37. Pemberontakan!

20.2K 2.4K 154
                                    

Holaaaa!

Nungguin yahhh wkwkwk.

Btw tekan bintang dulu sebelum membaca.
♡ദ്ദി(˵ •̀ ᴗ - ˵ ) ✧

Typo tandai!

.
.
.
.
.

"Huwaaa!" Tangisan anak kecil terdengar begitu nyaring di mansion yang luas itu. Tangisan itu berasal dari satu-satunya balita gembul yang berusaha ditenangkan oleh keluarganya.

"Shuttt. Tenanglah tidak ada yang akan menyakitimu." Dominic berucap menenangkan. Ayah tampan itu menimang ke kiri dan ke kanan berusaha menenangkan tangisan putra kecilnya.

"Daddy jangan pelgi nooo kakak-kakak juga jangan pelgi hic hic jangan tinggalkan Bonbon cendili!" Bonnie masih berguman hal yang sama semenjak bangun tidur dan membuka mata.

"Kami tidak akan kemana-mana tidak perlu khawatir. Sini sama kakak dulu." Abeliano putra kedua Dominic menawarkan diri.

Sang ayah bahkan belum menggosok gigi, ganti baju dan sarapan. Adiknya sangat rewel sekali hari ini entah apa yang sedang balita itu pikirkan dia juga tidak mengerti.

Bonnie merentangkan tangan pada sang kakak balita itu akhirnya mau di gendong salah satu kakaknya. "Daddy hic jangan lama-lama nanti balik cini lagi yah. Hic!.

"Daddy tidak akan lama hanya sebentar..." Dominic lantas pergi ke kamar mandi untuk membersikan diri.

"Aku akan pergi kuliah dulu." Ace beranjak dari tempat tidur, dia berusaha mengetes adiknya jika memang balita itu tidak ingin berjauhan dengan mereka.

"Huwaaa!" Sedetik kemudian Bonnie benar-benar menangis melihat kakak ketiganya yang akan keluar dari pintu.

"Jangan bercanda dengannya!" Sentak Elmer. "Hari ini kita semua libur saja!"

"Oke-oke aku hanya bercanda!" Ace menghampiri sang adik. "Sebenarnya ada apa denganmu?" Ace mengecek dahi adiknya namun itu dingin, Bonnie sedang tidak demam lantas apa yang membuat mahluk gembul itu begitu tantrum?

"Mungkin dia habis mengigau?" Elmer nampak berpikir dan berasumsi.

"Bisa jadi, namun ia tak pernah seaneh ini sebelumnya." Abel lantas berpikir.

"Bayi memang selalu sensitif lebih dari apapun. Aku pernah membacanya dalam buku." Ace menyela. "

"Bisa jadi..." Abel menanggapi peryataan sang adik sambil sesekali menimang Bonnie.

Ketiganya pun akhirnya memutuskan untuk tetap berada di sisi sang adik sampai balita bulat itu setidaknya tenang. Ace bahkan sudah siap dengan permainan kartunya jika ia bosan Ace akan mengajak saudaranya yang lain untuk bermain kartu sambil menemani adik bungsu mereka yang sedang dalam mode sulit ditebak.
.
.
.
.
.
"Kau kalah!" Elmer mencoret muka adiknya Ace dengan bedak bayi milik Bonnie karena kalah dalam permainan. Hampir satu jam mereka memainkan permainan ini.

Aturan permainannya cukup mudah kau hanya harus menghabiskan seluruh kartu yang kau punya untuk menang dan ketika kalah maka akan menanggung hukuman.

"Ahh, permainan ini tidak seruuu!" Ace membanting kartunya ke lantai ia tidak terima kalah terus dari sang kakak.

"Kau harus terima kekalahanmu haha." Elmer lantas menyodorkan pipinya ke arah sang adik bungsu yang asik menyedot pacifier meminta ciuman sebagai hadiah bagi yang menang. Elmer juga tidak lupa mencoret pipi Ace dengan bedak.

'Kak Ace payah daddy dia cudah milip badut,' Balita itu berbisik ke telinga sang ayah dan diangguki persetujuan oleh Dominic. Hal itu pun tidak luput dari pendengaran Ace yang memang sedikit tajam.

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang