Ketegangan di pagi hari setelah bangun tidur menyelimuti mereka, mau tak mau jam 04:30 pagi ini mereka menyetujui saran Diessel untuk turun dengan mengandalkan kait yang mengikat tiang sebelah..
Srek..srek!!
"Oke aman, biar gue turun duluan ntar kalian nyusul dan Damian terakhir ya!?" Seru Diessel yang mengingatkan setelah mengetes kestabilan tali, setelah itu ia terjun ke bawah "ayok lempar tas-tas nya!!".
"Di tangkep loh pe'ak, ntar barang gue jadi bonyok semua lagi!!" Seru Daniel membalas Diessel yang sudah berada di bawah "iya deh iya.." balas Diessel.
Grep..grep!
"Udah weh jangan lebih dari 2 anjir!!" Balas Diessel kepada Diego yang mau melempar tas ke 3 kepada Diessel "ini kita biarin Dicky sama Dionyz buat bantu Diessel gih.." ujar Darian kepada Darius yang mengangguk.
"Loh loh hei kenapa jadi kita!?" Protes Dicky kepada Darian dan Darius.
"Naon maneh atuh bang, aing masih ngantuk juga nih.." sahut Dionyz juga.
"Tapi kalian masih muda kayak Diessel jadi sudah sepantas nya kalian membantu Diessel!!" Tegas Darian tak ingin di bantah dengan tatapan side eye nya, sontak nyali Dionyz dan nyali Dicky menciut "baik Darian-sama..".
Swusshh!!
"Hyaaa.. Dickyy!!" Teriak Dionyz begitu mereka berdua bergerak cepat turun menuju ke bawah, posisi nya Dicky menggengam tali sekuat tenaga dan Dionyz yang sekuat tenaga memeluk erat tubuh Dicky agar ia tak terjatuh "sabar elah pikachu!!".
"Hei kalian sebaik nya cepat menyortir barang nya ke bawah, firasat ku mengatakan mereka akan menemukan kita dalam waktu singkat.." ujar Dirgan kepada Damian dan Daniel yang tampak mengambil tas hendak di lempar ke bawah.
"Yaudah bantu gih, gak bakalan bisa kalau cuma kita doang kan?" Balas Daniel sambl melempar 2 koper kepada Dirgan "oke aja kok aku.." final Dirgan membantu sortir.
Grep..bugh..hap!
"Oke dah semua tuh di tangkep sama anak-anak, sekarang kalian satu-satu gih turun.." ujar Damian kepada Diego Dirgan Daniel Darian dan Darius yang masih berada di sini.
"Yee.. kelamaan lah kebo, mending kek gini nih yok indigo!!" Ujar Daniel yang sudah memeluk erat pinggang Diego yang sudah bersiap meluncur turun.
"1...2.. meluncuuurr!!" Seru Diego di sela aba-aba nya dan meluncur.
Tampak wajah mereka yang kayak anak muda bahagia bisa main flying fog lagi "wuhuuu.. gila anjeerr!!" Seru Daniel kekanak-kanakan "hahaha.. keinget masa lalu gak sih bro!?" Ujar Diego bernonstalgia.
"Dasar bocah freak" gumam Damian yang menonton adegan konyol gratis di depan nya, Darius dan Darian cuma meneguk ludah "kita.. beneran bisa turun selamat kan?" Tanya Darius gugup.
"Iya nih gua takut.. eh anjir mau ngapain lo!?" Ujar Darian sewot begitu Dirgan menarik lengan nya "flying fog lah.." singkat Dirgan santai dan memegang tali "ayok, mau bareng apa sendirian nih?" Tawar Dirgan.
"Bareng woii, anata jangan tinggalin watashi!!" Sahut Darian buru-buru mengalungkan tangan nya di pundak Dirgan dan naik ke punggung Dirgan.
Swuuusshh!!
"Kok ambigu ya lord?" Batin Damian mendengar tawaran Dirgan, mirip kek buaya darat "ish.. jangan nge-sus lah nih otak saya!!" Batin Damian menghapus pikiran jelek nan kotor.
"Hei dokter, bisa turun sendiri?" Tanya Damian kepada Darius.
"Ehm.. kayak nya bisa deh.." sahut Darius ragu-ragu, gini-gini tangan nya belum tentu kuat menahan badan nya untuk sampai bisa turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
『Entering The Hell For Mission』END
Mistério / SuspenseDaniel sebagai seorang assasin terkenal di dunia gelap mendapatkan tawaran menggiurkan yaitu masuk ke dalam kota isolasi secara diam-diam dan membawa beberapa orang yang memiliki kemampuan bertahan hidup di atas rata-rata di tengah kesuraman kota zo...