39. Sandiwara

20.2K 2.5K 282
                                    

Holaaaa!

Buahahaha akuu ngakak dulu hehehe

Tekan bintang sebelum membaca!

Read sampai akhir dan fokus! jangan ada yang di skip! Biar penulis gak jadi orang terjahat sedunia hahaha

Ada note dibawah!!

.
.
.
.
.
.
Prang! semua Lampu di mansion yang masih menyala tiba-tiba menjadi pecah tak berbentuk hingga semuanya padam.

Gelap gulita, seketika menyerang indra penglihatan.

Aroma menyengat dalam ruangan tiba-tiba masuk ke dalam penciuman semua orang yang ada di situ, hingga semuanya tergeletak tak sadarkan diri.

Elmer menyeringai, ia bangun dan membuka ikatannya dengan mudah seperti membuka tali simpul. Abel pun melakukan hal yang sama walau dalam diam.

Elmer menuju ke tempat Ace yang sedang pingsan atau lebih tepatnya tertidur di ujung sana dan menendang tubuh adiknya itu. "Hei bangun sandiwara sudah selesai..."
.
.
.
.
.
"Ada apa ini kenapa tiba-tiba gelap?! cek arus listriknya!" Max marah, ketika semua ruangan tiba-tiba menjadi gelap.

"Baik tuan! Biar saya cek arus listriknya dulu." Sebelum penjaga itu melangkah udara tiba-tiba berubah pekat dan sesak, aroma pekat masuk ke indra penciuman. Para penjaga jatuh satu persatu.

"Sudah dimulai rupanya..." Suara dingin Dominic masuk dan menusuk tepat ketelinga Max.

"Apa maksudmu, Hah?!"

"Terkadang kita harus berpura-pura menjadi lemah, untuk menangkap sebuah tangkapan besar!" Dominic kemudian menyobek lembaran Document yang ia pegang. Document pergantian hak milik yang diberikan Max tadi.

"Yo brother! apakah kau baik-baik saja?!" Devan masuk. "Para pasukan kita ada diluar mengepung tempat ini, aku telah memanggilnya dari semua wilayah." Jelasnya.

Max kaget karena ia lupa jika masih ada putra Maxi yang lain. Ia terlalu berbangga hati bisa menang dan fokus mengejar Dominic sebagai pewaris utama. Hingga lupa dengan keberadaan Devan.

"Paman halooo! Bagaimana kabarmu? tidak kusangka kau memiliki rencana yang begitu besar. Namun sayang ponakan yang kau besarkan ternyata lebih pintar," Devan berujar sinis.

"Kalian telah menjebak kuuu! uhuk, uhukk--." Max memuntahkan cairan pekat karena mencium gas berbau tajam itu, Devan yang melihat itu lantas menghampiri Max dan membuka mulutnya paksa lalu memasukan sebuah pil supaya pamanya tidak cepat mati akibat gas beracun.

Sebenarnya mereka memang merencanakan hal ini jauh-jauh hari, Dominic nyatanya sudah curiga sejak lama dengan Max. namun pamannya selalu bertindak licin hingga Dominic sulit menemukan bukti, Lantas ia menyuruh putra pertamanya Elmer untuk menyelidikinya di kartel mereka yang berada di luar negeri, jika yang di dalam sulit ditangkap siapa dalangnya.

Flashback! (Cuplikan ini sebagian diambil dari chap 30 paragraf pertama!)

Elmer masuk ke ruangan sang ayah sembari melemparkan sebuah map. Pria itu memutuskan pergi ke markas untuk memberi tahu daddynya sesuatu...

"Kau sudah pulang rupanya."

"Bukalah. Ada sesuatu menarik disana.."

Dominic pun lantas membuka document itu matanya seketika terbelalak karena terkejut. "Ini..."

Elmer mengangguk."Benar! itu adalah daftar orang-orang yang memberontak. Ternyata ia juga menaruhnya di jaringan kita yang berada di eropa. Bedanya di sana para pemberontak itu mengakui perbuatan mereka karena bisa lebih leluasa untuk kabur, mungkin karena mereka berada di luar negara."

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang