"Aduh, kalo bu RT nya inget kita gimana ya?" cemas Ajeng membuat Chika ikutan cemas.
"Berdoa saja kepada yang maha kuasa," pasrah Aurel kemudian berjalan mengikuti Prisya.
Yang lain berjalan mengikuti Prisya karena mereka tidak terlalu mengenal orang-orang daerah sini. Sebelum masuk, Prisya memasukkan amplop kedalam sebuah kotak dan menuliskan namanya pada sebuah buku yang ada disana.
"Ini udah ijab qobul ya?" Tanya Rachel pada Prisya.
"Kayaknya udah, itu aja lagi pada salaman sama pengantinnya," ucap Prisya menunjuk para tamu yang tengah berbaris untuk mengucapkan selamat.
"Kita ikut baris nih kak?" Tanya Chika yang sesekali mencuri pandang ke arah stand makanan.
"Ayo langsung ikut baris aja," ujar Prisya sebelum dihentikan oleh Hanum.
"Bentar, kita berempat pake ini dulu," kata Hanum lalu memberikan kacamata hitam serta masker pada Ajeng, Aurel dan Chika.
"Nice banget ide lo, kak," puji Aurel membuat Hanum merasa bangga.
"Biasanya kan goblok," lanjutnya membuat Hanum kembali masam.
"Udah kan? Cepet, gue laper," ucap Asya kemudian mereka ikut mengantri untuk memberikan ucapan selamat.
"Selamat ya kak, semoga langgeng," ucap Asya yang maju pertama diantara mereka.
"Semoga cepet dikasih momongan kak," ujar Prisya yang ikut dibelakang Asya.
"Jangan tanya kapan nyusulnya ya kak," tambah Rachel karena pengantin wanita sudah memasang tampang julidnya.
Dibelakang Rachel ada Hanum lalu Ajeng disusul Aurel dan yang terakhir Chika.
"Nunduk Num," bisik Ajeng karena Bu RT memperhatikan mereka dengan tajam.
"Kaya kenal," gumam Bu RT membuat mereka berempat panas dingin.
"Iya Bu, saya yang dulu beli bubur diwarung ibu," ucap Hanum membuat Bu RT bingung.
"Loh kan saya ngga punya warung bubur."
Ajeng meneguk ludahnya dengan kasar, gadis itu segera mendorong Hanum untuk maju.
"Permisi ya Bu."
"Selamat ya mas dan mbak nya," ucap Hanum pada kedua pengantin.
"Om, tante, kalo mau malam pertama nanti live streaming ya supaya kita ada gambaran pas nikah," ujar Ajeng mengikuti Hanum.
"Mas, mbak, om, tente, oppa, eonni, saya udah boleh makan belum?" Tanya Aurel yang dijawab anggukan oleh kedua mempelai.
"Selamat ya kakak-kakak, semoga pernikahannya lancar dan langgeng terus," ucap Chika dengan senyum yang merekah.
"Maaf dek, pengantinnya didepan, saya orang tuanya," ujar orang yang disalami oleh Chika.
Chika yang merasa canggung pun hanya bisa menampilkan cengirannya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Rachel, Prisya dan Asya yang sudah selesai duluan, mencoba menghindari kontak mata dengan keempat temannya yang masih ada dibarisan seakan tidak mengenal mereka siapa.
"Malu-maluin banget deh, anak-anak lo," ucap Rachel pada Prisya dengan menahan malu.
"Gue kalo punya anak kaya mereka mungkin udah dibuang ke kali," ujar Asya yang diangguki oleh Prisya.
"Kak, ayo makan," ucap Aurel yang tengah berjalan menghampiri mereka bertiga.
"Makan doang pikiran lo," ujar Rachel yang tidak dipedulikan oleh Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐞𝐧𝐤 𝐈𝐣𝐨 𝐋𝐮𝐦𝐮𝐭 || BabyMonster
Short StoryCerita random ketujuh gadis yang menamai diri mereka 'Geng Ijo Lumut' alias ikatan jomblo lucu nan imut, selama liburan semester. "Kalo lulus mau jadi apa?" "Anime."