xxv. a writer's struggle

79 11 9
                                    

© 2O21, FAIROUPHILE ON WATTPAD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

© 2O21, FAIROUPHILE ON WATTPAD.
ALL RIGHTS RESERVED

—————

"BESOK MALEM NGGAK papa kali ya, babe?"

Tanya Bayu nggak berbuah jawaban, bikin lelaki itu berpaling hanya untuk disambut oleh deru nafas teratur Olivia yang sudah terlelap di kasurnya. Bayu yang tengah terduduk di kursi belajar Olivia pun tergerak untuk menghampiri perempuan itu, kemudian jemarinya menari di sela-sela rambut Olivia, mengaturnya sedemikian rupa hingga nggak menutup kelopak mata, sementara netranya terus memandang wajah Olivia yang tampak kian tenggelam dalam mimpinya.

"Oh, God... I love you so much." katanya lalu mengelus bingkai wajah Olivia penuh rasa. "Kamu tau nggak... aku udah nyiapin banyak tabungan, Liv. I prepared all of this because I wanted to be a good husband, father and man for you and our future children. Kamu nggak perlu terlalu mikirin masa depan kamu ya... ada aku..."

Hanya dengkur Olivia yang menyahutnya seperkian detik kemudian. Bayu reflek terkekeh, jarinya kemudian berpindah ke jidat Olivia, menggambar bentuk love di sana.

"Sehari lagi, kita ketemu orang tuaku dan kedua orang tuamu ya. Sleep tight, sweetheart." Bayu mengecup keningnya kemudian menaikkan selimut hingga ke atas dada Olivia, dia meraih kunci mobilnya di atas nakas lalu keluar untuk pulang ke rumah. Ke sana, Bayu punya alasan khusus yaitu untuk membincangkan masalah ini kepada Ayahnya.

Sepekan sebelum hari ini, Bayu telah menyiapkan banyak pembendaharaan kata di kepalanya untuk memberitahu orang tuanya mengenai keinginannya untuk menikahi Olivia, yang tentu saja murni karena maunya sendiri bukan hanya karena sebatas karena insiden kehamilan. Malam itu, ayah Bayu terlihat begitu marah, beliau merasa gagal membesarkan anaknya sendiri. Perlu beberapa jam bagi ayah Bayu untuk sudi melihat wajah anaknya kembali sebelum pada akhirnya beliau mengatakan bahwa restunya ada pada Bayu. Sebab menurutnya, semuanya telah terjadi, dan apa yang dialami Olivia mungkin jauh lebih buruk daripada Bayu, ditambah pula di dalam perut perempuan itu, dia mengandung cucunya. Dengan itu, ayah Bayu menyerahkan segalanya pada anak laki-lakinya. Mengenai ibu Bayu, ayah Bayu akan menghandlenya sendirian, dan itu bukanlah perkara yang sulit baginya, mengingat bagaimana ibu Bayu yang terlampau mementingkan pekerjaan dibandingkan keluarganya.

Bayu kembali ke kos Olivia keesokan sorenya untuk menjemput perempuan itu. Olivia cukup terkejut Bayu sudah well-prepared mengenai pertemuan orang tua mereka berdua dan dia merencanakan segalanya tanpa sepengetahuan Olivia, maka dari itu, Olivia nggak expect mereka akan bertandang ke rumah sakit. Setibanya di parkiran, dia lekas memegang punggung tangan Bayu.

"Kenapa ke sini, sayang?"

Bayu menoleh untuk mendapati wajah pucat pacarnya, lantas tangannya memegang balik telapak tangannya. "Kamu selama ini selalu percaya sama aku, kan? Gimana dulu kamu nyerahin tugas kelompok ke aku? Gimana kamu ngedelegasikan urusan keuangan angkringan ke aku?"

SAGITARIUS & AQUARIUS, SUNGHOON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang