-TEMAN HIDUP-
Taehyung menahan dada Jungkook yang hendak menciumnya, begitu mereka masuk ke apartemen Taehyung.
Beberapa waktu yang lalu, Jungkook telah menahan diri. Di sepanjang jalan dari bukit, di tempat sewa mobil, di atas sepeda motor. Kali ini Jungkook sudah tidak bisa menunggu lagi. Hasratnya mulai meronta untuk segera dipenuhi.Jungkook meletakkan tangan Taehyung di pinggangnya, lalu tangannya sendiri ia letakkan di pinggang Taehyung. Kepalanya mulai mendekat lagi ke wajah Taehyung, berusaha mengecup telinga Taehyung yang berwarna merah muda.
"Jungkook." Taehyung berseru.
Pendengaran Jungkook tuli tiap kali nafsu menguasai, tangannya menarik tubuh kurus Taehyung agar melekat di tubuhnya. Walau tinggi mereka tidak sama, tapi Jungkook bisa memposisikan dirinya dengan benar, di bagian tubuh Taehyung yang paling mudah menerima rangsangan.Jungkook menggigit cuping telinga itu penuh gairah, sambil tangannya tak henti meremas bokong favoritnya, yang padat dan kenyal. Setelah telinga itu berubah warna merah, Jungkook beralih pada hidung kecil Taehyung. Jungkook mengecup pucuk hidung indah itu penuh nafsu, lalu turun pada belahan bibir menggoda yang mengerang menyebutkan namanya.
Jungkook terus saja menyumpal mulut Taehyung dengan ciuman penuh hasrat, memaksa masuk ke dalam mulut Taehyung dan bermain lidah di dalamnya. Tangan Jungkook kini berpindah pada pinggang Taehyung, berusaha menyingkap atasan yang ia kenakan."Jungkook ... Jungkook ... hentikan!"
Taehyung mendorong Jungkook sekuat tenaga, membuat pemuda yang masih dikuasai libido itu terdorong setengah meter ke belakang."Kenapa Taehyung?" Jungkook sedikit terkejut oleh penolakan Taehyung. Benar-benar di luar dugaannya, harusnya ia pasrah seperti biasanya.
"Baru saja kau mengatakannya di puncak bukit." Nada Taehyung terlihat kecewa. Jungkook mengernyitkan dahi, mencoba mengingat kembali apa yang telah ia katakan dua jam yang lalu.
***
Di puncak bukit, dua jam yang lalu.
Jungkook memeluk Taehyung dari belakang, disiram cahaya bulan dan bintang. Ditiup angin semilir yang menenangkan, diselimuti dingin yang merambat mengisi pori-pori kulit mereka yang halus, Jungkook berbisik di telinga pemuda manis itu, "Taehyung, dengarkan aku.""Katakan...." Taehyung menjawab pelan, suara Jungkook terdengar begitu lembut, seolah itu bukan Jungkook yang biasa mencumbunya dengan nakal, dan melontarkan kata-kata vulgar.
"Taehyung, aku tidak hanya ingin menjadi teman tidurmu, aku ingin lebih dari itu." Jungkook mengambil nafas sebentar untuk melanjutkan pada bagian terpenting dalam ucapannya.
"Aku ingin menjadi teman hidupmu."
Taehyung terkesiap, matanya langsung dipenuhi embun, dan hatinya menghangat dengan cepat. Rasanya pelukan Jungkook tidak lagi membuatnya cemas, pelukan itu menenangkan keraguan dalam hatinya. Menjawab kebingungan dalam pikirannya tentang kejelasan hubungan mereka..-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.
"Jungkook, jika kau ingin menjadi teman hidupku, mulai sekarang, jangan menyentuhku semaumu, sampai nanti aku sendiri yang meminta."
Jungkook terperangah, ia menghentikan langkahnya yang hendak memeluk Taehyung kembali.
"Apa kau benar-benar tidak merindukan belaianku, sentuhanku, kecupanku? Katakan kalau semua itu tidak nikmat?" Jungkook mencerca Taehyung dengan ragam pertanyaan yang membuat Taehyung bingung.
"I ... iya, aku akui itu nikmat dan membuatku lupa diri, justru itu sebabnya aku ingin memberimu jarak, agar kita tidak terlalu terjerumus pada hal yang nista." Taehyung tampak kacau, mengikuti kata hati yang tidak sejalan dengan pikirannya.
"Kukira dengan pengakuanku tadi, aku bisa memilikimu seutuhnya, lagi pula kita memang sudah melakukan hal di luar batas sebelumnya." Jungkook masih mempertahankan argumennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVER HORNY KOOKV VERSION
FanfictionJika napsu sudah bicara, maka hanya akan ada gairah yang menggebu. Membakar birahi, dan menyerukan kebahagiaan di antara norma yang memiliki sekat.