Chapter 3 🥀

198 7 0
                                    

✨ Tetaplah merendah, biarkan yang tinggi itu Do'a dan harapan ✨

✨ Tetaplah merendah, biarkan yang tinggi itu Do'a dan harapan ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🥀

Sebelumnya

"Ngerti adek Al-Zaidan Arrayan Brian Al-Hasan?" Tanya Keisha sambil menaik turunkan alisnya.

"Ngerti mbak, maaf ya dek kalo mas tadi marah sama adek." Ucap Zaidan meminta maaf kepada Nathan.

"Batagor seminggu." Ucap Nathan.

"Iyaa." Jawab Zaidan.

"Oke, sama mbak Keisha dan Azzam yaa?" Ucap Nathan memohon dan di beri anggukan oleh Zaidan.

"Apa nih bawa-bawa nama aku?" Tanya Azzam yang baru datang habis dari dapur.

"Kita di traktir batagor seminggu sama gus Zaidan." Jawab Nathan dengan muka senang

"Wih, dalam rangka apa?" Tanya Azzam pada Nathan.

"Yang tadi loh." Jawab Nathan.

"Ohh itu, oke makasih abang yang ganteng." Ucap Azzam pada Zaidan.

"Iya sama-sama." Jawab Zaidan sambil mengangguk.

"Yey mulai besok bang Zaidan nggak bisa liat kak Asha." Gumam Nathan senang.

"Seminggu ya?" Ucap Zaidan memohon kepada Nathan.

"Yaudah seminggu sama kayak batangor nya." Jawab Nathan.

"Mulai besok kan?" Tanya Zaidan.

"Iya mulai besok." Jawab Nathan sambil mengangguk.

"Terus pekerjaan mu gimana, Zaidan?" Tanya Keisha yang baru ingat kalo adik nya punya perusahaan.

"Ya bisa, mbak." Jawab Zaidan santai.

"Tapi kan handphonenya?" Ucap Keisha yang membuat Zaidan menepuk jidatnya.

"Astaghfirullah mbak, Zaidan lali." Jawab Zaidan sambil menepuk jidatnya.

"Carane than?" Tanya Keisha kepada Nathan.

"Bentar Nathan mikir dulu caranya." Jawab Nathan sambil berpikir caranya.

"Gini aja," Ucap Nathan yang belum di lanjutkan.

"Piye?" Tanya Azzam yang bingung.

"Gus tetep pake handphone Gus, tapi." Ucap Nathan yang membuat Zaidan senang.

"Aja seneng-seneng wae bang." Ujar Azzam dan langsung di sinisi oleh Zaidan.

"Tapi semua sosmed terutama galeri sama aku di password kecuali wa." Ucap Nathan melanjutkan perkataannya.

"Setuju!" Jawab Zaidan dengan senang tapi masih terdengar dingin.

"Lagi pada ngobrolin apa? Seru banget kayaknya." Tanya Asha yang sudah selesai dengan telponnya.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang