Nyanyian terakhir

117 10 0
                                    

Dalam perjalanan pulang, suasana jalan cukup sepi. Namun tidak dengan sebuah taksi yang didalamnya terdapat Prise dan orang tuanya.

"Kenapa hm? Anak ibu sudah tidak mengantuk lagi?" Tanya ibu Prise yang mendapati putranya terbangun.

"Semua karena phi Billy, aku jadi teringat semua tugas-tugas sekolah itu, tidak bisa tidur"

"Billy hanya membantumu Prise, kau harus banyak belajar darinya"

"Tapi ayah... Phi Billy terlalu mengguruiku"

"Itu karena dia menyayangimu nak... Dia ingin kau jadi pintar seperti dirinya" ibunya menimpali.

"Aku mengerti... Oh ya.. Bu, ayo nyanyikan sebuah lagu" pinta Prise.

"Eh, kenapa tiba-tiba?"

"Aku akan merekamnya, ayo menyanyi Bu" setelahnya Prise mulai mencari ponselnya.

"Kenapa tidak ada" Prise yang tidak menemukan ponselnya pun merasa bingung.

"Kau pasti meninggalkannya lagi" tebak ayahnya.

"Haa... Aku bodoh sekali, sekarang bagaimana?"

"Gunakan ponsel ibu"

Akhirnya Prise merekam ibunya menyanyi dengan ponsel ibunya. Bahkan ayahnya ikut menyanyi, mereka terlihat sangat bahagia.

Prise merekam semuanya didalam taksi itu, ia juga ikut menyanyikan lagu yang biasa mereka nyanyikan saat senggang.

Sampai sebuah cahaya silau tiba-tiba muncul didepan mereka.

"AYAH!!!" Prise berteriak kala taksi mereka akan menabrak mobil yang tiba-tiba muncul didepan mereka.

Namun supir taksi yang panik, langsung membuang setir kekanan tepat didepan sebuah truk yang melaju dijalurnya.

Ibu Prise bergerak spontan, merebahkan anaknya dikursi dan langsung menjadi tameng untuk hal terburuk yang mungkin terjadi.

Truk itu melindas separuh bagian dari taksi sebelum akhirnya terguling.

Prise sama sekali tidak berkedip saat melihat tubuh ayahnya hancur didepan matanya sendiri.

Smartwatch di pergelangan tangannya mulai berbunyi semakin nyaring, nafasnya kian semakin berat.

"Sstts... Prise, jangan lihat... Lihat ibu nak... Lihat ibu.." ibunya berusaha mengalihkan Prise dari melihat ayahnya.

"Tenang Prise.... Tenang... Ibu disini...." Ibunya tersenyum meski darah mulai membanjiri punggungnya ketika berusaha menahan beban yang akan menimpa mereka.

"Ibu...Bu" tidak ada kata lain yang bisa terucap dari mulutnya. Ibunya yang mendengar panggilan itu, hanya tersenyum.

Sebuah suara langkah kaki terdengar oleh Prise, seseorang berdiri diluar sana. Prise tidak dapat melihatnya dengan jelas karena kaca jendela taksi yang berembun.

"Sial!" Ucap orang itu, setelahnya suara mesin mobil berbunyi dan melaju dengan sangat cepat.

Ibu Prise berusaha menenangkan anaknya kembali, ia menyanyi dengan nafas tersengal-sengal.

"Dengar- prise- jangan.. jangan takut- " ibunya tidak tahan menopang tubuhnya lagi hingga menjatuhkan diri pada anaknya.

Dalam pelukan menyesakkan itu, Prise tidak bergerak sama sekali.

"Ibu menyayangimu... " Ucap ibu Prise disamping telinga anaknya.

Sampai Billy datang mengeluarkannya, pun Prise masih tidak bergeming. Sebuah ledakan besar terjadi dihadapannya.

"IIBUUU!!!!!" Prise terbangun diruang rawat inap rumah sakit.

Semua insiden buruk itu berputar di kepalanya, ia menjadi panik dan takut, tidak ada siapapun diruangannya.

Prise melepas semua alat penopang hidupnya, dan mulai berjalan tanpa arah. Ia berusaha menepis semua pikiran negatif sekalipun itu adalah kebenarannya.

Langkahnya membawanya kesebuah pintu kamar mayat yang tertutup.

Ia mendorong pintu itu, disana ia melihat Billy dan orang tuanya tengah menatap dua mayat seseorang yang sangat dekat dengan mereka.

"Prise!" Billy menatap tak percaya.

Billy berusaha menghentikan langkah Prise mendekat. Namun Prise berontak,

"Ibu!!! Ayah!!!! Bangun!!!" Prise masih tidak percaya dengan semua yang terjadi. Ia membuka satu persatu kain penutup mayat kedua orang tuanya.

Sampai ia melangkah mundur saat melihat betapa hancur tubuh ayahnya.

"AAAA!!!! INI BUKAN AYAHKU!!!! Ayah masih hidup kan, phi!!?"

Billy dan orang tuanya tidak bisa berkata apapun, mereka juga berharap dua orang yang terbaring kaku dihadapan mereka ini bukan sahabat mereka.

Prise kehilangan kontrol, ia berlari keluar, sementara Billy mengejarnya, ia tidak menghiraukan rasa sakit dipunggungnya.

"PRISE!!!! Berhenti!!!"

Prise terus berlari hingga menabrak seorang anak seumuran yang juga tengah berlari.

Prise terjatuh dan langsung dipeluk oleh Billy, sementara anak yang sebelumnya tetap berlari menjauh.

"Prise!!" Billy panik saat Prise tiba-tiba pingsan.

•••••

Vote dan Comment, dorongan utama berlanjutnya sebuah cerita...

See you 😘

Ambisi & SesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang