Hujan reda ketika malam hari, keluarga Prise memutuskan untuk pulang.
"Kenapa kalian tidak menginap disini?" Tanya Billy, saat mereka tengah berada di ambang pintu.
"Kami tidak ingin merepotkan, dan lagi besok pagi-pagi sekali kami ada pekerjaan" jawab ibu Prise.
"Setidaknya biarkan suamiku mengantar kalian" tawar ibu Billy.
"Tidak perlu, kami sudah memesan taksi" bersamaan dengan itu sebuah taksi berhenti di depan rumah Billy.
"Sampai besok phi Billy..." Ucap Prise yang terlihat mengantuk di gendongan punggung ayahnya.
"Hn... Ingat selesaikan tugasmu, aku akan memeriksanya besok"
"Haa~ tidak mau... Aku tidak mau bertemu phi Billy lagi, cepat pulang ayah..."
"Haha... Maaf ya Billy, beginilah kalau dia sudah mengantuk"
Mereka akhirnya masuk kedalam taksi dan kembali pulang.
"Maaf tuan... Sepertinya tuan Prise meninggalkan ini" ucap seorang pelayan yang menyodorkan sebuah ponsel.
"Haah... Anak itu... Bu?"
"Hum... Susullah mereka, Prise memang suka melupakan barang-barangnya" ibu Billy memberikan izin, untuk menyusul Prise.
Billy kemudian meminta supir untuk mengantarnya.
'Firasatku tidak enak' batin Billy.
.
.
.
.
.
Saat dalam perjalanan menyusul Prise, tiba-tiba saja sebuah mobil mengebut dari arah depan dan melewatinya, Billy yang melihatnya merasa heran."Ada apa dengan pengemudi itu, apa yang dia kejar hingga mengebut" Billy bertanya-tanya.
"Tuan... Didepan sana, bukankah itu..." Billy yang mendengar supirnya berucap dengan ragu, pun mengalihkan perhatiannya kedepan.
Nafasnya seakan terhenti, Billy tidak bisa berpikir jernih, ia langsung berlari keluar.
Didepan sana taksi yang sebelumnya ditumpangi Prise dan orang tuanya, tertabrak sebuah truk. Bagian depan taksi itu remuk karena tertimpa roda dari truk. Setengah bagian taksi berada dibawah truk besar.
Supir truk itu pingsan ditempat, supir Billy membantunya untuk keluar dari truk, dan mengamankannya.
Billy berusaha membuka pintu taksi bagian penumpang, akan tetapi ia kesulitan. Jalanan sangat sepi tidak ada bala bantuan dari sekitar. Hanya supir Billy yang dapat membantu.
"Prise!!!" Billy berusaha memanggil-manggil Prise, namun tidak ada jawaban.
Sementara di kursi depan, supir taksi dan ayah Prise sudah tidak bisa tertolong, tubuh mereka telah hancur.
Akhirnya pintu itu terbuka, Billy melihat pemandangan yang sangat memilukan.
Ibu Prise berusaha melindungi anaknya, ia memeluk Prise meski punggungnya harus hancur. Sementara Prise menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi, ia melihat kedua orang tuanya hancur didepan matanya.Smartwatch dipergelangan tangannya terus mengeluarkan suara yang cukup berisik.
"Ibu... Bu..." Ucap Prise terbata-bata, ibunya hanya tersenyum menahan sakit.
"Bibi..." Billy tidak bisa berkata-kata, ia ingin mengeluarkan mereka.
"Bi-lly- ba-wa- haa... Prise - se-la-mat-kan..." Dengan kekuatan terakhirnya ibu Prise meminta Billy untuk menyelamatkan anaknya lebih dulu.
Billy dibantu supirnya, berusaha mengeluarkan Prise lebih dulu.
"I-bu...bu-" Prise menatap ibunya yang masih didalam sana, tangannya terulur dengan lemah.
"Tuan, tetap disini" setelah memastikan Billy dan Prise berada ditempat yang aman,supir Billy kembali untuk mengeluarkan ibu Prise, namun tiba-tiba saja sebuah ledakan terjadi.
Billy memeluk Prise agar terhindar dari puing-puing yang terpental, hingga punggungnya terluka.
Sementara supir Billy yang terkena dampak ledakan langsung meninggal ditempat.
Suara ledakan yang cukup besar, menarik perhatian beberapa orang dikejauhan, polisi dan ambulans berdatangan setelah menerima laporan dari warga.
.
.
.
.
.
"Sayang ponselnya berdering, angkatlah..." Ucap ayah Billy yang tampak sibuk dengan beberapa berkas perusahaan."Hemm.. sayang, ini sudah larut, beristirahatlah..."ucapnya menasihati suaminya
"Oh.. ini Billy, ya.. hallo nak, ada apa?" Sambungnya mengangkat telepon dari anaknya.Seakan tersambar petir, ibu Billy diam mematung saat mendengar kabar pilu dari anaknya.
Tubuhnya merosot lemas."Sayang! Ada apa? Kau kenapa?" Tanya ayah Billy.
"Pr-prise..."
•••••
Vote dan Comment, dorongan utama berlanjutnya sebuah cerita...
See you 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambisi & Sesal
Fiksi Penggemarkecelakaan yang merenggut segalanya, menghancurkan dua keluarga, menyelimuti seseorang dengan rasa bersalah, dan menumbuhkan tekad yang kuat untuk mengungkap segalanya...