"ADUH, FAKYU LO NUM," teriak Ajeng sembari menjambak rambut Hanum.
"Naon sianying, dikit lagi nih," ucap Hanum yang tengah mengurut kaki Ajeng yang terkilir akibat lompat dari genteng tadi pagi.
"Siapa suruh manjat genteng," ujar Rachel yang sedang memakan kripik.
"AUREL YANG NYURUH," kata Ajeng kemudian menarik kuping Aurel yang lewat di depannya.
"Aduh, salah siapa lo nya nurut aja Kak," ucap Aurel mengaduh kesakitan.
"Ngga jadi jalan jalan dong hari ini?" Tanya Chika pada Prisya.
Prisya yang ditanya pun merenung terlebih dahulu. Tadinya memang rencana mereka itu jalan-jalan mumpung hari minggu tapi kaki Ajeng malah terkilir hingga sulit berjalan.
"Kita nonton aja deh di bioskop rumah, sama om gue pasti dibolehin," ucap Prisya membuat Chika lesu.
Padahal niat Chika itu ingin menghabiskan uang Prisya, tapi malah tidak jadi pergi.
"Boleh tuh, nanti ada yang belanja jajan aja buat ngemil," ucap Asya yang tengah memegangi tubuh Ajeng karena gadis itu tidak bisa diam ketika diurut.
"Yang belanja bertiga aja ya supaya ngga lama, sisanya jagain Ajeng sama nyiapin bioskopnya dilantai tiga," ujar Prisya lalu mengambil tasnya yang tergeletak disamping.
"Kalo gitu yang belanjanya gue, Kak Rachel sama Kak Pipit aja," ucap Hanum membuat dua bocah kematian alias Aurel dan Chika melotot.
"Kak Rachel kan yang bawa mobil terus Kak Pipit yang punya duit, NAH LO NGAPAIN!?" Kesal Aurel karena dia tadinya sudah bersiap untuk menghabiskan uang Prisya.
"Kak Hanum cuma badannya doang yang tinggi tapi akhlaknya rendah," keluh Chika yang cemberut.
"Gue kan abis ngurut Ajeng, butuh hiburan nih lelah," ucap Hanum lalu mengejek Aurel dan Chika dengan menjulurkan lidahnya.
"Alah lemah lo."
"Udah njir malah pada gelut, mau pada nitip apaan?" Tanya Rachel pada ke empat temannya.
"STARBAK KAK STARBAK," teriak Ajeng yang tidak mau ketinggalan.
"Gaya lo starbucks, mana duitnya?" Ucap Prisya membuat Ajeng menunjukkan cengirannya.
"Pake duit lo dong Kak."
"Gue nitip martabak keju aja dah lah," ucap Aurel yang ngambek karena tidak diajak pergi.
"Chika ikut plis, Kak Ajeng auranya gelap, ngga sanggup kalo ditinggal sama dia," ujar Chika kemudian dilempar bantal sofa oleh Ajeng.
"Semprul lo bocah."
"Disini aja Chik, ada gue, si Ajeng ngga bakalan gigit lo," ucap Asya membuat Ajeng tambah kesal.
"Lo pada kalo ngga bully gue sehari bisa ngga sih?" Kesal Ajeng yang terus diledek.
"Soalnya muka lo cocok banget buat dihujat," ucap Asya kemudian lari ke belakang Rachel sebelum Ajeng mengamuk.
"Nanti kalo pada mau nitip lagi tinggal chat di grup aja, kita berangkat dulu soalnya ini mendung ternyata," ujar Prisya kemudian pergi bersama Rachel dan Hanum.
"Ngga usah nangis lo, siapa yang mau nenangin," ucap Asya yang melihat mata Chika berkaca-kaca.
Akhirnya Asya menarik Aurel dan Chika menuju bioskop pribadi milik Prisya di lantai dua.
"KOK GUE DITINGGAL?" Teriak Ajeng sembari menatap punggung mereka bertiga.
Aurel menepuk jidatnya karena lupa kalau kaki Ajeng tidak bisa digerakkan, akhirnya dia memapah Ajeng dengan susah payah sampai lantai tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐞𝐧𝐤 𝐈𝐣𝐨 𝐋𝐮𝐦𝐮𝐭 || BabyMonster
Cerita PendekCerita random ketujuh gadis yang menamai diri mereka 'Geng Ijo Lumut' alias ikatan jomblo lucu nan imut, selama liburan semester. "Kalo lulus mau jadi apa?" "Anime."