Sayup-sayup suara bersahutan mendendang di gendang telinga, Jungwon yang sedari tadi memejamkan mata kini terganggu dan menggeliatkan badan hanya untuk melihat asal suara bising itu. "Apa kita sampai?" suara serak Jungwon menimbulkan lirikan Heeseung yang sedari tadi diam. "Ya, kita sampai!" Jongseong membuka pintu mobil mempersilahkan Jungwon untuk turun.
Lalu melongok pada kursi penumpang dengan wajah tanpa ekspresi, "Kau bisa turun sendirikan, Heeseung?" dia agak mengejek, disusul suara pintu sebelah kemudi yang tertutup. Bisa dikatakan agak mendrama, Heeseung menempeli Jungwon seperti anak ayam pada induknya.
Jongseong risih, dia mendecih kesal akan kelakuan Heeseung yang tidak membiarkan Jungwon berbicara pada Jongseong. "Tingkahmu kekanakan, Seung!" Heeseung menoleh pada sosok yang berjalan di belakang dia dan Jungwon, tersenyum mengejek seolah dia merasa menang, "Aku seperti ini sejak kami kecil!" Jongseong hanya abai.
Tidak tahu saja bahwa jiwa Jungwon mungkin sudah mati atau berada di Enverse saat ini, dan Sangwon jiwa pengganti Jungwon justru risih akan tingkah Heeseung yang kadang terlalu berlebihan. "Jay, ayo kita beli makanan di sana!" Jungwon menarik lengan Jongseong sembari menyeretnya pada suatu kedai jajanan berempah gurih, tak lupa pula mampir pada penjual tanghulu beserta penjual es krim.
Jungwon benar-benar melupakan Heeseung, pemuda bermata kebiruan itu mengepalkan tangan melihat keakraban Jungwon dan Jongseong. "Apa yang telah kau berikan pada Jungwon hingga dia selengket itu padamu?" monolognya kesal. Jongseong terasa seperti pengganggu yang muncul secara tiba-tiba, Heeseung senang saja sebenarnya memiliki teman seperti Jongseong.
Pemuda yang mendapat julukan anak tunggal kaya raya itu tak sedikitpun berpikir untuk melemparkan uangnya pada orang-orang di sekitar jika sedang merasa senang. Hanya saja, Heeseung tidak rela jika Jungwon yang sedari dulu menempel padanya mulai pergi dan berpindah pada Jongseong.
Heeseung berjengit kala pundaknya ditepuk oleh seseorang, kepalanya memiring ke kiri guna mencari si pelaku. Ada seorang gadis dengan rambut bergelombang dengan pakaian bergaya tomboy. "Oh~ Chloe!" hanya gadis dari kelas sebelah, pertemuan mereka cukup kekanakan, berebut sebuah roti isi selai karamel di kantin sekolah yang tersisa satu.
"Ku kira pemuda sepertimu ini tidak akan datang melihat pameran seni dan bazar!" nadanya agak mengejek, dan datar namun Heeseung tahu bahwa apa yang di katakan Chloe hanya sebatas candaan dalam basa-basi memulai topik obrolan. "Hanya mengantar seseorang" Heeseung menjawab.
Dahi Chloe berkerut, matanya menajam melihat objek yang agak jauh dari mereka. "Bukankah itu adik tingkat yang selalu kau kunjungi saat istirahat?" Heeseung mengikuti arah telunjuk Chloe, yang jelas menunjukkan Jungwon di kedai jajanan kue dan gulali. "Eh... Tapi, kenapa Jay juga bersamanya? Tak ku sangka anak sombong itu mau berteman juga" Heeseung terkekeh mendengarnya.
"Mau mengelilingi pameran bersamaku?" Chloe menawari, Heeseung berpikir beberapa kali terlebih dahulu, jika dia mengiyakan Chloe, maka dia tidak bisa mengawasi Jungwon, tetapi Heeseung kembali tersadar jika ada putera tuan Junhui, dia jadi mendecih dan mengiyakan Chloe. "Ayo!"
Di tempat Jungwon dan Jongseong, dua pemuda itu mendudukkan diri pada sebuah bangku kayu panjang yang tersedia di dekat kedai-kedai. Keduanya menata makanan-makanan serta minuman yang mereka beli di tengah-tengah tempat mereka duduk. "Bukankah kita harus senang, karena tidak berada di Enverse?" Jungwon berbinar melihat makanan menggiurkan itu.
"Minusnya aku tak bisa bertemu orangtuaku!" sahut Jongseong, bagaimanapun dia mencoba terbiasa, bayang-bayang keluarganya yang hangat selalu kembali, terutama ketika dia bisa memakan berbagaimacam makanan lezat di dunia barunya, dia akan teringat keluarganya yang jelas hanya mengandalkan pil pengenyang di Enverse, dengan teh yang biasa-biasa saja atau satu macam saja, dan selalu mendapat udara berat karena telah tercampur polusi dari teknologi-teknologi perkembangan di Enverse.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorabilia [JayWon] Jay X Jungwon
Roman pour AdolescentsLee Sangwon, pemuda lugu ini begitu terkejut dengan dirinya yang tiba-tiba bangun ditempat yang asing, ia sangat ketakutan saat mendapati orang-orang yang sama sekali tidak ia kenal tersenyum padanya. Mereka tak pernah memanggilnya Sangwon, justru...