45. Bonbon tidak keren?

21K 2.5K 185
                                    

Holaaa!♡

Alooo Onty, Uncle coli yah, dua hali ni Bonbon gak muncul. Coalna penulic kulang enak badan buat tulic ctoli.
。°(°.◜ᯅ◝°)°。

Cebelum baca tekan bintang dulu yah bial onty penulic cemangat tulic kicah aku!
( ੭ ・ᴗ・ )੭
.
.
.
.
.
Bonnie menaruh tas hijau bergambar katak miliknya dengan kasar. Muka balita itu sedikit cemberut. Bonnie bahkan tidak menyapa sang ayah yang berada di ruang tamu.

Dominic menjadi sedikit heran. Tidak biasanya si bulat itu melewatinya ketika masuk ke dalam rumah. Biasanya putranya itu akan mencium pipinya ketika pulang dari suatu tempat.

"Tunggu sebentar," ucap Dominic pada bawahanya. Dominic berpikir mungkin ada sesuatu yang sedang terjadi pada bocah gembulnya itu. Sang ayah berniat melihat putra gembulnya.

"Baik tuan."

Dominic lalu berjalan ke arah kamar putranya. Dapat ia lihat Bonnie sedang duduk di atas kasur dengan raut wajah tertekuk.

"Ada apa? Apa ada sesuatu di sekolah?" Dominic berucap, ayah tampan itu lantas menghampiri ranjang dan menggendong tubuh bulat putranya untuk ia taruh dalam sebuah pangkuan.

"Cemua calah mistel Pedlo!humph." Muka Bonnie mulai manyun.

"Mister Pedro? bukankah itu nama katakmu?" Dominic bertanya dengan raut sedikit heran.

"Um benal, tadi kan di cekolah...." Bayi gembul itu mulai bercerita dan berceloteh tentang harinya di sekolah.
.
.
.
.
.
(Flashback)

Bonnie bingung harus bagaimana. Ia benar-benar takut di hukum, akhirnya saat teman-teman laki-lakinya sibuk menangkap kataknya. Bonnie malah bersembunyi di bawah meja. Walaupun sedikit sempit, ia paksakan tubuh bulatnya masuk ke dalam.

"Miss kataknya sudah teltangkap! Apakah kita halus membuangnya." Ujar anak laki-laki yang berhasil menangkap katak pada miss Ana.

Miss Ana termenung sebentar, ia jadi sedikit heran. Sudah tiga tahun ia berkerja di preschool namun tak pernah wanita itu menemukan hal-hal aneh. Umumya sekolah untuk anak usia dini selalu memperhatikan keamanan para muridnya. Karena para murid yang belajar rata-rata anak usia di bawah 5 tahun.

Ketika sibuk berpikir. Miss Ana tidak sengaja mengedarkan pandanganya ke arah para muridnya. Dan tepat di salah satu meja. Miss Ana melihat salah satu murid laki-lakinya bersembunyi. hal itu terlihat sangat jelas karena bangkunya berada diurutan nomor dua dari depan.

Miss Ana pun membawa langkahnya menghampiri meja dan berjongkok. "Kenapa bersembunyi?"

Mata Bonnie membulat ia kaget Miss Ana menemukannya. Balita itupun menggembungkan pipi dan mulai menangis keras Bonnie benar-benar takut dimarahi. "Huwaaa!"

"Eh." Miss Ana kebingungan kenapa muridnya malah menangis apa ada yang salah dengan ucapanya?

"Tenanglah sayang tidak ada yang akan menyakitimu." Miss Anna berkata lembut sambil berusaha menenangkan balita gembul yang sedang menangis itu. Namun Bonnie tidak diam, ia malah makin menangis, balita itu  benar-benar takut dimarahi.

Brak!

Pintu kelas terbuka nampak Lim masuk ke dalam dengan wajah setengah panik. Lim memang masih ada di sekitar sekolah. Karena tuan besarnya mau putranya terlindungi setiap saat, makanya Lim harus menjaga Bonnie sepanjang waktu.

Pria tampan itu kemudian menghampiri Bonnie. "Tuan muda ada apa?!" Lim menggendong Bonnie lalu menimangnya secara lembut. Bayi di gendongannya bungkam tidak berbicara satu katapun, tangisan dan sesegukan kecil sesekali terdengar. Bonnie sama sekali tidak menjawab perkataan pengawalnya.

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang