Dibalik kemudi

87 11 6
                                    

Tharn datang kerumah sakit setelah mendengar kabar Prise yang sedang sakit. Billy yang memintanya untuk datang.

"Bagaimana adikmu?"

"Hn, baik-baik saja, ini semua salahku, haahh..." Billy tampak kelelahan.

"Daritadi aku bertanya-tanya, bau tidak sedap apa yang kucium daritadi?" Tanya Tharn sembari mengendus-endus sekitarnya.

"Itulah kenapa aku memanggilmu kesini, tolong jaga Prise untukku. Aku belum mandi sejak kemarin" Tharn langsung menjauhkan diri saat mendengar itu.

"Pantas saja, penampilanmu berantakan sekali"
.
.
.
Setelah Billy pulang, Tharn berdiam diri di ruangan Prise.

Tharn memperhatikan Prise yang tidur dengan gelisah, tampaknya Prise sedang bermimpi buruk.

Tharn berinisiatif mengguncang tubuh Prise untuk membangunkannya.

"Prise! Bangun!" Ucapnya.

"AYAHH!!!!" Prise berteriak dan terbangun.

"AAAWWW!!!!" Teriak mereka berdua, tatkala dahi mereka saling berbenturan satu sama lain.

Tharn langsung mundur dan kembali duduk sembari mengelus dahinya, sementara Prise yang refleks bangun terduduk karena mimpi langsung kembali berbaring sembari mengelus dahinya.

"Tharn, apa yang kau lakukan?, sakit sekali..." Tanya Prise yang masih memegangi dahinya.

"Tadinya aku ingin membangunkanmu dari mimipimu, tapi... Ah, sudahlah.."

"Eh? Tunggu, ini dimana? Seingatku, aku sedang tidur bersama phi Billy"

"Billy mengatakan kau mengalami henti nafas saat tertidur"

"Lalu dimana phi Billy?"

"Dia sudah pulang, untuk mandi karena belum mandi dari kemarin"

"Hah? Jangan-jangan aku henti nafas karena bau badan phi Billy"

"Hahaha... Kau ini"

"Tharn.." seseorang memanggil Tharn dari pintu.

"Oh Poom, kau sudah datang"  mendengar itu Prise merasa senang karena temannya juga datang.

"Dia tampak sehat, untuk apa aku datang" ucap Poom yang merasa kehadirannya tidak perlu.

"Dan... Ada apa dengan dahi kalian?" Sambungnya.

Mereka bertiga akhirnya menceritakan kejadian sebelumnya, meskipun Poom belum terbiasa dengan teman barunya, ia tetap berada disana untuk menemani.
.
.
.
.
.

PLAK!!!

Suara tamparan yang cukup keras terdengar dari dalam rumah Heng.

"APA KAU INGIN MENGHANCURKAN REPUTASIKU?!!" ucap seorang pria setelah menampar Heng.

"Apa reputasimu lebih penting dari orang-orang yang mencari keadilan diluar sana!"

"LIHAT!! Lihat siapa yang bicara, bukankah dulu kau yang mengemis pada ayahmu ini untuk menutupi kesalahanmu?! Dan sekarang apa!!"

"Aku menyesal ayah, aku menyadari kesalahanku dan aku bersedia menyerahkan diriku di pengadilan"

"LALU APA?!!  Kau ingin mereka mengetahui bahwa ayahmu ini telah menghancurkan semua bukti-bukti dimasa lalu?!!"

"Ini semua salahku ayah, aku tidak akan membawa namamu"

"IYAA!! SEMUA INI MEMANG KARENA DIRIMU!!  Jadi tutup mulutmu! dan jauhi anak-anak itu! Ayah akan mengurus tikus kecil yang mencoba berenang"

Ambisi & SesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang