42. Perdamaian

20.4K 2.3K 106
                                    

Holaaa!

Tekan bintang dulu sebelum membaca

Happy reading. Typo tandai!
.
.
.
.
.
Bonnie menatap satu-satunya kotak kaca yang berada di pangkuannya. Balita mungil berpipi mochi itu menatap kakaknya Ace dengan raut cemberut, pipinya bahkan sudah menggembung lucu, hampir meledak.

"Napa katak Bonbon kuluc!" Tuntut si kecil, Ace yang asik menonton tv menoleh ke arah Bonnie.

Sudah satu minggu balita itu berada di rumah sakit dan ketika ia pulang Bonnie melihat Mister Pedro katak kesayangnya terlihat kurus. Sepertinya kataknya hanya makan nyamuk yang tidak sengaja lewat di atas kotak kacanya.

Kotak itu memang dibiarkan terbuka oleh si gembul agar Mister Pedro lebih leluasa bernafas.

Belalang yang Bonnie pelihara juga habis entah kemana, sepertinya menjadi santapan lezat mister Pedro karena kelaparan.

Ace melotot melihat katak yang berada di pangkuan sang adik, Demi apapun, berapa hari kiranya Ace melupakan katak itu. Terhitung sejak Bonnie meninggalkan mansion, ia serta saudaranya yang lain tak pernah tau bahwa katak itu ada. Mereka terlalu sibuk dengan adanya pemberontakan yang dilakukan para penghianat sampai lupa memberi makan katak sang adik!

"Kami benar-benar lupa tentangnya!" Ace menepuk kepalanya.

Hari ini ia sedang libur kuliah, memang sengaja cuti sendiri. Ace ingin menikmati waktunya bersantai dan menghabiskan uang hadiah ayahnya, sedangkan saudaranya yang lain serta daddynya sibuk mengganti dan menyeleksi orang-orang baru yang sekiranya tidak berhianat terhadap mereka.

Bonnie tidak puas dengan jawaban itu, karena kesal Bonnie berjalan dengan menghentakan kaki ke depan Ace. " Liat ni mictel Pedlo jadi kuluc belatnya tulun cepuluh kilo glam!" Bonnie mengarahkan kataknya ke depan muka Ace.

"Kwok!"

Ace mengernyit. "Eh! Bagaimana katak yang beratnya tidak mencapai satu kilo bisa turun sepuluh kilo gram kau bercanda?!"

Bonnie tidak menjawab. Namun balita itu mulai menggembungkan pipi siap menangis. "Hic...hic huwaaa!." Bonnie benar-benar menimbang kataknya, jadi apa yang salah dengan timbangan mainan miliknya? itu pasti benar! dan kakaknya yang salah.

"Okee-okee kau menang. Baiklah kakak salah jangan menangis lagi!" Ace menutup telinga mendengar tangisan nyaring itu.

"Huwaaa!" Bonnie masih terus saja menangis.

"Oke berhenti! Kakak akan beri kau kelinci sebagai permintaan maaf tidak memberi makan mister Pedro bagaimana?!" Ace berbicara dengan tangan yang masih menutupi telinga.

Bonnie berhenti menangis balita itu mengelap air matanya menggunakan lengan baju. "Janji jali kelingking yah..."

Ace merotasikan matanya keatas namun tetap menuruti permintaan bayi gembul itu. Ace takut Bonnie menangis lagi tangisan cempreng Bonnie membuat telinganya sedikit sakit. "Okee nanti kakak belikan."

"Holee pelihalaan baluu! Bonbon cayang kak Ace bannak-bannak muahh." Bonnie melompat-lompat setelah mencium pipi sang kakak.

'Seperti biasa mudah sekali di bujuk, dasar, ' batin Ace. setelah membatin Ace masih melihat Bonnie berdiri di hadapannya. "Apa lagi?" ia pun bertanya.

Bonnie tersenyum hingga pipi gembulnya mengembang. "Kicc mictel Pedlo dulu! kakak kan minta maaf tadi, jadi haluc kicc."

"Apa!" Ace nampak ingin protes namun melihat adiknya yang hampir menangis. Ace dengan terpaksa mencium katak itu. 'Kenapa jadi aku yang harus kena padahal ini salah semua orang!' Batin Ace menjerit.

BONNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang