Sepulangnya dari warung bakso, Hanum, Aurel dan Chika memilih untuk gabung bersama anak-anak yang tengah bermain game online didepan pos ronda.
"Game apa itu?" Tanya Hanum pada Aurel.
"ML."
"Making Love?" Tanya Hanum lagi.
"Mobile Legends, blog," umpat Aurel yang tengah login bersama Chika.
"Nama hero nya apa?" Tanya Hanum melihat Aurel tengah memilih karakter game tersebut.
"Layla."
"Itu cewek apa cowok?"
"Gay," celetuk Chika yang kesal mendengar Hanum terus bertanya.
"Oh," ucap Hanum mengangguk paham.
"Tol*l, namanya aja Layla masa iya cowok?" Balas Aurel dengan geram.
"Tetangga gue namanya Yanti, tapi cowok tuh," ucap Hanum tak mau kalah.
"Jangan kasar-kasar kak, banyak anak kecil nanti kita diaduin emaknya," ujar Chika memandang gerombolan anak kecil yang tengah mabar bersamanya.
"Lo juga anak kecil," ucap Hanum hingga Chika merengut kesal.
Setelah perdebatan kecil bersama anak kecil yang tubuhnya kecil-kecil karena masih kecil, mereka kembali memainkan game dengan Hanum yang menonton di tengah Aurel dan Chika.
"Anj*ng lah, payah banget lo bocil. Jadinya kalah kan," umpat Aurel pada anak kecil di sampingnya.
"Kasian guguk nya ngga salah di bawa-bawa mulu," ucap Chika mematikan ponselnya.
"Ya masa lo ngumpatnya cicak, kodomo, kadal," ujar Aurel kemudian berdiri membersihkan celananya yang kotor karena duduk di atas tanah.
"Rel, itu anaknya nangis njir," ucap Hanum menunjuk anak yang dikatai oleh Aurel.
"MAMAAKKKKK," teriak anak itu membuat ketiga gadis tersebut panik.
Karena takut dimarahin, mereka pun berlari pulang ke rumah Prisya. Tak lupa pula mengambil alias maling rambutan milik Bu RT sebelum sampai rumah.
•••
"Ngenes amat muka lo," ucap Prisya pada Asya yang tengah duduk termenung di teras.
"Lagi bingung gue, ditolak PTN harus gimana ya?" Tanya Asya pada Prisya.
"Makanya pake ordal," balas Prisya lalu dijitak oleh Asya.
"Rendahan amat usulnya."
Prisya hanya tertawa menanggapi balasan Asya.
"Canda bos, daftar kedinasan kalo gitu," usul Prisya dijawab gelengan.
"Ngga sanggup tes larinya, jalan ke warung depan aja udah engap," keluh Asya membuat Prisya ikut bingung.
Sembari memandang langit sore yang cerah, mereka pun terhanyut dengan pikiran masing-masing.
"DIEM-DIEM BAE, NGOPI NGAPA NGOPI," teriak Rachel dengan membawa segelas kopi ditangan kanannya.
"Oasu, ganggu banget lo," umpat Asya yang kaget.
"Lagian muka lo kaya orang yang lagi nanggung utang negara aja," ucap Rachel menyeruput kopinya.
"Mikirin masa depan njir, masa iya gue nganggur," kata Asya mengacak rambutnya.
"Alah, bapak lo kan punya kebun sawit. Apa mau jadi simpenan bapaknya Ajeng?" Ucap Rachel menunjuk Ajeng yang datang menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐞𝐧𝐤 𝐈𝐣𝐨 𝐋𝐮𝐦𝐮𝐭 || BabyMonster
Short StoryCerita random ketujuh gadis yang menamai diri mereka 'Geng Ijo Lumut' alias ikatan jomblo lucu nan imut, selama liburan semester. "Kalo lulus mau jadi apa?" "Anime."