40. Sebuah rahasia

19.7K 2.7K 174
                                    

Astagaa akuu baru libur sehari kalian dah pada tantrum ngalah-ngalahin Bonbon.
૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა

Padahal aku dah kasih notif bahwa aku libur sehari kemarin di wall wp. Makanya yang belum follow aku follow dulu yuk.

Seperti biasa tekan bintang sebelum membaca.◝(ᵔᵕᵔ)
.
.
.
.
.
Dominic memandang orang yang berada di depannya dengan pandangan menyelidik.

"Lim Seonghoon." Dominic menyebut nama lengkap pria yang berada di hadapanya. Membuat Lim yang sedang terduduk menjadi sedikit goyah. Lim lalu memberanikan diri untuk memandang tuan besar di hadapannya.

"..."

"Kau adalah salah satu tangan kanan pamanku. Aku tidak akan basa-basi. Lim Apa kau tau sesuatu tentang kematian istriku?"

Lim menghela nafas. Ia mengangguk pelan. "Tapi--." pria itu masih ragu untuk berucap kata-katanya sedikit tercekat.

Dominic memejamkan mata. Lalu kembali memandang pria berdarah korea itu sebelum berkata. "Katakan apapun yang kau tau. Jangan takut kau ada di bawah perlindunganku!" Dominic tau bahwa Lim sedikit takut untuk mengatakan sebuah kebenaran.

Lim mendongak melihat pria tinggi di hadapannya sebelum bersujud. "Maafkan saya tuan besar sebenarnya..." Pria itupun lantas mulai bercerita sebuah rahasia yang ia pendam selama ini.

Flashback.

Lim awalnya hanya di beri tugas oleh tuan besarnya untuk menjaga salah satu menantu dari keponakan tuan besarnya yang sedang menjalani pengobatan leukemia.

Lim pun hafal kebiasaan wanita itu ketika sudah beberapa hari menjaga wanita yang ia panggil nyonya besar itu.

Wanita cantik berdarah eropa dengan nama bunga itu suka sekali bercerita bahwa suaminya jahat karena melarangnya hamil dan berakhir wanita itu meninggalkan suami dan anak-anaknya sendiri, untuk mengobati penyakitnya di bantu dengan Bos besarnya Max.

Wanita yang ia panggil dengan sebutan nyonya itu juga bercerita bahwa Kepergiannya ke china adalah salah satu alasan untuk mempertahankan kehamilannya dari sang suami.

Lim ingat, wajah wanita cantik itu semakin pucat dari hari ke hari. Namun senyuman cantik masih tersungging di bibirnya yang mungil kala ia merajut sebuah topi kecil untuk bayinya yang belum lahir.

Namun pada hari itu Lim lupa tepatnya tanggal berapa dan hari apa, tetapi yang jelas wanita yang ia panggil nyonya besar itu memegang tanganya dengan senyum lemah seraya berucap. "Lim kau adalah pria baik aku yakin itu. Jika suatu saat terjadi apa-apa denganku tolong lindungi bayiku kau mengerti."

Setelah mengatakan kalimat itu, nyatanya nyonya yang selalu ia jaga sepertinya memang memiliki sebuah firasat yang tidak baik.

Karena beberapa bulan kemudian anak yang dikandung wanita itu pun lahir, namun dengan mata kepalanya sendiri Lim melihat bahwa tuan besarnya dengan tidak punya belas kasihan. Mencekik wanita yang terbaring koma itu yang bahkan baru usai berjuang melahirkan putranya.

"Wanita ini akan menjadi salah satu kekuatan bagi Dominic. Jika ia mati maka Dominic akan lebih mudah hancur. Lalu aku akan mengendalikannya secara perlahan dan mengambil alih semuanya. Lim bunuh bayi itu juga!" Lim bahkan masih mengingat perintah mutlak itu.

Tuan besarnya Max dengan tega menyuruhnya membunuh bayi mungil yang bahkan belum mengecap rasa asi dari air susu ibunya, bayi yang bahkan anak dari keponakannya sendiri yang berarti itu cucunya.

Disaat itu juga Lim akhirnya tau sebuah facta. Kenapa nyonya besar yang ia selalu ia temani menjadi semakin pucat dari hari kehari tanpa adanya tanda-tanda untuk sembuh. Sebab pria tua itu selalu menyuntikan cairan racun pelemah imun tubuh pada wanita cantik itu.

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang