Bab X: Labirin Cinta

73 7 0
                                    

cw // slight kiss; mention of natural disaster; slight hypothermia

Lucas merapikan pedangnya, naga halus memiliki kesulitan untuk membersihkan dirinya, tidak seperti rubi kemerahan milik Tiberius atau perobek ombak milik Christopher.

Pedangnya sedikit manja — dia akan terus kotor jika Lucas tidak menggosok bilahnya. Mungkin itu adalah ganjaran dari gurunya ketika dia begitu teledor dan meletakkan pedang kayunya sembarangan.

Master-nya akan menginginkannya untuk menjaga apa yang dia miliki dan tidak meninggalkannya. Mungkin karena itulah dia membuat senjatanya tak memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri.

Kedua temannya duduk di sampingnya. Christopher mengusap lengannya yang sedikit sakit. Dan dia memahaminya. Duel dengan Tiberius selalu menyakitkan, Goldenheart itu melakukan segalanya untuk menang.

"Kau benar-benar jahat padaku," ucapnya, menghela nafas. "Lucas memiliki seorang penyembuh — lalu bagaimana denganku? Aku akan tidur dengan akar hangat nanti malam."

Lucas tertawa kecil. Oliver telah memberikannya beberapa akar hangat ketika mengetahui bahwa dia memiliki pelajaran di luar kelas yang lebih darinya, namun kedua teman sekamarnya juga akan menggunakannya ketika mereka mengalami sakit sendi.

"Aku akan mengambil akar bagianmu," ucap Christopher kembali.

Lucas menoleh ketika Goldenheart itu tak menjawab apapun — tidak seperti biasanya. "Ty?" panggilnya, dan Spiritglade itu mengikuti pandangannya. "Untuk apa kau memperhatikan Grand-Childe Montarac?"

Tiberius mengeluarkan sebuah sahutan yang tak dapat dia tangkap di telinganya, kepala menoleh padanya. "Aku tidak," dia membela diri, menunduk. "Aku tidak."

Si wisteria menghela nafas, meletakkan naga halus ke dalam sarungnya kembali sebelum bangkit, berdiri.

Christopher memperhatikannya. "Kau akan pergi?"

"Kelas Oliver sebentar lagi selesai," ucapnya. "Aku akan menemuinya sebentar."

Dia mendengar Tiberius mendengus. "Kau tahu betapa padatnya kita ketika kita baru saja masuk kemari. Kau yakin kau takkan mengganggunya?"

Lucas menatap ke arah langit. Benar sekali. Dia mungkin saja akan mengganggu pembelajarannya, dan para Grand-Healer mungkin akan merasa lelah ketika melihat wajahnya.

Namun dia tak bisa untuk tidak. Itu telah menjadi kebiasaannya untuk menemuinya di sela-sela kelas mereka. Dan ketika Oliver menawarkan untuk dia yang datang, Lucas merasa bahwa dia tak ingin merepotkannya.

Christopher mengeluarkan tawanya. "Kau yakin bahwa kalian tidak berpacaran?" ujarnya. "Kenapa tidak kau katakan saja bahwa kau menyukainya?"

Spiritglade itu menyentuh tengkuknya. Dia tahu jelas bahwa dirinya sendiri menyukainya. Namun ada rasa khawatir dimana jika dia menyatakannya, akan ada kemungkinan Oliver takkan membalas perasaannya, dan mereka akan berhenti menjadi teman yang baik.

Dan itu menakutinya.

Lucas sangat yakin bahwa dia lebih takut untuk kehilangan Oliver dan tak bisa melihatnya lagi, dibandingkan bahwa Crystalbone itu tak membalas perasaannya.

Tiberius menghela nafas, dan mungkin temannya itu memahaminya. Karena dia mengibaskan tangannya. "Pergilah sebelum kelas berikutnya dimulai dan master mereka mengusirmu."

Spiritglade itu tertawa, melambaikan tangan pada kedua temannya sebelum beranjak pergi. Dia dapat mendengar obrolan mereka, bahwa dia terlalu pengecut untuk mengutarakan perasaannya, atau bahwa dia terlalu banyak mempertimbangkan sesuatu.

Under the Sky and Moon • sunsun • end •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang