2. Misi Aca

52 15 1
                                    

Memperjuangkan cinta memang bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi orang yang kita perjuangankan bersikap cuek dan acuh. Tapi Aca tak akan menyerah untuk mendapatkan seorang Arya.

**********

Sekarang Arya, Gilang dan Adit sedang duduk dan mengobrol di kantin sambil menyeruput minum yang dipesan.

"Heh Lang! Lo apa-apaan sih main nyomot makanan gue. Sini balikin!" kesal Adit.

"Ya elah gue minta dikit doang pelit amat
lo sama gue!" ucap Gilang.

"Ya lo kalo pengen pesen aja sendiri, kenapa malah minta-minta punya gue"

"Iye...iye ntar gue beli sendiri dah"

Gilang menatap Arya yang sedari tadi masih menunjukan muka kesal dan marahnya.

"haduh udah deh Ar jangan marah mulu. Nih ya kata orang, benci itu bisa jadi cinta tau Ar"

"Lo juga aneh sih, padahal kan Aca tuh cantik, putih dan bodynya behh tau lah kaya gimana, ya ga dit?" Gilang memberikan pernyataan ke Adit.

"Bener-bener!" balas Adit sambil menganggukan kepala, pertanda setuju dengan apa yang dibicarakan Gilang.

Arya menatap kedua sahabatnya dengan tatapan terkejut seolah ia tak setuju dengan apa yang dibicarakan mereka.

Arya yakin sampai kapan pun ia tidak akan menaruh hati pada cewe aneh itu. Arya yakin itu!.

"Gini ya temen-temen gue. Kalian dengerin baik-baik, gue Arya sampai kapan pun gak akan suka sama tuh cewe. Gak akan suka! Inget kata-kata gue" ucap Arya penuh penekanan dan senyum terpaksa.

"ya udah, ntar juga palingan jilat ludah sendiri" balas Gilang.

Arya masih saja merasa marah dan hela napas saja yang bisa ia lakukan.

---------------
Kelas Xl IPA 1

Aca tiba di kelas berjalan menuju kursinya. Rasa kesal kepada Arya masih tertera di wajah.

Dinda dan Cika langsung menghampiri sahabatnya.

"Ca lo kenapa, kok mukanya kesel gitu" tanya Dinda sambil mengelus pundak Aca.

"Ya, kalian tau sendiri lah!" kesal Aca.

"duh ya udah, nanti kita pikirin lagi ya cara biar si Arya tuh suka balik ke lo"

Dinda masih terus mengelus pundak Aca untuk menenangkan perasaan sahabatnya itu.

"Guys guys, gue punya ide gimana caranya biar Arya bisa ngenotice lo!" seru Cika.

Aca dan Dinda saling bertatapan dan memberikan tatapan bingung kepada Cika, karena tidak biasanya Cika seperti ini. Ya biasanya kan Cika lemot gitu.

"Jadi gini, nanti pas jam istirahat lo dateng samperin Arya, tapi ga cuma tangan kosong doang ya. Lo samperin dia sambil bawa makanan atau minuman yang dia suka. Pasti nanti dia mikir seperhatian itu lo ke dia sampe tau apa yang dia suka".

"Ca, I'm sure this plan will definitely work" ucap Cika dengan penuh keyakinan.

"Wow... Ga biasanya otak lo encer" ucap Dinda.

"Ye emang selama ini gue emang lemot gitu?!" kesalnya.

"Ya kan emang gitu hahaha!"

"tapi ide lo oke juga! You've changed enough for the better!"

Obrolan mereka belum selesai tetapi Aca sudah salah fokus saat Arya memasuki kelas dengan kedua sahabatnya.

Saat Aca akan menghampiri Arya, tiba-tiba guru langsung masuk ke kelas dan melangsungkan kegiatan pembelajaran.

"Pagi anak-anak!" sapa pak Burhan.

"Pagi pak!"

"Hari ini kita melanjutkan materi Minggu lalu dan buka buku kalian halaman 49 sekarang!"

Aca membuka buku dengan perasaan jengkel. Ia membuka setiap lembar buku dengan kasar dan buku itu akhirnya rombek membuat mood dia pagi ini semakin kacau.

Aca selalu berpikir, kenapa sih sesulit itu untuk mendapatkan hati seorang Arya. Tapi Aca tak akan menyerah, ia akan terus berjuang sampe keadaan yang memaksanya untuk berhenti berjuang.

------------------
Kantin.

Jam sudah menunjukkan waktu istirahat. Banyak siswa-siswi berdatangan ke kantin.

Lagi dan lagi Arya sekarang sedang bersama kedua sahabatnya. Mereka selalu bersama-sama, bahkan mereka sudah berteman baik sejak SMP. Jadi wajar saja bukan kalo mereka selalu bareng.

"Ar!" panggil Adit.

"Hmm..." dehem Arya sambil menyeruput minumnya.

"Kita ada tawaran tanding basket sama SMA Garuda nih, kira-kira mau diterima ga nih tawarannya"

"Emang kapan?"

"Minggu depan, lebih tepatnya mereka sih hari Rabu sore sekitar jam 3 gitu deh"

"Oh ya udah gapapa, nanti jangan lupa ngomong ke anak-anak yang lain juga"

---------------
Pov Aca.

"Ini lo yakin bakalan berhasil? Ntar gagal lagi gimana?" ucap Aca dengan raut sedihnya.

"Acaa, udah tenang aja yakin sama gue. We will always support and help you" ucap Dinda.

"Aaa.... Thank you guys. I'm grateful to have you. Ya udah gue langsung kesana aja ya!"

"Fighting!"

Dinda dan Cika akan selalu membantu Aca untuk mendapatkan cinta seorang Arya. Ya mungkin itu terdengar sulit, tapi demi sahabat yang mereka sayangi. Mereka akan selalu membantu dan menyemangati.

---------------

"Eh eh liat bakalan ada yang mau kesini" ucap Gilang.

"Siapa?!" balas Adit.

Arya mengikuti arah pandang Gilang. Ternyata orang yang akan menghampiri mereka ya orang yang selama ini selalu mengganggu mereka. Gak akan berubah tetap orang yang sama.

Arya kembali menghela napas panjang.

"Hai aryang!" sapa Aca.

"Ih kok muka lo gitu banget sih ke gue, senyum dikit kenapa?!" ucap Aca pura-pura ngambek.

"Bisa ga sih manggil gue tuh biasa aja, lebay tau kaya gitu!"

"Ih itu kan lucu. Aryang, artinya Arya Sayang. Lucu kan? Lucu kan?. Itu tuh nama kesayangan gue ke lo"

"Gue ga butuh nama kesayangan dari lo!" ucapnya penuh penekanan.

"Ya udah..... Oiya, gue bawain minuman kesukaan lo. Tara..... kopi latte!" seru Aca sambil menyerahkan minuman yang ia bawa.

"Ga makasih!"

"Ih ambil dong diminum juga, gue udah niat banget loh beliin itu buat lo. Jadi ambil ya, ya?" Aca menunjukkan muka puppy eyes nya kepada Arya.

"Jijik! Gausah gitu lo natap gue"

Arya mengambil minuman itu dan membuat hati Aca kegirangan. Belum lama Aca merasa senang tiba-tiba...

"Nih kalian minum!" Arya menyerahkan minuman pemberian Aca kepada kedua sahabatnya.

Gilang dan Adit merasa bingung. Ya itu kan minuman buat Arya kenapa malah dikasih ke mereka.

"Ih kok lo kasih ke mereka sih, kan gue ngasih buat lo bukan buat Gilang sama Adit" Aca menatap Arya dengan kesal.

"Ya suka-suka gue lah. Sekarang kan tuh minuman punya gue, jadi bebas mau gue kasih ke siapapun!"

Aca langsung pergi meninggalkan Arya dan temen-temennya dengan perasaan kesal.

Arya menatap kepergian Aca dengan menggeleng-gelengkan kepalanya dan menghela napas. Ia sudah merasa capek dan muak karena hampir setiap hari ada saja ulah dari cewe itu.


*********

Jangan lupa vote!
Jangan lupa saran dan commentnya.

Follow Instagram Mimin juga ya!
@dewi_wahyu20

DEAR ARYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang