[ 𝟏𝟓 ]. 𝐍𝐲𝐚𝐬𝐚𝐫

606 130 39
                                    

Keesokan paginya, hari pertama di Bali mereka merencanakan untuk menghabiskan waktu dipantai Pandawa.

"Lo kuat kan Sya?" Tanya Rachel menatap Asya dengan khawatir.

"Kuat kok, gue aja lupa semalem ngapain," jawab Asya sembari menyeruput teh nya.

Kini Rachel, Prisya dan Asya tengah sarapan di ruang makan hotel sembari menunggu anggota muda mereka.

"Yang lain dimana sih?" Tanya Prisya, sedikit kesal karena mereka sudah menunggu dari tadi.

"Makanannya udah dingin nih, buat gue aja ya?" Ujar Rachel memandang makanan yang mereka pesan untuk Ajeng, Hanum, Aurel dan Chika.

"Lo udah makan tiga piring njir," ucap Asya menjauhkan makanan yang masih utuh dari Rachel.

"Dingin tuh nanti ngga enak, lagian yang lain kemana sih? Lama banget," keluh Rachel dengan cemberut.

"Palingan nunggu Chika mandi, semalem kan ngambek karena ngga ada gayung. Kalau ngga ya nungguin Ajeng bangun," ucap Prisya sembari memainkan ponselnya.

•••

"KAK, TUNGGUIN," teriak Chika yang masih berada di kamar mandi.

"CEPETAN, SI AJENG UDAH NGELUARIN TARINGNYA," balas Hanum memandang Ajeng yang misuh-misuh di depan kamar mereka.

"Ngapain bangunin gue kalo belum siap?" Kesal Ajeng karena tidurnya terganggu.

"Si Chika noh, kenapa marahnya ke gue?" Ucap Aurel memandang Ajeng dengan ngeri.

"Kak, ngga ada gayung. Gue ceboknya gimana?" Tanya Chika sembari menahan tangis karena takut ditinggal.

"Semprot pake yang kaya selang air, apa itu gue ngga tau namanya," ucap Hanum dengan bingung.

"Kak, eek nya masih ngambang," ujar Chika yang sudah panik setengah mati.

"ETDAH JOROK BET, pencet tombol yang ada di WC nya itu," ucap Hanum memberikan arahan.

"Gue tinggal nih," kata Ajeng pada Aurel.

"Jangan njir, di sini yang bisa pake lift cuma lu. Lo tega liat kita lewat tangga?"

"Gue mah bodoamat sih," balas Ajeng dengan santai.

"Yaudah, gue aduin Kak Prisya."

"IYA ELAH, GUE TUNGGUIN NIH," ucap Ajeng dengan pasrah.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Chika pun keluar dari kamar mandi.

"Lo orang kaya tapi ngga bisa pake WC duduk njir," ejek Aurel begitu Chika menghampiri mereka bersama Hanum.

"Emangnya orang kaya harus pake WC duduk?" Kesal Chika membuat Aurel tertawa puas.

"Cepet ih, gue laper," keluh Hanum kemudian mereka segera berjalan menuju lift.

"Kita mau ke lantai yang mana sih?" Tanya Ajeng yang bingung melihat banyaknya tombol di lift.

"Lah gue kira lo paham, Kak," ucap Aurel memandang Ajeng dengan heran.

"Paham sih, tapi lo liat tuh tombol lantainya banyak banget. Masalahnya kita mau ke lantai yang mana?" ujar Ajeng membuat yang lain ikutan bingung.

𝐆𝐞𝐧𝐤 𝐈𝐣𝐨 𝐋𝐮𝐦𝐮𝐭 || BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang