CCTV

126 12 5
                                    

Billy dan kedua orang tuanya masih mempertanyakan bagaimana kecelakaan itu terjadi. Hingga mereka pergi ke pos penjaga keamanan untuk melihat rekaman cctv dijalan itu.

"Cctv disana sepertinya mengalami gangguan karena hujan, anda lihat sendiri semuanya gelap, cctv itu tidak menangkap momen apapun" ucap penjaga yang sudah menunjukkan layar monitor.

Dengan tidak adanya bukti yang mereka dapat, satu-satunya yang dapat mereka lakukan adalah menerima kesimpulan yang dibuat oleh polisi.

Sebelumnya polisi sudah menyimpulkan bahwa itu adalah kesalahan kedua belah pihak, namun polisi juga akan memintai keterangan supir truk.

"Bu, aku ingin ke toilet" ucap Billy saat masih berada di pos. Ia pun meminjam toilet disana.

"Baiklah kami akan menunggumu dimobil, cepatlah kembali"
.
.
.
Ketika Billy akan kembali ia mendengar dua orang petugas tengah berbicara didepan pintu toilet, Billy pun mengurungkan niatnya untuk kembali.

"Kau sudah membuangnya?" tanya petugas itu pada rekannya.

"Masih belum, aku hanya menyembunyikannya, tidak sempat ku buang, karena mereka tiba-tiba datang" jawabnya.

Billy yang mendengar itu pun merasa penasaran.

"Segera buang rekaman itu, kita sudah dibayar, jangan sampai anak komisaris polisi itu tertangkap"

"Baiklah, akan segera kulakukan" mereka pun akhirnya pergi dari toilet.

Billy masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya, ia mengikuti petugas itu yang sedang membuang sesuatu.

Saat sudah sepi, Billy mengambilnya dan langsung pergi.

"Billy, kenapa lama sekali?" Tanya ibunya.

"Maaf Bu, perutku sakit" Billy masih belum bisa memberi tahu orang tuanya karena ia belum mengetahui isi dari flashdisk yang ia pungut ditempat sampah.
.
.
.
.
.
Setelah kecelakaan itu, Prise menjadi pendiam, pandangannya selalu kosong. Seringkali ia memimpikan kembali kecelakaan itu, hingga Billy harus tidur dengannya untuk menenangkannya.

Prise sebagai satu-satunya yang selamat dalam kecelakaan itu, dan memegang kunci dari penyebab sebenarnya, tidak mau bicara, membuat polisi mengambil keputusan untuk menjatuhkan pidana pada supir truk.

Kasus itu akan dibawa ke pengadilan karena keluarga dari supir truk, tidak terima dengan tuduhan itu.

Saat ini Prise masih berada dirumah sakit bersama dengan Billy. Sementara itu beberapa polisi berjaga diluar untuk meminimalisir kemungkinan keluarga dari supir truk yang tidak terima dengan keputusan itu, datang dan membuat kekacauan.

Saat Prise tengah tertidur, Billy menggunakan kesempatan itu untuk memeriksa flashdisk yang masih ia simpan.

Dalam rekaman cctv itu terlihat semuanya berjalan dengan normal, tidak ada yang menyalip atau mengambil jalur lain. Disana bahkan terlihat truk itu melaju dengan kecepatan pada umumnya, taksi itu juga tidak terlihat mengalami masalah, sampai sebuah mobil Ferrari tiba-tiba muncul dari belakang truk dan mengambil jalur yang salah dan berhadapan dengan taksi. Sehingga taksi itu terlihat membanting stir kekanan tepat didepan truk.

Billy mengepalkan tangannya, ia sangat marah dengan kebenaran yang disembunyikan ini.

Setelah kecelakaan itu, disana terlihat seseorang keluar dari mobil Ferrari yang sudah berhenti, pengemudinya tidak terlihat dengan jelas di rekaman cctv, setelah melihat apa yang dilakukannya, ia pun pergi.

Billy teringat akan mobil yang mengebut pada malam itu.

"Ternyata pengemudi mobil itu adalah pelakunya, aku harus mengatakan ini pada ibu dan ayah" Billy bergegas merapikan semuanya dan ingin mengatakan semua yang ia ketahui pada orang tua dan juga kepolisian.

Namun langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan seorang polisi yang berjaga bersama rekannya.

"Aku tidak bisa melakukan ini, ini terlalu berat, seseorang tidak bersalah akan dihukum, apa kita selemah ini"

"Jangan berpikir untuk mengatakan kebenarannya, komisaris bisa melakukan apapun, ingat.. kau masih memiliki anak dan istri"

Setelah mendengar itu Billy tidak melanjutkan langkahnya, ia berpikir keras pada apa yang akan terjadi bila ia ungkapkan semua. Orang tuanya bisa saja dalam bahaya.

"Maaf Prise..."gumamnya.
.
.
.
.
Pagi hari saat Billy terbangun, ia mendengar keributan didepan pintu, sementara Prise sudah terbangun dan hanya terdiam.

"Ada apa ini, kenapa ribut sekali?" Billy ingin keluar namun ia terhalang polisi.

Tampaknya seorang anak ingin menerobos masuk dan bertemu dengan Prise.

"Billy masuk nak... Cepat" orang tua Billy yang baru saja tiba langsung meminta Billy untuk kembali ke dalam.

Mereka menutup pintu rapat-rapat.

"Bu, ada apa disana?" Tanya Billy.

"Anak dari supir truk itu, tidak terima ayahnya menjadi tersangka, ia ingin Prise bicara. Tapi..." Ibu Billy melihat Prise yang sama sekali tak bergeming seolah jiwanya masih tertinggal di dalam insiden itu.

"Bu.. aku..." Billy ingin sekali jujur tapi ia takut hal buruk menimpa orang tuanya.

"Ada apa Billy?" Billy hanya menggeleng.

"KELUARR!!! BICARALAH!!! KATAKAN AYAHKU TIDAK BERSALAH!!! BUKANKAH KAU KEHILANGAN AYAHMU?!!! APAKAH KAU JUGA INGIN AKU KEHILANGAN AYAHKU!!!! KELUARR!!!" Anak itu terus berteriak hingga suaranya serak, ia berusaha membela ayahnya yang tidak bersalah, namun tidak ada yang mau mendengarnya.

Hingga ibunya datang dan memeluknya.

Prise yang mendengar itu mulai meneteskan air matanya, teringat akan kondisi hancur ayah dan ibunya.

•••••

Vote dan Comment, dorongan utama berlanjutnya sebuah cerita...

See you 😘

Ambisi & SesalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang