Chapter 8 🥀

130 4 0
                                    

Jika engkau mencari cinta sejati, pandanglah agama dan akhlaknya, bukan harta dan kecantikannya.

Sayidina Ali bin Abi Thalib ✨


Happy reading 🥀


"Kak ashaaa." Panggil Nathan dengan panik sambil lari ke arah Asha.

"Jangan lari nanti jatuh." Perintah Asha kepada adiknya.

"Gus, tolong minggir dulu ya? Nathan pengen dekat dengan kak Asha." Ucap Nathan memohon kepada Zaidan dan mau tidak mau Zaidan pun harus mengalah.

"Iya." Jawab Zaidan singkat dan langsung berdiri dari kursinya dan mempersilahkan Nathan untuk duduk di kursi itu dengan sedikit kesal.

Zaflan yang mendengar anaknya yang terkena pisau pun langsung menghampiri sang anak dengan panik.

"Kakak? Mana yang sakit nya sayang?" Tanya zaflan dengan lembut kepada anaknya.

"Sedikit doang kok ayah." Jawab Asha sambil menunjukan tangan nya yang terluka.

"Kita ke dokter ya?" Usul zaflan kepada anaknya karena sudah sangat panik dan khawatir.

"Nggak usah ayahh, ini sudah baikan kokk." Ucap Asha sambil terkekeh melihat muka sang ayah yang sangat panik.

"Kakak kenapa nggak hati-hati sih?!? Aku khawatir sama kakak!" Omel Nathan dengan kesal dan membuat Asha gemas dengan adiknya.

"Maaf ya, adik kakak tersayang. Kakak hati-hati kok cuma melamun aja." Ucap Asha sambil terkekeh dan mencubit pipi gembul adiknya dengan lembut dan mencubit menggunakan tangan yang tidak luka.

"Kakak! Jail Mulu." Kesal Nathan dan membuat muka Nathan cemberut dan membuat Asha gemas.

"Maaf,maaf. Bunda di mana?" Tanya Asha kepada Nathan sambil menengok kanan kiri mencari sang bunda.

"Bunda lagi nelpon bang zean." Jawab Nathan dengan polosnya.

"Buat apa di telpon?" Tanya Asha.

"Tadinya mau minta jemput Abang mu tapi tidak jadi karena kamu tidak mau terus bunda sekarang sedang mengabari Abang mu." Jawab zaflan menerangkan kepada putri kesayangannya dan Asha hanya mengangguk paham.

"Nduk, sini tangan nya itu udah banyak darah yang keluar harus di obati sekarang." Ucap Ratih dengan khawatir dan langsung membuka kotak p3k nya.

"Kakak makin banyak darah nyaa." Panik Nathan saat melihat tangan sang kakak.

"Iya, ini kan mau di obatin." Jawab Asha dengan tenang seperti tidak merasakan sakit sama sekali.

"Kamu sangat begitu tenang zaujati. Ya Allah hamba tidak tega jika istri hamba harus menahan rasa sakitnya sendiri. Bagi kepada hamba ya Allah, agar hamba bisa merasakan sakit yang di rasa istri hamba." Batin Zaidan tidak tega melihat luka di tangan Asha.

Ratih mulai mengobati tangan Asha yang luka dan memperban tangan Asha.

"Sudah selesai nduk." Ucap Ratih saat sudah menyelesaikan mengobati Asha.

"Terimakasih ummi." Ucap Asha sambil tersenyum hangat.

"Ya Allah hamba ingin memeluk nya tapi belum bisa." Batin Zaidan dan Zaidan pun menghenlan nafas kasar.

"Shillaaaa." Panggil seseorang dengan sedikit teriak dan langsung berlari menghampiri Asha.

"Ris?" Kaget Asha saat melihat sepupunya.

"Shill gue khawatir banget sama lo." Terlihat di wajah Arisa yang sangat khawatir dengan sepupunya.

"Kesini sama siapa? Kok cepet bangett?" Tanya Asha dengan bingung.

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang