38. Tipu muslihat

17.3K 2.2K 198
                                    

Holaaaa!

Nungguin yah♡ Wkwkwk.

Tekan bintang sebelum membaca!૮₍´。ᵔ ꈊ ᵔ。'₎ა

Typo tandai!
.
.
.
.
.
Maria memeluk tubuh lembut dan kenyal itu dengan erat. Bunyi tembakan dan letupan terdengar di atasnya. Hanya berbekal insting, Maria terus menyusuri lorong itu tanpa penerangan.

Mulutnya seketika menyenandungkan lagu pengantar tidur ketika merasa tuan mudanya terusik karena suara keras dari letupan pistol diatas mereka.

'Sstthh. Tenanglah tuan muda kecil semua akan baik-baik saja...,' bisiknya menguatkan diri.
.
.
.
.
.
DOR... DOR... DOR!

Dominic turun dari tangga dengan menembak beberapa orang yang mencoba mendobrak pintu. Putra-putranya yang lain juga fokus menembak dan bersembunyi menghindari peluru dari lawan yang di arahkan ke dalam mansion.

Mereka menembak keluar dengan cara melubangi kaca mansion hingga pecah.

Awalnya semuanya dapat diatasi namun pasukan musuh terus berdatangan dan mereka kalah jumlah!

DOR... DOR... DOR! Mereka terus menembak musuh dari luar yang berjumlah banyak.

Peluru terus di tembakkan, namun pasukan musuh terlihat tidak ada habisnya!

"ADA YANG ANEH!" setelah sekian lama Abel akhirnya berteriak ke arah semua keluarganya.

Brak! Pintu depan mansion yang terbuat dari kayu jati dan dilapisi besi di dobrak dengan keras. Semua pasukan pemberontak masuk kedalam. Rupanya penjaga diluar telah dikalahkan makanya musuh dari luar bisa masuk ke dalam dengan cara mendobrak pintu.

Bukan hanya pintu luar, pintu belakang dan samping juga diterobos akhirnya mereka terkepung dari segala arah.

Mereka berempatpun mau tidak mau berdiri di posisi melingkar.

"KEMANAAA SEMUA PENJAGAAA!!?" Dominic yang juga merasakan kejangalan, berteriak karena hanya mereka berempat dan sedikit penjaga yang membantu mereka sedari tadi.

"Sial sepertinya kita terkepung dan para pasukan kita banyak yang berhianat," ujar Ace sambil melihat banyaknya wajah-wajah dari pasukan musuh yang ia kenal.

"Mas-master maafkan saya!" Deon diseret dengan bahu yang tertancap peluru dan darah yang merembes keluar, luka sobekan di perutnya juga nampak meneteskan darah segar.

sejak tadi saat ia mencoba menjadi benteng dengan berada diluar. Hanya ada ia dan sedikit pasukan. Deon pun akhirnya tumbang setelah musuh berhasil melukai lengan kanannya. Tembakan itu menyebabkan tangannya menjadi kaku dan tidak bisa di gerakkan lagi. Tubuhnya lantas ditikam oleh pasukan lawan lalu diikat dan di seret menuju ke dalam.

"Menyerah atau mati?!" Seseorang yang Dominic kenal perlahan masuk kedalam. Bunyi dari sepatu pantofel yang bersentuhan dengan lantai dan tongkat kayu yang ia bawa begitu sangat mereka kenal.

"PAMAN!"

"KAKEK!"

Mereka semua menurunkan pistolnya. Menatap tidak peryaca dengan orang yang mereka anggap baik selama ini ternyata malah berhianat.

Abel mengamati Max. "Apa penyelundupan 3 tahun lalu dan berkurangnya stok barang-barang ilegal kita adalah ulah kakek juga?" Tanya Abel.

"Benar haha!" Max malah menanggapi dengan tertawa.

"Apakah ini prank atau april mop?!" Ace maju menuju Max karena ia kira itu hanya candaan. Namun kakinya malah ditembak oleh salah satu pasukan Max.

"Akhhhh!" Ace berteriak kesakitan saat besi panas itu menembus kakinya.

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang