Hujan turun cukup deras, dikala dua keluarga saling bercengkrama diruang tamu.
"Bagaimana perkembangan anakmu?" Tanya sang tuan rumah.
"Seperti yang kau lihat, saat ini dia baik-baik saja namun sewaktu-waktu kondisinya bisa menurun" jawabnya.
Mereka adalah dua kepala keluarga, yang sudah bersahabat sejak masih lajang. Hubungan persahabatan mereka tidak pernah putus dan berlanjut ke anak mereka.
"Tapi, kekhawatiran kami berkurang karena anak kalian selalu menjaga anak kami" ucap seorang wanita disebelahnya.
Wanita lainnya terlihat membawa nampan berisi dua gelas susu hangat.
"Kau bisa menyerahkan anakmu pada anak kami, Billy juga terlihat sangat senang menjaga anakmu, andai dia memiliki saudara hahaha...."
Setelahnya wanita itu pergi ke sebuah ruangan dimana anak-anak mereka tengah belajar.
.
.
.
"Prise.. ini masih salah, kerjakan ulang""Aa~ phi, aku malas... Daritadi salah terus, seharusnya aku tidak ikut kemari, kalau hanya untuk digurui oleh phi Billy" Prise menjatuhkan wajahnya diatas meja dengan malas.
"Ya sudah, kalau kau tidak naik kelas, jangan salahkan aku"
"Hee.. apa yang kalian perdebatkan hm? Ayo minum susu dulu" ucap ibu Billy.
"Aku bukan bayi, bibi.... Kenapa harus susu" Prise tampak bosan dengan susu dihadapannya.
Sementara Billy hanya menatap ibunya, seolah ingin menolak tapi ia mengerti senyum yang diberikan ibunya itu.
.
.
.Billy yang masih berusia tiga belas tahun, sudah menganggap Prise sebagai adiknya sendiri.
Mereka selalu bersama, bahkan memiliki hobi yang sama yaitu bermain golf.Sementara Prise yang masih berusia duabelas tahun, menganggap Billy sebagai kakak sekaligus guru yang cerewet.
Prise memiliki masalah jantung sejak dilahirkan, ia selalu menggunakan smartwatch untuk memastikan kondisinya. Smartwatch itu akan berbunyi ketika jantung Prise tidak stabil.Dua keluarga itu akan saling mengunjungi satu sama lain untuk sekedar bercerita atau membahas pekerjaan.
•••••
Vote dan Comment, dorongan utama berlanjutnya sebuah cerita...
See you 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambisi & Sesal
Fanfictionkecelakaan yang merenggut segalanya, menghancurkan dua keluarga, menyelimuti seseorang dengan rasa bersalah, dan menumbuhkan tekad yang kuat untuk mengungkap segalanya...