Calvin klein

395 54 6
                                    

-CALVIN KLEIN-

Taehyung ke luar dari bar terlebih dahulu, Hoseok telah selesai mencuci, ia masih berganti pakaian di dalam. Taehyung menunggu Hoseok di depan bar sambil mencerna kembali perkataan pria di dalam barusan.
Melihat kartu nama yang pria itu berikan, dari bahan dan desainnya, jelas bahwa pemilik kartu bukan orang biasa. Namun, apa hubungan pemilik kartu itu dengan Jungkook? Taehyung masih mencari jawaban sembari mondar mandir ke kanan dan ke kiri. Sampai tak sengaja menyeggol pejalan kaki yang lewat.

Kartu yang dipegangnya jatuh ke ubin jalan, terinjak oleh sepatu milik pejalan kaki itu.

"Hei ... jangan diinjak!!!" teriak Taehyung. Mengambil kartu di bawahnya dan mengusap debu yang menempel dengan syal yang ia kenakan.

"Maaf," ujar orang itu, kemudian berlalu.

.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Begitu turun dari mobil sport kakaknya, Jungkook berlari kencang  memasuki sebuah toko yang besar. Mereka telah sampai di Beijing, begitu turun dari bandara, Jungkook meminta supir untuk membawa mereka ke toko elektronik.

Luhan tak sanggup mengejar langkah Jungkook, yang persis anak kecil yang menemukan mainan yang ia cari.
Suara derap langkah kaki Jungkook menarik perhatian pengunjung, Jungkook tak peduli, ia langsung menarik tangan pelayan toko yang sedang berbincang dengan pelanggan lain.

"Aku ingin membeli ponsel, cepat!"
Nafas Jungkook ngos-ngosan.
Jungkook tak menghiraukan tatapan tajam pelanggan lain yang berada di depannya, kesal karena Jungkook seenaknya membawa pelayan toko yang sedari tadi melayani mereka melihat-lihat televisi plasma keluaran terbaru.

"Ponsel apa yang paling bagus?" tanya Jungkook tak sabar.

Pelayan itu terlihat tidak nyaman dengan tingkah Jungkook yang terlalu mendesaknya. Seolah pria di depannya ini telah berjalan jauh dari gurun dan datang kemari bukan untuk membeli ponsel tapi membeli air untuk melepas dahaganya.

"Ini yang terbaru, Tuan. Redmi K35, kelebihan ponsel ini ...."

Belum selesai si pelayan menjelaskan fitur-fitur yang ada di dalam ponsel, Jungkook menyelanya dengan cepat.

"Baik, aku beli yang ini," ujar Jungkook, tak sabar untuk segera menjadikan benda pipih warna merah itu sebagai miliknya.

Luhan bersidekap, memantau adiknya yang sedang menggesekkan kartu platinum yang ia berikan, untuk membayar ponsel yang ia beli. Bibir mungilnya entah kenapa mengkerucut, melihat Jungkook yang panik begitu benda warna merah itu dihidupkan.

"Ada yang salah, Tuan?" pelayan bertanya pada Jungkook yang sedang memasang raut wajah kecewa.

Pemuda tampan itu menggeleng keras, tidak berniat menjawab apalagi menoleh pada pria berseragam merah yang sejak tadi melayaninya untuk mencari ponsel.

"Aku lupa nomor ponsel Taehyung," teriaknya cemas, bukan pada pelayan toko atau pada Luhan, melainkan pada dirinya sendiri.

"Ada di ponselku, jangan memasang wajah khawatir seperti itu!" Luhan memutar bola matanya, masih menahan kesabaran.

"Lain kali berhati-hatilah membawa ponsel di tempat umum, tanganmu itu sepertinya hanya bisa memegang benda lunak daripada benda padat." Gerutuan Luhan lebih terdengar seperti lawakan, si pelayan yang sejak tadi berdiri di antara mereka, tersenyum malu-malu mendengarnya.

"Jie-jie...." Jungkook merengek dengan suara panjang.

Tangan Jungkook bergerak ke arah Luhan dan menarik lengan kecil kakaknya untuk kembali ke parkiran.

"Panggil aku jie-jie lagi di tempat umum, akan kupecat Taehyung dari perusahaan." Ancaman Luhan terdengar serius, padahal ia sedang  menahan tawa di perutnya. Demi melihat adiknya yang ia kenal arogan dan tak mau kalah, harus rela memotong tanduknya demi seorang pria bernama Kim Taehyung.

OVER HORNY KOOKV VERSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang