di depan tangga, Aydan langsung menggendong Annayya ala bridal style menuju kamar Annayya.

Hamdan yang baru saja masuk, mengikuti langkah Aydan menuju kamar adiknya. Sebelum itu, ia mengambil air hangat untuk mengompres Annayya. Hamdan berjalan lebih cepat. Ia mendahului Aydan yang menggendong tubuh adiknya itu.

Hamdan membukakan pintu kamar Annayya lebar lebar. Karena kalau Aydan yang buka, pasti kesusahan. Nanggung juga kalau Annayya di turunkan dulu.

Memang Hamdan ini sangat peka.

Sesampainya di kamar, Aydan langsung saja menidurkan Annayya dengan hati hati. Setalah itu, ia menatap putra sulungnya.

RAFFASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang