"Cake ini gue buat sendiri khusus untuk Arya"
*****
Saat ini siswa Mentari High School sedang berada di kantin. Mereka sibuk membeli makanan dan minuman yang sudah tersedia disana.
Aca berjalan memasuki kantin, membawa sekotak cake kecil yang sudah ia buat sedari subuh. Ia berjalan mendekati Arya yang sedang mengobrol dengan sahabatnya.
Arya dan sahabatnya sibuk mengobrol mengenai kelanjutan pertandingan tim basket yang akan di lakukan minggu ini.
"Dit, gimana besok tandingnya jadi apa enggak?" tanya Arya pada Adit.
"Jadi nanti mereka yang bakalan dateng ke sekolah kita" Arya menganggukan kepala.
Gilang hanya sibuk memakan bakso sambil mendengarkan pembicaraan antara Arya dan Adit.
"Hai!" mereka bertiga sontak menoleh ke sumber suara.
Aca memberikan cake yang ia bawa kepada Arya, "Ar, ini buat lo. Buat tanda terimakasih gue karena udah nolongin gue"
Arya merasa bingung, "Gausah, gue ikhlas kok nolongin lo" ucap Arya sedikit acuh dan melanjutkan makanan.
"Udah ambil aja, gue gak ada niatan lain kok. Cuma tanda terimakasih aja kemarin udah nolongin gue"
Dengan ragu Arya mengambil kue pemberian Aca.
"Ya udah gue pergi, Lang Dit gue pergi dulu!"
"Ah iya hati-hati Ca!" spontan mereka berdua.
Sedari tadi Gilang dan Adit merasa aneh mendengarkan pembicaraan antara Arya dan Aca.
"Eh Ar! lo nolongin apa? Emang dia kenapa?" tanya Gilang.
"Kepo lo!"
"Kasih tau lah, gitu banget lo sama kita main rahasia-rahasiaan." ucap Adit
Arya menghela napas, temannya ini memang selalu kepo ingin tau dengan apa yang dilakukan dia.
"Kemarin Aca hampir dilecehin sama Anggota Black Moon, ya udah karena gue liat ya gue tolong"
"Gila! Bener-bener Black Moon, gak ada capek-capeknya mereka cari masalah" ujar Adit.
"Ar? Tapi kok lo kaya peduli banget sama Aca, pasti lo gak cuma sekali doang kan nolongin dia. Soalnya kalian kaya mulai jarang berantem kaya dulu" ucap Gilang.
"Sotoy lo!" sentak Angga.
"Hati-hati loh, inget lo tuh dah punya cewe!. Makanya kalo ada yang suka sama lo tuh jangan didiemin!" peringatan Gilang untuk Arya.
Arya menghela napas dan melengoskan kepala ke samping.
--------------
Kamar Arya.Arya baru saja pulang dari sekolah, meletakkan tasnya di atas kasur. Ia teringat cake pemberian Aca, ia mengambil cake itu yang ada di tasnya.
Ia mendekati meja belajar, menaruh cake itu dan duduk di kursi belajar. Arya mulai membuka paperbag tersebut terdapat sebuah card di dalamnya, Arya mulai membaca card tersebut.
Makasih ya Ar, udah beberapa kali bantuin gue. Gue buat cake itu sendiri tau bukan dari beli ya!
Semoga Lo suka sama cake itu, gue tau cake kesukaan lo.~ Aca
Arya tersenyum tipis membaca surat itu. Membuka bungkus kue itu dan benar itu adalah cake kesukaannya. Aca memang tau banyak tentang dirinya. Arya mulai memakan kue itu sedikit demi sedikit.
Cake itu rasanya begitu enak, Arya suka cake ini. Cake ini persis seperti buatan mamahnya. Tanpa sadar Arya tersenyum lebar.
Ntahlah akhir-akhir ini Arya sedikit berbeda kepada Aca. Arya tak mampu mengendalikan dirinya sendiri.
--------------
Lorong sekolah."Ar, nanti temenin aku ke Gramedia yuk! Aku mau cari-cari buku" ajak Laura.
"Oke! Nanti pulang sekolah kita langsung kesana" ucap Arya dengan semangat.
Aca berjalan melewati mereka berdua tanpa ekspresi sama sekali. Hari ini Aca tampak cuek tak seperti biasanya.
Arya menatap Aca dengan wajah bingung. Ntah kenapa ia tak suka Aca yang sekarang. Ia seperti merasa kehilangan.
"Ar! Ar! kamu gak dengerin aku cerita ya?" cemberut Laura.
"Ah? Kenapa?" ucap Arya kebingungan.
"Tuh kan! Udah lah aku mau ke kelas aja!" Laura berjalan cepet meninggalkan Arya. Ia kesal dengan Arya, tak mendengarkan bahkan tidak merespon ceritanya.
Arya menghela napas kencang. Apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. Ia sudah lelah dengan perasaannya yang tak jelas.
Ia memilih pergi menuju kelasnya. Ia akan membujuk Laura ketika jam istirahat nanti.
--------------
Kantin."Laura? Udah ya jangan marah-marah lagi. Maaf tadi aku cuekin kamu, kamu mau kemana aja boleh deh yang penting kamu jangan marah lagi sama aku" mohon Arya pada Laura.
"Oke! Nanti habis kita ke Gramedia, aku mau kamu temenin aku ke salon"
"Siap cantikku!" Arya tersenyum dan mengelus kepala Laura.
Laura tersenyum senang dengan respon yang Arya berikan.
--------------
Mall"Duh aku bingung, menurut kamu aku mending beli yang ini atau yang ini" tanya Laura.
Arya berpikir cukup lama memperhatikan buku itu, "Kayaknya yang ini aja deh, kayaknya ceritanya lebih menarik daripada yang ini"
"Oke aku ambil ini"
Mereka melanjutkan aktivitas ke salon. Sesuai janji tadi Arya akan menemani Laura pergi ke salon. Laura ingin sedikit memotong rambut nya dan melakukan treatment.
Arya menunggu Laura dengan rasa bosan. Sudah kurang lebih 2 jam tapi Laura tak kunjung selesai.
30 menit kemudian Laura selesai, ia berjalan mendekati Arya yang tengah duduk di kursi tunggu sembari memainkan Hp.
"Ar, udah yuk?"
Arya terkesima dengan kecantikan Laura. Ia tak menyangka pacarnya secantik itu. Seulas senyum terbit di wajahnya.
"Oh ayok!"
Mereka berjalan menuju basement. Waktu sudah menunjukan jam 7 malam, sudah saatnya mereka untuk pulang ke rumah.
"Kamu besok dateng kan pas aku tanding basket?"
"Oh pasti dong, masa pacar aku tanding aku gak dateng sih!" seru Aca dengan semangat.
Arya tersenyum senang. Mereka menaiki motor dan Arya melajukan motornya ke rumah Laura.
*****
Jangan lupa vote, komen dan follow guyss!!
Support aku yang pemula yukk!!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ARYA
Teen FictionIni sebuah cerita tentang Aca. Seorang cewe yang memiliki ambisi besar untuk mendapatkan hati seorang laki-laki. Aca sudah berjuang selama satu tahun lamanya. Laki-laki itu bernama Arya. Aca sudah melakukan berbagai cara untuk meluluhkan hati Arya...