21 siswa menjadi korban pengeboman yang terjadi di salah satu sekolah di kawasan Seoul, Korea Selatan. Saat roh mereka sudah berada di alam sana, mereka diberi kesempatan oleh malaikat maut untuk kembali ke bumi dan menjalankan sebuah misi dengan ba...
Kini giliran tim keempat yang akan menjalankan misi kembali ke bumi. Tim ini terdiri dari Jaemin, Doyoung, Winwin, dan Ten. Mereka berempat tampak sedang berada di suatu lapangan yang dimiliki oleh salah satu kampus di Desa Mujin. Tampaknya hanya Ten saja yang dapat diandalkan dari tim ini.
"Wow! Ini kita lagi di Desa Mujin?" tanya Jaemin sambil membulatkan matanya saat membaca tulisan yang tertulis pada papan nama kampus itu. Desa Mujin memang terkenal sebagai tempat yang masih asri dan sejuk di Korea. Cocok sebagai tempat 'healing' dari hiruk pikuk yang ada di perkotaan.
"Apa bagusnya berada di desa begini?" jawab Doyoung sambil mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Lapangan sekolah itu berada di luar ruangan, bisa dibilang seperti halaman depan kampus.
"Tapi cakep sih, luas juga lapangan nih kampus!" sahut Ten. Ia juga dibuat terpukau oleh pemandangan yang ada di sana.
"Eh tapi bener loh kata Jaemin, Winwin juga pernah nonton di drama kalau Desa Mujin ini punya pemandangan yang sangat bagus!" ucap Winwin bersemangat.
"Halah basi!" ketus Doyoung.
"Tuhkan! Bener kata Nana, di sini memang bagus!" jawab Jaemin antusias karena akhirnya ada yang satu pendapat dengannya. Lelaki yang memiliki nama lengkap Na Jaemin itu memang lebih senang memanggil dirinya dengan sebutan 'Nana' yang diambil dari marganya.
"Gak jelas lu pada!" jawab Doyoung kembali. Ten yang melihat keketusan Doyoung hanya bisa bersabar.
Entah apa yang sedang terjadi, tiba-tiba sebuah amplop berwarna hitam jatuh dari langit dan mengenai kepala Doyoung.
"Anjing!" umpat Doyoung sembari mengusap kepalanya yang baru saja kejatuhan amplop.
"Apa itu?" tanya Jaemin melihat amplop itu yang kini jatuh ke tanah.
Ten pun bernisiatif mengambil amplop itu dan membukanya. "Surat ini mah," ucap Ten sambil mengeluarkan selembar kertas dari amplop itu.
"Bentar-bentar, Winwin mules," ucap Winwin sambil memegangi perutnya. Jika dalam situasi tegang ia memang suka sakit perut.
"Mau cari toilet kah?" tawar Jaemin walaupun ia sendiri juga tidak tahu di mana letak toilet.
"Nggak Jaem, ini mah mules karena tegang doang kok!" jawab Winwin.
"Apanya tuh yang tegang?" tanya Doyoung.
"Gimana bang?" tanya Winwin tidak mengerti maksud pertanyaan Doyoung.
"Lupakan!" jawab Doyoung malas. Lupa kalau dia sedang bersama bocah-bocah baru puber, kecuali Ten sih tetapi lelaki itu terlihat tidak peduli.
"Kamu paham Jaem?" tanya Winwin kepada Jaemin.
Jaemin menggeleng. "Btw panggil aku Nana aja, biar lebih akrab," ucap Jaemin. Winwin pun hanya mengangguk dan mereka berdua tersenyum bersama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
