11. Jadian?

25 7 2
                                    

"pupus harapan gue ke lo Ar"

*****

Aca sedari tadi hanya merebahkan dirinya diatas kasur. Mungkin Aca terlihat sedang bersantai tetapi otaknya selalu memikirkan hal-hal yang cukup berat.

Lagi-lagi dan lagi, Arya tak akan pernah lepas dalam ingatan seorang Aca.

Drrt....Drrt......
Tiba-tiba handphone Aca berbunyi, ia mengambil handphonenya dan melihat siapa yang menelponnya.

Ternyata yang menelponnya adalah Dinda. Langsung saja Aca mengangkat telpon itu, "Ca! Acaa!!" teriak Dinda kala telponnya sudah diangkat oleh Aca.

Aca kaget mendengar teriakan yang keluar dari mulut Dinda. Ia menjauhkan Hp nya, memegang telinganya yang terasa sakit setelah mendengar teriakan tersebut.

Aca mengambil handphonenya kembali, "Duh! Apaan sih Din. Bisa ga sih lo tuh gak usah teriak-teriak sakit nih telinga gue dengerin suara lo yang keras banget kayak toa!" omel Aca.

"Tapi ini gawat Ca! Gawat!"

"Gawat apaan?" bingung Aca.

"Lo liat deh postingan terbaru Instagramnya Arya"

"Kenapa emangnya?!. Pasti Arya ngepost foto baru ya?" percaya diri Aca.

"Bukan! Lo liat aja sekarang buruan!!"

Aca yang merasa tidak beres langsung saja membuka aplikasi Instagram dan mencari akun Instagram Arya.

Betapa terkejutnya saat ia melihat postingan terbaru Arya. Postingan itu menunjukan Arya bersama seorang cewe dan sedang berada di pantai, yang sudah bisa Aca tebak cewe itu adalah Laura. Caption pada postingan itu membuat Aca semakin terkejut.

"Lo udah liat Ca? Iya! Arya jadian sama Laura! Sumpah ya, kebangetan itu cowo, lo udah belain mati-matian buat dapetin dia tapi sekarang dia malah jadian sama si Laura" dumel Dinda.

Aca masih saja terpaku dan termenung menatap postingan tersebut. Ia membuka kolom komentar, banyak sekali cewe-cewe yang merasa iri karena Laura bisa mendapatkan hati Arya.

Aca tersenyum tipis, ia menghela napas cukup panjang. "Ya udah gue matiin ya Din telponnya"

"Eh ca...ca..!!" teriak Dinda.

Tut....

Aca langsung mematikan sambungan telpon tersebut. Ia kembali merebahkan badannya.

Rasanya hidup tak berpihak ke dia. Ia merasa lelah, ia capek. Apakah ini artinya ia harus berhenti berjuang. Tanpa sadar Aca mengeluarkan air mata, Aca memang setulus itu dengan Arya tetapi Arya tak tau bagaimana perasaan sesungguhnya Aca.

Aca merasa sakit hati, amat sangat sakit hati. Aca merasa usaha yang selama ini ia lakukan hanyalah sia-sia. Nyatanya bukan Aca lah yang menjadi pilihan Arya tetapi Laura.

"Gapapa ca, lo harus tetep semangat. Inget sebelum janur kuning melengkung lo masih ada kesempatan!" ucap Aca menyemangati dirinya sendiri sambil menghapus air matanya dengan kasar.

-------------
Lorong sekolah.

Arya dan Laura berjalan beriringan. Banyak pasangan mata memandang mereka. Seperti pemandangan yang tak lumrah.

"Oh itu cewe barunya Arya"

"Cantik sih cocok kok sama Arya"

"Kasian ya Aca udah capek-capek usaha malah gak bisa dapetin Arya"

"Menurut gue mereka gak akan pacaran lama sih"

Dan masih banyak lagi bisikan - bisikan mereka. Arya tak memperdulikan tatapan-tatapan yang diberikan oleh mereka, namun Laura seperti merasa risih dengan tatapan yang diberikan oleh siswa lain.

DEAR ARYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang