Chapter Sixteen.

162 36 76
                                    

Asslamu'alaikum, Raffasya update!!

Aku minta vote nya yaww. Jangan pelit pelit.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ

( Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam. )

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Happy Reading.

▪︎
▪︎
▪︎

Hari ini adalah jadwal piket Annayya di Ndalem. Kini Annayya sedang menunggu santri yang lainnya.

"Alfi mana ya. Masa Naya harus ke Ndalem sendiri."

Beberapa menit menunggu, akhirnya yang di tunggu tunggu datang. Perempuan itu melambaikan tangannya menuju Annayya.

"Annayya." panggil perempuan itu. Alfi Gema El Mafaza.

"Huh.. akhirnya. Maaf ya lama. Oh, iya. Nuri ga bisa ikut piket, dia di hukum karena mencoba kabur. Jadi kita berdua aja." ujar Alfi setelah sampai di hadapan Annayya.

"Gapapa. Ya udah, ayo." balas Annayya tersenyum.

Mereka berdua mulai melangkahkan kakinya menuju Ndalem. Di sepanjang perjalanan mereka bercanda ringan. Ternyata Alfi orangnya sangat bar bar. Itu membuat Annayya tidak canggung.

"Assalamu'alaikum." Salam mereka berdua sesampainya di teras Ndalem.

"Wa'alaikumussalam. Eh, Annayya. Mau piket ya?" Balas ning Nayyira tersenyum hangat.

"Iya, ning." Jawab Annayya menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, ayo masuk." Ning Nayyira mempersilahkan Annayya dan Alfi masuk.

"Annayya, kamu piket di atas ya. Dan kamu di bawah. Saya tinggal dulu ya." Ucap Ning Ira yang mendapat anggukan serta senyuman dari mereka.

"Al, ga mau tukeran?" Tanya Annayya. Dia tidak mau piket di atas, karena takut ada gus Fasya. Annayya tahu kamar gus Fasya berada di atas.

"Nggak ah, aku males ke atas. Pegel." Balas Alfi dengan wajah melasnya. Annayya pun tidak bisa memaksa. Toh, ini juga suruhan dari ning Ira. Jadi dia bisa apa?

Beberapa menit Annayya piket di lantai atas. Hampir selesai. Sedikit lagi. Tiba tiba seseorang berdehem, membuat Annayya mendongak perlahan.

"Siapa ya?" Tanya Annayya mengerutkan keningnya.

"Ini mas... yang di dapur waktu itu kan?" Ucap Annayya mengingat siapa pria yang ada di depannya.

"Jangan panggil saya mas, saya lebih muda dari kakak." Ujar pria itu yang kedua kalinya.

Annayya hanya mengangguk paham. Pantas saja lebih muda dari Annayya. Kelihatan. Tapi lebih tinggi pria itu di banding Annayya.

"Oh, iya. Kenalin, nama saya Rafka. Adiknya gus Fasya." Ya, dia adalah Rafka, adik dari gus Fasya.

"Mba lagi nunggu abang ya disini?" Tanya Rafka sok tau. Apa katanya? Nunggu gus Fasya? Ngapain? Buang buang waktu!

RAFFASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang