-DADDY JUNGKOOK-
Pintu apartemen tiba-tiba terbuka, Jungkook yakin pintu itu telah ditutup tadi, dan secara sistem, pintu itu akan terkunci secara otomatis. Kecuali orang yang membuka memiliki kunci cadangan atau password kamar Taehyung.
Jungkook mengumpat dalam hati, siapa kiranya yang telah mengganggu acara lepas rindu dirinya dengan Taehyung.
Pria tinggi dengan telinga lebar berdiri di hadapan mereka. "Oh, aku kedatangan tamu rupanya!" teriaknya penuh antusias.Matanya berkilat di bawah sorot lampu, dan senyum khasnya dengan lekukan di pipi tergambar seperti kawanan serigala yang memergoki sepasang rusa saat musim kawin.
Jungkook menggenggam tangan Taehyung, untuk menegaskan status kepemilikannya, namun Taehyung melepas tangan Jungkook dengan cepat, Jungkook mendadak resah menatap wajah Taehyung yang tertunduk.
Jungkook kembali berfokus pada pria tinggi yang tiba-tiba masuk ke apartemen Taehyung.
"Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"
"Seharusnya aku yang bertanya. Bagaimana kau bisa berada di kamarku, Jungkook?"
"Kamarmu?" Jungkook mengulangi perkataan Chanyeol dengan suara rendah.
"Bukan kamarku, lebih tepatnya kamar kami berdua." Chanyeol bergerak mendekati Taehyung dan merangkul bahunya.
"Benar ‘kan, Taehyung?" meminta persetujuan dari si pemilik senyum manis, yang dibalas anggukan oleh Taehyung.
Jungkook frustasi, menghampiri Taehyung dengan emosi.
"Bagaimana bisa kau melakukan ini. Jangan percaya padanya, Taehyung!"Taehyung menghela nafas sebelum mengucapkan kata yang menampar logika Jungkook.
"Haruskah aku percaya padamu? Orang yang telah mengambil sesuatu yang paling berharga dariku, kemudian pergi? Aku tahu Jungkook kebiasaanmu bermalam dengan pria tanpa merasa berdosa, berganti teman tidur semau dirimu. Aku tidak mau jadi salah satu koleksimu, lebih baik kau pergi, aku sudah cukup bersabar tidak melaporkanmu pada pihak berwajib!"
Taehyung menghembuskan nafas dalam, yang terasa sesak di dada, bebannya kini mulai mengikuti alur nafasnya. Turun seirama hembusan nafas yang ke-3.Jungkook tak percaya pendengarannya, ia ingin melayangkan pukulan pada wajah Chanyeol yang masih setia merangkul Taehyung.
Namun Taehyung dengan cepat berdiri di hadapan Chanyeol dan merentangkan tangan.
"Kau tidak bisa melukai orang yang sudah memberikanku segalanya. Tempat tinggal, pekerjaan, bahkan rasa aman."
Jungkook lebih baik mengalami tuli saat ini, agar ia tak perlu mendengar perkataan Taehyung yang membuat sakit di hati.
"Pintu ke luar sebelah sini!" Chanyeol berseru di belakang Taehyung.
"Jangan senang dulu kau, Chan. Aku akan buat perhitungan denganmu!" teriak Jungkook geram, sambil melangkah ke pintu.
"Oh, aku akan setia menunggu." Chanyeol terkekeh, berhasil membuat Jungkook terusir.
Taehyung mendudukkan dirinya di sofa panjang, Chan langsung bergerak cepat mengambil minuman untuknya dari kulkas.
Karena Taehyung masih terdiam. Chanyeol mengambil tangan kanan Taehyung, dan meletakkan kaleng minuman itu di antara jemari kurusnya.
"Taehyung jangan berhenti di sini, aku tahu kau pasti bias."
Taehyung mengangguk pelan berbalik ke hadapan Chan dan membiarkan wajahnya terbenam di antara leher dan bahu pemuda tampan itu.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVER HORNY KOOKV VERSION
FanfictionJika napsu sudah bicara, maka hanya akan ada gairah yang menggebu. Membakar birahi, dan menyerukan kebahagiaan di antara norma yang memiliki sekat.