[ 𝟏𝟑 ]. 𝐏𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧

711 143 42
                                    

"Dompet?"

"Udah."

"Koper?"

"Udah."

"Aurel?"

"Ud- LAH? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, HAH? AUREL MANA?" Teriak Rachel yang tengah mengecek perlengkapan bersama Prisya.

"Kok Aurel masuk list perlengkapan sih? Ngga bakalan ilang tu bocah," ucap Hanum sembari menguap.

"Kaya ngga tau Aurel aja, lengah dikit udah goleran di pasir," ucap Ajeng yang sedang mengotak-atik rambut Chika, berniat membuat kepangan.

"Kepang njir bukan lo iket mati," ujar Asya mengambil alih rambut Chika yang diacak-acak Ajeng.

"Pantesan rambutnya pada rontok," keluh Chika memegangi kepalanya.

"Malah pada sibuk sendiri! Sana Chel, samperin Aurel," ucap Prisya lalu memakai kacamata hitamnya.

"Kok gue sih?" Kesal Rachel, namun tetap menuruti perintah Prisya.

"Kenapa ngab?" Tanya Aurel yang baru keluar dengan bantal leher serta kaos dan celana pendeknya.

"Kuning-kuning kaya t̶a̶i," ejek Hanum melihat Aurel yang serba kuning dari atas sampai bawah.

"KAK, LIAT NOH NGEJEK BAJU LO," teriak Aurel, berlari menghampiri Prisya.

"Mana gue tau itu baju minjem," ucap Hanum menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Masuk cepet, udah mah telat masih aja teriak-teriak," ujar Rachel membuat Aurel cemberut.

Mereka pun masuk ke dalam mobil dengan Prisya yang menyetir lalu Asya disampingnya sudah siap dengan kresek hitam andalannya.

Kemudian dibagian tengah adalah Aurel yang duduk dibelakang Prisya lalu Ajeng disebelahnya. Dibagian belakang ada Hanum dan Chika yang mengapit Rachel.

"Gue diapit titan n̶j̶i̶r, Ajeng dibelakang dong! Yang boncel temenin gue," keluh Rachel yang terhimpit Hanum dan Chika.

"Siapa cepat dia dapat," ujar Ajeng menggeleng dengan cepat lalu menyusul Aurel, menjelajahi alam mimpi.

"Kenapa pake mobil?" Tanya Asya pada Prisya.

"Supaya pas di Bali ngga perlu sewa kendaraan lagi, nanti kita lewatin lautnya pake kapal," ujar Prisya kemudian mulai mengendarai mobil tersebut menjauhi komplek perumahan.

"Perjalanan berapa lama?" Tanya Asya lagi.

"Mungkin setengah hari jalur darat ditambah nyebrang lewat dermaga, gue bawanya cepet kok," jawab Prisya membuat Asya pusing karena tidak tahan bila harus berlama-lama didalam mobil.

"Titipin aja si Asya di DC Cakung," celetuk Rachel yang tengah memakan basreng bersama Hanum dan Chika.

"Lo pikir gue paket?" Kesal Asya melempar kresek miliknya.

"Ih, plastiknya ada remah-remah kangkungnya," ucap Chika menatap jijik pada kresek yang mendarat diwajah Ajeng.

"Eh iya lupa abis gue tadahin buat muntahan," ujar Asya kemudian mengelap wajah Ajeng yang masih terlelap menggunakan tisu.

"Num, basrengnya kok bau tai?" Tanya Rachel pada Hanum.

Hanum yang ditanya Rachel pun mengendus-endus wadah basreng yang dia pegang.

"Engga tuh, bukan dari sini," bantah Hanum lalu keduanya memandang kearah Chika yang masih fokus memakan basreng.

"Lo kentut ya?" Tanya Rachel membuat Chika tersedak.

𝐆𝐞𝐧𝐤 𝐈𝐣𝐨 𝐋𝐮𝐦𝐮𝐭 || BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang