[ 𝟏𝟎 ]. 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐧

737 150 35
                                    

Pada tengah malam yang sunyi, Chika terbangun dari tidurnya karena merasa tenggorokannya kering.

Gadis itu mencoba membangunkan Ajeng dan Hanum agar bisa menemaninya ke dapur tapi tidak membuahkan hasil, akhirnya dia pergi ke kamar Asya dan Aurel.

"Rel, anterin ke dapur dong," ucap Chika membangunkan Aurel.

"Eungg... kedongdong?"

"Anterin ke dapur njir," ujar Chika terus menarik-narik tubuh Aurel.

"Sana sama Kak Asya aja," tolak Aurel yang masih setengah sadar.

"Kasian, selimutan udah rapet banget tuh," ucap Chika menunjuk Asya yang tertutup rapat selimut.

"Apa sekalian gue bekap aja ya? Pengin liat setan," lanjutnya lalu Aurel menarik mulut Chika.

"Lambe mu iki loh, tak lakban pantese," ucap Aurel dibalas cengiran oleh Chika.

"Anterin dulu ih," pinta Chika ketika Aurel kembali merebahkan tubuhnya.

"Yaudah ayo, cepet atau gue tidur lagi."

"IYAAA."

"Ssttt, nanti yang lain kebangun."

"Tumben omongan lo kaya orang bener," ucap Chika lalu berjalan menuju dapur diikuti Aurel.

Sebelum sampai dapur, mereka harus melewati daerah samping yang terdapat pohon mangga milik keluarga Prisya.

"Rel, kok pintu samping kebuka?" Tanya Chika menengok kebelakang untuk melihat Aurel.

"Biarin aja lah, mungkin maling," ucap Aurel mengucek matanya karena masih mengantuk.

Tak ambil pusing, mereka lanjut berjalan menuju dapur. Setelah sampai dapur, Chika buru-buru meminum susu entah milik siapa yang terdapat dalam kulkas.

"Jangan kebanyakan nanti ngompol, siapa yang mau nyuciin?" Tegur Aurel hingga Chila cemberut.

"Gue ngompol nya pas di kolam renang doang."

"Ih jorok."

Begitu urusan Chika selesai, mereka langsung berjalan kembali menuju kamar masing-masing.

"Itu pintunya tutup dulu ngga sih?" Ucap Chika menunjuk pintu samping yang masih terbuka.

"Sana, gue sih ogah nanti ada setan gimana?" Ujar Aurel memeluk kedua tangannya.

"Alah penakut," balas Chika lalu menarik Aurel ke arah pintu samping tersebut.

"Chik, itu di pohon rambutnya siapa?" Tanya Aurel menunjuk pohon mangga yang tepat berada di depan mereka.

"Daun itu mah," jawab Chika berusaha tidak takut.

"Daun kok warna item?" ucap Aurel, ancang-ancang untuk berlari.

"Daun nya kurang gizi."

Hiks hiks hiks~~

"Chik, lo deng-"

"ETA JURIGGG, MAMAKKK."

Aurel terperanjat mendengar teriakan Chika yang kini tengah berlari meninggalkannya.

"TUNGGUIN," teriak Aurel mengejar Chika.

•••

"Ayolah Chel, tidur," ucap Prisya yang sudah sangat mengantuk.

Sedangkan Rachel masih terus menatap layar ponselnya yang menampilkan live cek khodam.

"Ahmad muhajidin, kosong."

𝐆𝐞𝐧𝐤 𝐈𝐣𝐨 𝐋𝐮𝐦𝐮𝐭 || BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang