Kalian tahu? Heeseung berdiri konyol memerhatikan Jungwon tengah tersenyum tanpa dosa kala mendapati Heeseung berdiri di ambang pintu kamar rawat inap rumah sakit. Hatinya cukup brutal berdebar khawatir jika saja sahabat kecilnya malah meregang nyawa karena semangkuk bubur kacang.
Kekehan lemah terdengar dari bilah bibir pucat Jungwon, tangannya melambai-lambai menyuruh Heeseung datang menghampiri. "Kau sungguh bebal, Jungwon!" raga Heeseung cukup lemas, ia hampir ingin pingsan jika saja tidak di tampar Jongseong karena pemuda itu malas membopong Heeseung. "Maafkan aku, janji tak akan ku makan jenis kacang lagi. Hahaha ternyata sungguh menyakitkan, padahal lidahku mencecap rasa enak!"
"Nanti malam kau sudah boleh pulang, besok jangan masuk sekolah terlebih dahulu!" ah menyebalkan, padahal sekolah dapat membantunya menghilangkan stres, "Aku bosan, Seung! Ayah dan ibu besok lembur!" keluhnya, Jungwon tak mau ditinggal sendirian di rumah.
"Kalau begitu aku juga akan ijin tidak masuk!" malah Jungwon menggeleng, Heeseung terlalu mengorbankan dirinya, Jungwon sudah kasihan membuat pemuda itu rela meninggalkan sekolah bergengsi yang di raih dengan susah payah hanya untuk menjaganya di sekolah level menengah. "Bodoh, kau ini jangan ijin tanpa alasan jelas!"
Heeseung bersedekap dada, ia menatap Jongseong memelas, lalu berkata, "Jongseong, aku mencontek catatanmu besok!" sepertinya pemuda Park itu sulit diajak negosiasi, dengan tak sopannya dia menghabiskan dua coklat milik Heeseung, "Kalau kau mau... Tak gratis, beri aku imbalan!"
"Padahal kau sudah kaya, kenapa minta imbalan Park?" menggeram agak kesal, tapi dia tak bisa memaksa juga pada Jongseong. "Bisnis bro!" lihatlah, betapa menjengkelkannya putra tunggal Junhui Park itu, sungguh mirip dengan ayahnya yang selalu saja berpikiran tentang bisnis dalam segala hal kehidupan.
"Aku tak punya uang, dan aku hanya sekali saja menconteknya!" dua jari membentuk huruf V, memamerkan deretan gigi ratanya seperti model iklan pasta gigi. "Aku tak tersentuh dengan kalimatmu, Heeseung!" kali ini Jungwon turut tertawa dengan Jongseong, menghadirkan tatapan sendu oleh Heeseung.
Hei, Jungwon jadi merasa bersalah, tapi dia juga tak ingin Heeseung selalu mengorbankan waktu berharganya buat Jungwon. "Seung, jangan alay! Aku sungguh tak masalah kau pergi ke sekolah, aku hanya bosan sedikit karena ayah dan ibu akan lembur!" dengan terpaksa Heeseung mengangguk, ia tak dapat memaksakan kehendak Jungwon agar anak itu tak merasa risih terhadapnya.
"Suram sekali muka mu?" Jongseong menyindir, sedari tadi ia perhatikan, Heeseung memiliki tatapan lain terhadap Jungwon, rasanya ia jadi penasaran dengan Lee Heeseung ini, apa ada hal yang pemuda itu sembunyikan? Bukankah menyenangkan jika dia berhasil mengetahui hal tersembunyi itu? Seringaian terlukis begitu saja pada wajah rupawan Jongseong.
Guliran waktu terasa cepat, Heeseung benar-benar masuk sekolah meninggalkan Jungwon sendirian di rumahnya, walau Heeseung kepikiran, ia terus mencoba untuk fokus pada pembelajaran yang tengah berlangsung. Nyatanya gerak-gerik tak nyaman Heeseung tertangkap oleh tajamnya mata Amber milik Jongseong.
Sedari tadi pemuda putra tunggal pengusaha Junhui Park itu mencoba menafsirkan sikap Heeseung. Dia sedikit tersenyum kala pemberitahuan jam pulang sudah terdengar menggema ke sepenjuru sudut sekolah.
Awalnya Heeseung terburu mengemas semua alat tulis, baru juga langkahnya akan keluar dari kelas tetapi malah tertarik ke belakang atas ulah Jongseong. "Seung, apa kamarmu cukup untuk dua orang?" alisnya menukik, kenapa Jongseong bertanya semacam itu? "Cukup saja, memang kenapa?"
Jongseong berakting, dia mendengus dengan wajah agak menunduk dan dimiringkan, "Aku sedang bosan, ayah ibuku keluar kota meninggalkanku sendirian di rumah!"
"Kau tahu? Rumahku terlalu besar, dan aku sering mimpi buruk kala mereka lebih memilih meninggalkanku ke luar kota demi pekerjaan mereka! Boleh aku menginap di rumahmu?" jujur Heeseung bingung, karena dia sendiri pun tinggal bersama keluarga Jungwon, sungguh tidak mungkin Heeseung mengambil keputusan sendiri tanpa ijin dari tuan Yang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorabilia [JayWon] Jay X Jungwon
Ficção AdolescenteLee Sangwon, pemuda lugu ini begitu terkejut dengan dirinya yang tiba-tiba bangun ditempat yang asing, ia sangat ketakutan saat mendapati orang-orang yang sama sekali tidak ia kenal tersenyum padanya. Mereka tak pernah memanggilnya Sangwon, justru...