[ 𝟏𝟒 ]. 𝐇𝐨𝐭𝐞𝐥

748 137 46
                                    

"BANGUN WOI," teriak Rachel membangunkan teman-temannya yang tertidur.

"Badan lo bau muntahan banget njir," kesal Rachel pada Asya lalu meregangkan badannya yang pegal karena menggantikan Prisya menyetir.

"Dah sampe nih?" Tanya Aurel sembari menguap.

"ASIKKK, BALIII," teriak Chika mengguncang tubuh Ajeng yang kini duduk dibelakang.

"Bali mah udah dari tadi cok, lo nya aja yang tidur mulu," kesal Ajeng merasa pusing mendengar teriakan Chika.

"Udah bangun semua kan? Ambil kopernya, gue mau ngurus kamar," ucap Prisya keluar dari mobil lalu masuk ke dalam hotel.

Yang lain segera mengikuti Prisya keluar dari mobil dan mengambil koper yang berada di bagasi.

"Siapa nih bawa dua koper?" Tanya Hanum menenteng dua koper berwarna pink.

"Kaya ngga tau aja," ucap Aurel melirik ke arah Ajeng yang tengah mengambil selfie bersama Rachel.

"Koper kematian," ujar Chika membayangkan badannya dulu digencet koper tersebut.

"Muka lo pucet banget, Kak," ucap Hanum menempelkan telapak tangannya pada kening Asya.

"Jangan sakit dong Kak, nanti liburannya ngga jadi lagi," kata Aurel dengan nada khawatir.

"Mana koper gue?" Tanya Ajeng, menghampiri mereka berempat.

"Noh udah diturunin, bawa sendiri," balas Chika membuat Ajeng cemberut.

"Kenapa tuh si Asya?" Tanya Rachel pada Hanum.

"Ngga disambut penunggu sini kali," ucap Aurel sebelum Rachel menabok mulutnya dengan pelan.

"Jangan gitu njir, tanah orang nih takutnya ada apa-apa."

"Kenapa pada ngumbuk di pintu masuk sih? Kaya mau ngamen aja," ucap Ajeng masuk ke dalam hotel sembari membawa kopernya dan tas Prisya.

"Ragu gue kalo bakalan aman-aman aja, mulut kita kan ngga ada yang bisa di rem," ujar Hanum menyusul Ajeng.

"Apalagi mulut nya-"

"Apa lo?" Ujar Aurel memotong ucapan Chika yang tengah meliriknya.

Chika segera menggeleng dengan cepat lalu menyusul Hanum dan Ajeng.

"Ayo Sya, jangan diem-diem bae," ucap Rachel menggandeng Asya menuju lobi hotel.

"SISA KOPERNYA SIAPA YANG BAWA?" Teriak Aurel memandang Rachel yang mulai menjauh.

"LO LAH."

"Alah boy."

•••

"Tunggu di sini jangan kemana-mana, gue mau nyamperin Prisya dulu," ucap Rachel menyuruh yang lain untuk duduk di kursi lobi.

Rachel pun pergi meninggalkan Asya, Ajeng, Hanum, Aurel dan Chika di pojok lobi hotel yang terdapat tempat duduk karena dirinya berniat ikut membayar biaya kamar.

"Tuh, contoh Kak Rachel. Bukan beban, ngga kaya kita," ucap Aurel yang tengah duduk dengan nyaman di kursi pijat yang tersedia di sana.

"Jadi beban kok ngajak-ngajak," balas Hanum tak terima.

"Nyatanya gitu njir."

"Gue bantuin bayar camilan tuh," ujar Hanum menunjuk plastik yang berisi jajanan.

"Gue bantuin angkat koper sama bawa tas nya Kak Prisya," ucap Ajeng mengangkat tangannya dengan tinggi.

"Gue bantuin bersihin muntahannya Kak Asya," kata Aurel ikut menbela dirinya.

𝐆𝐞𝐧𝐤 𝐈𝐣𝐨 𝐋𝐮𝐦𝐮𝐭 || BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang